Graduation Day

424 60 18
                                    

"Happy graduation, guys!"

Seorang laki-laki berseragam putih biru berteriak di tengah lapang sembari menarik sebuah smoke bomb -petasan asap warna warni. Siswa/i di sekitar laki-laki tersebut bersorak ria. Ada yang ikut menarik smoke bomb. Ada yang melompat kegirangan bersama teman dekatnya. Ada yang menikmati kebahagiaan tersebut dari sisi lapang dengan beberapa camilan. Ada pula yang sibuk mengabadikan moment tersebut dengan mengambil beberapa gambar. Namun, tak sedikit dari mereka yang bersedih dengan perpisahan ini.

"Hey." Fajri menepuk pundak Kezia dari belakang.

"Eh, Ji." Refleks, Kezia menoleh ke arah belakang.

"Ngapain lu di sini?" Fajri duduk di samping Kezia, tepatnya di bawah pohon rindang yang berada di sisi lapang.

"Gak apa-apa, Ji." Kezia menatap kosong ke depan -ke arah temannya yang sedang bersenang-senang di tengah lapang.

"Cerita aja kali." Fajri menyodorkan sebuah botol minum kepada Kezia. Sekilas, Kezia melirik ke arah botol tersebut.

"Thanks ya." Kezia tersenyum tipis ke arah Fajri dan langsung menerima botol minum tersebut.

"Ada yang lagi lu pikirin?" Fajri membuka tutup botol minum miliknya dan langsung meneguk air di dalamnya.

"Gue cuma lagi mikir kalau setelah kelulusan SMP, kita bakal pisah SMA." Kezia mendesah pelan. Fajri melirik ke arah Kezia dengan mulut yang masih berisi air. Perlahan, Fajri menelan air dalam mulutnya.

"Emang kenapa kalau kita pisah sekolah?" Fajri sedikit menghadapkan tubuhnya ke arah Kezia.

"Gue takut kagak punya temen nanti." Ucap Kezia pelan.

"Hey." Refleks, Kezia menoleh ke arah Fajri. "Lu tuh baik dan pinter, masa kagak ada yang mau sama lu sih. Kagak mungkin..." Fajri berhenti sejenak. "...terlebih lagi lu cantik, pasti banyak cowok yang deketin lu nanti." Fajri menatap dalam Kezia sembari memaksakan senyumnya.

"Apaan sih lu, Ji." Kezia tertawa kecil sembari menggeleng pelan.

"Gue serius, Zi. Pasti ada kok yang mau temenan sama lu." Nada Fajri meyakinkan. Kezia kembali menatap datar ke arah kumpulan orang yang sedang bersenang-senang dengan smoke bomb.

"Siapapun yang bakal jadi temen gue nanti, lu tetep jadi temen terbaik gue, Ji." Kezia tersenyum tipis, tanpa menoleh ke arah Fajri sedikitpun.

"Lu juga, Zi." Fajri menatap dalam Kezia sembari tersenyum manis.

Ya, satu hal yang Fajri percayai bahwa sampai kapapun Kezia hanya menganggapnya sebagai teman terbaik, tidak lebih. Namun, melihat Kezia tersenyum dari jarak sedekat ini cukup membuat Fajri bahagia.

"Ji." Panggil Kezia pelan.

"Iya?" Jawab Fajri cepat.

"Gue kangen Fiki." Perlahan, Fajri menunduk setelah mendengar pernyataan dari Kezia.

"Gue juga." Ucap Fajri pelan.

"Dia apa kabar ya?" Pandangan Kezia menerawang jauh. Fajri menghela nafas panjang.

"Zi." Panggil Fajri dengan semangat. Refleks, Kezia menoleh ke arah Fajri. "Udahan aja deh sedihnya. Kita lagi ngerayain kelulusan loh, no mellow!" Senyum Fajri merekah. Kezia ikut tersenyum tipis.

"Lu bakal lanjut SMA di mana?" Tanya Kezia pelan.

"Gue..." Tanpa aba-aba, pikiran Fajri langsung tertuju pada ajakan papah untuk melanjutkan sekolah ke Jerman. "Lu mau kemana?" Tanya Fajri cepat, berusaha untuk membalikkan pertanyaan.

Secret Admirer || UN1TY × StarBe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang