11. Arkan

1K 41 1
                                    

Setiap hari Arkan selalu merasa gelisah semenjak bertemu dengan murid baru itu. Sebuah perkiraan yang ternyata salah kini menjadi benar. Ternyata Karin, anak baru yang Arkan perhatikan lebih dekat dengan Nathan.

Melalu informasi dari teman-teman nya Karin sudah memiliki pacar bernama Dilan, tapi Arkan tahu bahwa setelah ada Dilan pasti ada Nathan.

Arkan lebih sering mampir kekelas Karin dengan alasan hal yang tidak penting, seperti meminjam pulpen padahal dikelas nya banyak sekali tukang maling pulpen, minjem spidol padahal kelas nya banyak spidol yang sudah terisi oleh tinta tebal bahkan masih tersegel rapih oleh plastiknya.

"Mau ngapain lagi kamu Arkan?, Kemarin pulpen dan spidol sekarang apa?" Tanya Pak Udin sama Arkan yang berada di depan pintu.

"Astagfirullah Bapak! Jangan nethink mulu kenapa si? Udah tua tambah keriput tahu rasa loh" Kata Arkan sambil masuk kedalam kelas Karin untuk bersalaman dengan pak Udin.

"Kurang ajar kamu, wah kamu ini lagi modus ya? Mau lihat siapa sih?" Pak Udin melepaskan salaman Arkan.

"Inisial K sih pak, tapi sekalian mau minta buku kosong ada gak ya disini" Kata Arkan sambil memperhatikan seluruh anak kelas 11 sambil memasang muka bego nya.

"Ada yang punya buku kosong?, walaupun sisa 1 lembar gapapa deh buat tugas bahasa indonesia, bikin puisi cinta" Arkan melirik ke-arah Karin, berharap semoga saja hanya cewe itulah yang memiliki buku kosong yang ia cari.

Banyak yang mengeluh karna tidak memiliki buku lain lagi, banyak yang menyesal karna tidak membawa buku kosong, ada yang rela menyobek buku tulis nya hanya untuk Arkan tapi tidak berani memberinya.

"Gak ada?, yaudah makasih" Arkan berjalan pelan-pelan ke arah pintu, siapa tau saja Karin memanggil nya namun teryata sia-sia.

"Arkan, Karin bawa nih. Tapi gak berani ngasih" Kata salah satu cowo yang duduk disebelah Karin, kalau tidak salah namanya Indra. Arkan berhenti melangkah lalu tersenyum puas, dia membalikan badan nya lalu berjalan ke arah Karin.

"Mana buku nya?" Tanya Arkan.

"Indra bohong tuh" Jawab Karin tanpa melihat Arkan sama sekali.

"Eh, kalian ini lama sekali" Pak Udin memarahi Arkan dan Karin karna lama memberi bukunya pada Arkan.

"Halah, kasih aja kenapa sih?" Indra mengambil buku yang berada di lengan Karin lalu memberikan nya pada Arkan. Karin menyinyiri pasalnya buku itu bukan buku yang Arkan ingin kan, melainkan buku coretan yang biasa ia gunakan selagi tidak ada kerjaan, dan malas mencatat.

"Gua tunggu dikantin!" Arkan mengacak-acak rambut Karin asal, lalu keluar dari dalam kelas setelah bersalaman kepada pak Udin dan mengucapkan terimakasih pada anak kelas nya karna sudah mengganggu jam pelajaranya.

***

Arkan senyum-senyum sendiri ketika berada dikantin. Teman-teman nya hanya memperhatikan Arkan heran, Arkan memperhatikan tangan kanan nya.


"Kan?" Kata Dinar sambil menepuk punggung Arkan, Arkan mengerjap seketika lalu memasang tampang cool nya seperti biasa.

"Ngagetin aja lo" Arkan mengambil handphone nya dari saku baju. Di tekan nya power handpone hingga terlihat sebuah notification dari Amanda.

Arkan menekan power nya kembali lalu memasukan nya kedalam kantong celana.

Arkan menekan power nya kembali lalu memasukan nya kedalam kantong celana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arkan & KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang