22. Tentang ARKAN

21 0 0
                                    

Kita semua penuh dengan kejutan, dalam hidup kita.

Arkan Agara Raja, anak laki-laki itu membaca surat yang diberikan oleh sang ibu. Siapa yang akan menyangka kalau hal ini akan terjadi? padahal sebelumnya papah dan ibunya baik-baik saja. Sarapan bersama, makan malam bersama, dan saling berbagi tawa di waktu luang saat keluarganya berkumpul.

Surat Perceraian.

Arkan menatap kearah ibunya yang menunduk dan papanya yang memasang wajah menyesal. Sebenarnya apa yang terjadi? itulah yang Arkan pikirkan dari tadi. Kedua orang tuanya diam saja, Arkan semakin tidak mengerti.

"Kalian lagi bercanda?." Tanya Arkan sambil memasang wajah cengengesan padahal dia tau itu tidak lucu karena ibu dan papanya masih diam tidak memasang wajah mencurigakan.

"Arkan, kemasi barang-barangmu dan ikut dengan ibu." Kata ibunya. Hanya itu, Arkan membuang nafasnya pelan.

'Ah, ini nyata.' katanya dalam hati.

"Arkan akan tinggal disini." Ucap papanya, Arkan cengengesan menatap kedua orang tuanya.

"Lupakan itu, jelaskan apa yang terjadi." Kata Arkan sambil mengubah wajahnya menjadi serius dan meremas suratnya. "Ada yang lebih penting daripada mendengar perdebatan aku tinggal harus tinggal dengan siapa." Arkan bersungguh-sungguh, menemani Nathan lebih penting dibandingkan harus mendengar dirinya harus memilih salah satu diantara ibu dan papanya.

"Ibumu salah paham." Kata papanya.

"Lalu?." Ucap Arkan.

"Aku memiliki bukti." Jawab ibunya.

"Siapa perempuan itu, Pa?." Tanya Arkan pada papanya.

"Ibu dari teman dekatmu." Jawab ibunya, Arkan mematung. Teman terdekat? siapa? dia hanya memiliki satu teman dekat saat ini.

"Ibu pasti bercanda, aku ingin dengar semuanya dari Papa." Kata Arkan sambil menatap papanya yang kemudian menundukkan kepalanya.

Papanya masih diam, tidak berbicara dan masih tetap menundukkan kepalanya.

"Apanya yang salah paham?, aku akan mendengarkannya jadi jangan diam. Diam berarti benar kalau papa itu selingkuh dibelakang ibu." Jawab Arkan sambil melemparkan suratnya ketempat sampah.

"Anakmu benar, jelaskan menurut sudut pandangmu. Setelah itu aku akan memberikan semua bukti dari perselingkuhanmu dengan istrinya Daus." Ucap ibu Arkan. Daus? itu nama ayah dari Nathan.

"Arkan dengarkan papa, ini semua salah paham." Jawab Agara.

"Gue denger dari tadi anjir, ini salah paham kenapa tolong jelasin ya tuhan..." Arkan mulai kesal dirinya mengusap wajahnya dengan kasar karena sudah tidak ingin terjebak dengan perdebatan ini.

Jika memang benar jika papanya berselingkuh dengan ibunya Nathan, apa yang akan dia lakukan jika bertemu dengan Nathan nanti? haruskah dia tetap santai dan berada disampingnya untuk mendukung temannya karena baru saja kehilangan sang ibu atau harus menjauhinya dengan alasan ibunya adalah selingkuhan Agara, papanya.

"Papa akan jelaskan semuanya. Arkan, sepertinya kamu belum tahu betul tentang Nathan tapi papa sudah tau tentang keluarganya sejak temanmu masih kecil. Ibunya adalah perempuan yang hebat, dia sudah menanggung beban semuanya sendirian hingga akhirnya harus bercerai dan meninggalkan Nathan dengan Daus. Daus memiliki ambisi kuat mengenai perkerjaanya sedangkan Nathan merasa terpukul dengan perceraian keluarganya dia langsung membatasi dan membangun tembok tinggi kepada siapapun termasuk Daus dan Alsya. Alsya selalu sendirian dan merasa kesepian dan papa adalah sahabat yang selalu menemaninya hingga akhirnya Alsya menaruh hati dengan papa. Tentu saja papa menolak Alsya karena papa memiliki ibumu dan tidak mungkin papa bersama dengan Alsya yang jelas-jelas dia adalah ibu dari teman dekatmu, jujur saja apa tidak ingin mengecewakanmu." Arkan mendengarkan cerita papanya dengan serius, tidak menyela dan juga mencerna semua kedalam pikirannya. Alsya, perempuan itu menaruh hati dengan Agara.

Arkan & KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang