8. Pertemuan Tak Terduga.

1K 58 0
                                        

Cukup kali ini saja
Semua nya terjadi.


Dilan melihat kearah yang memanggil nya. Sedikit kaget nya namun Banyak terkejut nya. Dilan menatap nya tajam dan di susul oleh kekehan kecil oleh cowo itu.

Pertemuan tak terduga.

Karin melihat Dilan bingung dan menatap teman Dilan lebih bingung. Ada apa sebenar nya? Kenapa sama mereka?.

"Santai aja ngeliatin nya"

"Gausah so asik"

Jawab Dilan ketus.

"Ow ow ow, Dilan Wijaya Artha... masih hidup aja?"

Dilan menatap cowo itu tajam dengan tatapan membunuh.

"Lo siapa?"

Tanya Karin pada cowo ber-rahang tegas itu.

"Fale Artha,lebih tepat nya.."
"Karin ayo kita pulang. Tidak usah dengar kan dia"

Karin menatap Fale tajam tidak seperti biasanya.
"Ok"

Tangan Dilan menggenggam tangan Karin kuat namun karna sudah terbiasa jadi dia tidak merasa kesakitan. Dilan dan Karin berjalan menuju pintu dan keluar dari Kedai.

"Hati - hati ya karin. Awas cuma jadi mainan dia saja Ha ha ha" Fale tersenyum tipis. Menatap ke-arah Karin dengan intens. Dan menatap Dilan penuh kebencian.

"Hanya bermain main malah jadi nyaman sendiri. Gak sia sia gua nyuruh Karin jadi bahan taruhan lo. Dilan.. Dilan..tolol".

Fale menatap meja itu dan duduk dengan tenang.

"Permisi kak ini ice cream nya"

Pelayan kedai menatap Fale heran.

"Si kakak nya kemana ya?"

"Udah pergi ice cream nya buat gua aja"

"Oh oke mas jadi semuanya 1,5 mas"

Fale terbangun kaget dari tempat duduk nya. Sialan Kalian!. Itu yang sedang Fale fikirkan.

"Nih"

Fale melempar uang nya tepat dimuka si pelayan dan pergi meninggalkan kedai itu.

"Inalillahi semoga kakak itu diberkahi surga".
"Kaga lagi lagi gua layanin preman bandung"

Pelayan pun bergidig ngeri dan kembali mengerjakan pekerjaan nya lagi.

*

  Dilan membawa motor dengan kecepatan tinggi. Emosi nya tidak tertahan. Benar benar marah. Karin hanya memeluknya erat dan memejam kan matanya kuat-kuat. Dia takut dengan kecepatan.

"Dilan aku mau muntah!!!"

Karin berhasil menyadarkan Dilan. Dia berhenti dipinggir jalan. Dilan marah dengan diri nya sendiri. Tidak seharus nya dia melibatkan Karin dengan kemarahanya.

Karin turun dengan cepat dan badan yang sedikit lemas.

Huuueekkk!

Arkan & KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang