Elang Kawah vs. Cheetah Putih

306 63 5
                                    

"Eh, mau kemana lu, Ji?" Farhan -yang sedang duduk berdua bersama Shella di ruang utama melihat heran penampilan Fajri pada malam hari ini.

"Kepo lu, bang." Jawab Fajri dengan nada bercanda sembari merapatkan jaketnya.

"Lu mau turun ke jalan?" Farhan menyelidiki penampilan Fajri dari ujung rambut sampe ujung kaki.

"Yoi." Fajri mengikat erat tali sepatunya.

"Lu serius, Ji?!" Shella membelalakkan matanya kaget. "Lu udah lama kagak ikut balap loh."

"Ya serius lah, kak. Liat Aji udah siap gini." Fajri berdiri tegap menunjukkan pernampilannya.

"Lawan siapa lu malem ini?" Farhan menatap penasaran Fajri.

"Cheetah Putih, bang." Jawab Fajri santai.

"Hah?! Seriusan? Kok bisa lu ketemu dia?" Farhan sudah sangat mengetahui dunia balap liar, hampir semua pembalap yang sering memenangi balap liar dia tau. Namun, seorang pembalap dengan nama jalan Si Cheetah Putih itu cukup sulit diungkap identitas pribadinya.

"Dia temen satu sekolah gue, bang." Jawab Fajri pelan.

"Siapa?!" Serentak, Shella dan Farhan menatap kaget Fajri.

"Santai aja kali. Kok pada kaget gitu." Fajri terkekeh kecil.

"Ya, kaget lah. Lu kok tiba-tiba bisa tau identitas dia. Dua tahun sejak dia terjun ke balap liar, kagak ada yang bisa ungkap identitasnya." Farhan masih tak percaya.

"Gue juga kagak sengaja denger obrolan dia sama temennya." Ucap Fajri pelan. "Kalau lu penasaran, lu dateng aja ke lokasi sama Kak Shella, bang." Fajri tersenyum lebar.

"Gimana? Mau?" Farhan menoleh ke arah Shella dan bertanya lembut.

"Nanti deh, kita nyusul ya, Ji." Shella tersenyum ke arah Fajri. Fajri membalas senyum Shella, dia sangat bersyukur memiliki seorang kakak perempuan yang selalu mendukung pilihannya. Shella selalu bisa menjadi sosok Ibu bagi Fajri dan papah.

"Kamu ngapain ikut kyk gitu sih?!" Papah membentak Fajri yang tertunduk lemah. Malam itu, papah memergoki Fajri yang sedang melakukan celebration atas kemenangannya.

"Pah." Shella menghampiri papah dan Fajri dengan wajah khawatir. "Udah jangan marahin Aji lagi. Selama dia bisa jaga diri dan gak terlibat hal yang aneh-aneh, biarin aja." Shella mengelus punggung papah, berusaha menenangkannya.

"Tapi balap liar itu bukan lingkungan yang baik buat kamu." Papah masih menatap tajam Fajri.

"Pah, Shella yakin Aji gak akan dengan mudah terjerumus ke dalam hal yang buruk. Itu cuma hobi dia yang suka motor." Shella menatap khawatir Fajri yang hanya bisa terdiam. "Kalau Aji sampe ikut pertemanan yang aneh-aneh, Shella yang bakal tanggung jawab." Refleks, papah dan Fajri menoleh ke arah Shella.

"Tenang, Ji. Gue yakin lu bisa ngalahin dia kok." Farhan berdiri menghampiri Fajri. "Gue pernah liat dia di jalanan. Skill lu jauh di atas dia." Farhan tersenyum bangga sembari menepuk pundak Fajri.

"Duh, bang. Jangan bikin gue jadi overconfidence dong." Fajri tertawa malu.

"Eh, gue serius. Nama dia baru naik dua tahun belakangan ini, lu udah dapet julukan Raja Jalanan dari empat tahun lalu." Farhan merangkul pundak Fajri.

"Iya, bang." Fajri mendesah pelan. "Doain gue aja ya." Fajri menepuk pundak Farhan.

"By the way, taruhan berapa lu?" Bisik Farhan.

"Kagak, bang. Kita have fun aja." Fajri tersenyum tipis.

"Wah, gue curiga. Kagak mungkin lu cuma mau have fun, apalagi lawan lu Si Cheetah Putih. Ada apa nih?" Farhan melirik curiga ke arah Fajri.

Secret Admirer || UN1TY × StarBe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang