15. Bangkitnya Rexound

812 31 0
                                    

Yang dulu biarlah berlalu. Yang penting pertemanan kita tidak ancur lebur.

-Demian Antara

*

Cipto, Bastian, Hiro, Demian saling bertatapan satu sama lain. Demian merasa bersalah karena membuat Indra kesal dan akhirnya memilih meninggalkan Rexound untuk mantannya kala itu.

"Seharusnya lo dukung dia, bukan bikin dia down. Lo beneran temen dia kan Dem?."

Lagi-lagi itu yang selalu Demian dengar. Kalau tidak Hiro yang ngomong pasti Cipto. Sedangkan Bastian hanya mendengarkan lalu mengikut ke Demian.

Apa yang Demian lakukan waktu itu tidak sepenuhnya salah. Bastian tahu, mungkin perkataan Demian semata-mata ingin membuat Indra sadar bahwa tidak seharusnya dia bertahan dengan cewek seperti Amanda.

Kesalah pahaman yang selalu terjadi.

"Gue mana ada sih mau bikin dia down?, apa salah gue mau bikin dia sadar? Didunia gak semuanya tentang cinta lur! Pertemanan sampai dilupakan."

Demian menyalakan sebatang rokok miliknya. Menghisap lalu menghembuskan asap dengan kasar. Dia hampir depresi karna sebuah kata 'Teman' yang meninggalkannya.

Selalu Demian yang disalahkan. Lalu mereka? Ngapain saja sih? Ingin menjatuhkan persahabatan atau apa?.

"Lo juga harus sadar, bahwa dunia gak semuanya tentang sahabat itu ada. Tergantung prioritas masing-masing. Waktu lo sama Maudy sama aja kan?. Lo lupa Rexound setelah dia ninggalin lo. Lo baru sadar kalau lo butuh kita!."

Demian membuang puntung rokoknya kesembarang tempat. Berdiri menarik baju Cipto hingga mata mereka berdua saling bertatapan.

"Lo gak seharusnya bawa-bawa Maudy kemasalah ini. Gak ada hubungannya sama sekali lur! Maudy gak ninggalin gue. Lo gak tau masalahnya lur."

"Oh ya?. Lalu kemana perginya si Maudy anak SMA Bangsa?, lo itu ditinggalin coy! Sadar Dem. Dia udah bahagia sama yang lain dan lo dibuang gitu aja!."

Demian menarik sudut bibirnya. Dia tersenyum sinis kearah Cipto. Apa yang dikatakan Cipto sama sekali tidak ada benarnya. Demian memukul rahang Cipto dengan kencang. Tersenyum lagi ketika melihat Cipto yang sudah terjatuh.

"Sebelum lo kenal gue. Apa lo tau kalau gue sama Maudy itu seperti apa?. Apa lo tau kalau Maudy punya penyakit Kanker?. Dan Apa lo tau bagaimana cara Maudy menghindari gue karna dia gak mau gue cemas?. Tentu lo gak tahu Cip! Lo orang baru di Rexound. Lo tau gue selalu milih Maudy dibanding Rexound. Apa lo semua tau kenapa gue lakuin itu?. Apa lo tau kalau gue ngelakuin itu karna gue selalu anter Maudy terapi. Nungguin dia sadar dari koma, dan nganterin dia ketempat yang lebih tenang?. Lo semua gak tau. Gue ngerti waktu gue sama kalian sedikit. Sifat gue berubah karna gue merasa gila ditinggal pergi Maudy. Gue bukan lagi Demian yang suka bercanda dan sekarang? DEMIAN YANG DULU UDAH GAK ADA LUR! lo pada gak tau betapa terpukulnya gue setelah balik dari Amsterdam. Lo semua diemin gue dan anggep gue gada. Dan akhirnya? Lo semua juga butuh gue. Lalu apa yang lo tau kalau Maudy ninggalin gue karna cowo lain hah?" Demian memukul pipi Cipto. Cipto hanya mati kutu setelah mendengar omongan Demian. Cipto terima dipukuli oleh Demian sampai mati karna Cipto memang salah.

Bastian menahan lengan Demian dan menepisnya kasar. Menatap Demian tajam dan dibalas oleh tatapan yang mematikan dari Demian.

Hiro membantu Cipto berdiri dan mengusap punggung nya pelan.

"Kalau lo selalu main fisik Dem, lo bukan hanya kehilangan Maudy. Tapi Cipto juga. Pukulan lo itu gada tandingannya dibanding kita. Lo boleh meluapkan semuanya, tapi apa lo gak sadar dengan emosi masalah gak akan pernah beres.

Oke lah, kalian mau apa sekarang?. Sudah satu tahun diam-diaman dengan Indra dan saling buang muka. Lo juga Cipto, Hiro. Kalau mau Rexound kaya dulu ya lo juga bantu Demian. Lo juga kesannya bikin Down. Inget, omongan Demian itu menjebak dan menyakitkan. Pukulan yang sakitnya minta ampun bisa aja bikin kalian gak akan sama kita lagi. Lo juga salah bilang gitu Cip. Kalau mau Indra balik lagi ya kita diskusiin jangan pake Emosi."

Bastian menepuk bahu Demian dan Cipto lalu meninggalkan mereka bertiga. Bastian merasa deg-degan setelah sekian lama memendamkan emosinya kepada 3 sahabatnya itu. Lumayan, sedikit kata-kata yang diambil dari google dia pakai.

Setelah Bastian meninggalkan mereka bertiga, keadaannya menjadi canggung. Terutama Cipto. Dia masih keingat tentang Maudy.

"Gue bakal bujuk Indra biar bisa kembali lagi sama kita." Hiro membuka mulut walaupun sedikit canggung keadaannya.

"Gue minta maaf Dem, gue yang tolol. Selalu menyalahkan lo. Padahal gue gak tau apa-apa. Lo gak cerita sama anak Rexound." Demian mendadak buang muka. Tidak suka melihat temannya merendahkan diri sendiri didepannya.

"Kita, bukan lo doang Hir." Mereka bertiga cengengesan sendiri. Kebanyakan gengsi selama ini.

"Si Bastian mana dah? Abis ceramah malah ngilang" Cipto melirik kekiri dan kekanan bahkan memutarkan tubuhnya agar bisa mencari keberadaan Bastian namun nihil. Bastian tidak terlihat sama sekali.

Mereka hening seketika, lalu tertawa kembali melihat tingkah bodoh pertemanannya selama ini.

"Bener-bener si Bastian!" Demian menyalakan rokok barunya. Demian melihat kearah lengannya. Sedikit luka merah bekas memukul wajah Cipto. Sekarang juga sudah pukul 4 Sore. Demian berdiri dan mengambil handphone yang terletak diatas meja. Mengeluarkan kunci motor nya dari dalam kantong celana.

"Udah jam 4 sore. Cabut dulu, dicari nyokap. Tau sendiri kalau udah rese kaya gimana" Setelah dapet persetujuan dari Cipto dan Hiro, Demian pun langsung pergi meninggalkan tempat duduk nya sekaligus kedua temannya.

"Gila, si Demian kalau marah kaya Harimau! Buas banget. Lo yakin masih mau berteman sama dia Cip?" Hiro mulai membuka topik. Cipto mengangkat alis sebelah kirinya.

"Yah, gue sih gak mau munafik. Dari dulu gue gak suka sama sifat nya Demian. Dia juga kaga bertanggung jawab. Teman macam apa dia itu?." Hiro mengambil Botol Minumnya. Meneguk dan menutup kembali dengan kasar.

"Lalu, lo sendiri teman macam apa?, udahlah Hir. Sekarang lagi keruh keadaanya, kita juga harus bikin Rexound bangkit. Lo jangan bikin sulit keadaan, Rexound tanpa lo gak masalah. Kita gak butuh teman bermuka dua." Hiro terbelalak. Matanya mengerjap sesekali. Apa yang dikatakan Cipto membuatnya kesal tapi kata-kata Cipto ada benarnya.

"Sorry deh Cip!, gue balik dulu. Demian belum bayar minumnya tuh, gue juga sama sih. Bayarin yak? Bye Cipto!" Hiro menepuk bahu Cipto kencang. Dengan maksud baik lalu dia berpamitan pulang hingga membuat Cipto sedikit kesal.

"Mereka semua sama aja. Kalau gak Bastian yang bayar ya pasti gue. Orang kaya kok pelit!" Cipto mulai memasuki handphone dan dompet nya kedalam tas kecil terkait dibadannya. Lalu berjalan menuju kasir dan memilih pulang kerumah masing-masing.

***

Semoga suka:).

Instagram : Karinkjy

Arkan & KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang