Hal yang paling membuat ku kesulitan adalah saat kamu mengatakan bahwa aku itu apa sebenar nya untuk mu.
"Kenapa kamu jadi cuek?" Tanya Dilan.
"Kamu juga jalan dengan Arkan, padahal kamu punya aku disini" Tegas Dilan selali lagi.Karin membuang nafas nya kasar, masih menatap kearah lain. Air matanya masih mengalir deras.
"Jawab Rin Jawab!" Dilan melihat Karin dengan kesal, namun masih menahan amarah nya.
"Lo suka sama Arkan?, jawab cepet!."
Karin berdiri membelakangi Dilan yang masih melihat nya.
"Kalo kamu tau aku milik kamu, lalu kenapa kamu terlihat bahagia dengan cewe lain padahal aku memperhatikan kamu dari dekat?."
Dilan diam. Mencoba mengerti siapa 'cewe lain' yang Karin maksud.
"Amanda?." Tanya Dilan.
"Keren, padahal aku aja gak tau nama cewe nya siapa, dengan mulus nya kamu menyebut nama Dia" Karin berjalan meninggalkan Dilan, namun langkah nya terhenti saat di depan nya sudah ada Nathan.
Karin langsung memeluk Nathan. Pelukan rasa takut yang sedang dia rasakan.
"Tinggalin aja." Kata Nathan.
"Kalau aku gak memiliki sebuah rasa, mungkin aku sudah meninggalkan nya tanpa di bilang berkali-kali."
"Jangan nangis lagi." Karin mengangguk paham, mencoba mengerti apa yang seharus nya dia lakukan.
Nathan menghapus air mata Karin, walaupun Karin sedikit kaget dengan perlakuan Abang nya.
"Gak bawa motor kan?, Ayo pulang" ajak Nathan pada Karin.
"Gak bawa." Nathan mengangguk, menggenggam lengan Karin dan mengisi kekosongan dijemarinya. Menggenggam erat dengan penuh rasa.
Setelah sampai di Area Parkir ada satu yang Karin lupa. Bahwa tas kecil nya tertinggal di dalam mobil Arkan. Namun Karin tahu, Arkan pasti akan mengembalikannya nanti.
"Oh ya, kamu mau temenin Nathan ga nanti?".
"Kemana?." Karin melihat Nathan dengan Antushias. Wajah tampan seperti boyband korea.
"Temen bokap aku anak nya mau tunangan. Dijakarta, dan kebetulan Artha masih anak Baru disekolah kita." Jawab Nathan sesekali melihat ke arah Karin. Lalu tersenyum dengan tampan.
"Ganteng." Itulah yang saat ini Karin katakan. Pasal nya! Karin sedang terkagum dengan wajah tampan Nathan.
"Makasih cantik." Nathan tersenyum malu. Dan Karin pun menyadari bahwa dia telah berkata yang tidak seharus nya di ungkapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkan & Karin
Teen FictionNamanya Valeana Karin. Anak pindahan dari jakarta. Sekolah dibandung membuatnya stress. Dengan berawal dari berpisahnya dengan Dilan berbulan - bulan,Melihat senior nya berantem dihari pertama sekolah,memiliki teman laki laki yang solid,memiliki tem...