Semua teman-teman Karin, menoleh ke arah Nathan. Karin tersenyum pada Nathan.
"Hai Nathan!" Karin menghampiri Nathan lalu berkata "Aku sama Nathan dulu ya sebentar." Yang dibalas anggukan dan tatapan datar Arkan.
Nathan merangkul pinggang Karin membuat Arkan geram ingin menghampiri Nathan lalu memukul rahangnya namun lengan Arkan ditahan oleh Indra.
"Jangan gegabah lah, ini bukan acara lo kali Rkan." Ucap Indra lalu menepuk bahu Arkan pelan.
"Lagian lo kan belum ada status apa-apa sama Karin, gak boleh lah begitu. Makanya langsung tembak aja baru deh boleh cemburu hehe" Reza memain kan Alis kanannya.
"Ya lo tau kan Karin baru putus masa udah gue gebet aja anak orang nanti Karin dipandang jelek lagi sama orang-orang tau sendiri lah gimana netijen di sekolah." Kata Arkan sedikit menggeser lengan Indra yang masih berada dibahunya. Arkan melipat tangannya.
"Iya juga sih, kalau lo maunya begitu ya jangan salahin Karin bakal jadi milik orang lain. Apalagi Nathan, lo kan pernah ada konflik sama dia? Karna Amanda juga lagi." Kata Farez.
"Kok lo tau sih Rez?" Tanya Arkan.
"Kita satu sekolah, bedanya lo kakak tingkat doang lah. Cerita tentang lo tuh menyebar. Dari lo ngejer-ngejer Amanda tapi Amanda malah ngejer Nathan. Gila cinta segitiga para bucin" Farez melipat tangannya didada dengan senyum puas.
"Eh btw, Nathan bawa bunga loh. Dia juga temen kecil si Karin kan? Jelas naksir lah dia haha, mantap-mantap." Putra melihat kearah Karin dan Nathan yang sedang berbincang entah tentang apa.
"Dia tau kok pada siapa dia harus pulang dan kembali." Ucap Arkan.
"Kan dia suka nyariin Nathan waktu kecil, dan ketika udah ketemu sekarang juga mereka dekat. Jadi maksud lo dia tau kalau Nathan arah tujunya sekarang?." Reza membuka pembicaraanya.
"Who knows? Lo bicara gitu tapi belum tentu dia bakal ke Nathan." Arkan membuat lawan bicaranya mati kata.
"Lo liat aja, Karin di kasih bunga tuh sama Nathan. Tunggu aja Hasilnya, yang jelas gua bakal dukung apa yang Karin mau" Farez menepuk bahu Arkan lalu mereka meninggalkan Arkan sendirian. Arkan masih melipatkan tangannya didada sambil melihat Karin yang terlihat bahagia saat bersama Nathan.
"Yang jelas gue bukan tipe orang yang suka mundur." Arkan menghampiri Karin lalu menggenggam jemari Karin didepan Nathan.
"Sayang, udah beres ngobrolnya hm?." Tanya Arkan pada Karin sambil tersenyum manis hingga pipi Karin memerah.
"Hah?" Kalimat pertama yang Karin ucapkan saat ini.
"Jadi Nathan, makasih bunga yang udah lo kasih ke cewek gue. Gue harap ini pemberian terakhir lo buat cewek gue oke?." Arkan tersenyum sinis dan puas lalu memeluk pinggang Karin dan berjalan meninggalkan Nathan yang sedikit bengong. Lalu Karin? Dia masih memasang wajah bingung nya.
Setelah agak berjarak jauh Arkan melepaskan genggamannya yang dari tadi berada diselah jemari Karin.
"Ngobrolin apa tadi?." Tanya Arkan.
"Emang aku harus kasih tau kamu?" Tanya Karin.
"Iya dong, kan biar gak salah paham gitu deh" Ucap Arkan sambil tersenyum lalu mencubit hidung Karin pelan.
"Dih udah berani pegang-pegang sekarang mah" Karin menjulur kan lidahnya pada Arkan lalu tersenyum membuat kedua mata Karin tidak terlihat.
"Heh kasih tau gak? Mata nya sipit tuh ilang dasar muka koreaan" Arkan mengacak rambut Karin.
"Tadi tuh Nathan ngasih bunga sambil nanyain kabar kedua orang tua. Terus Nathan bilang kalau dia ada perasaan sama aku. Dia gak nembak sih tapi kaya lebih mengikhlaskan aku sama kamu. Dia bilang juga kalau Nathan sama Karin itu cocoknya jadi adik kakak aja. Terus aku sedih!" Cerita Karin pada Arkan membuat hati Arkan terasa hangat. Ternyata Nathan memberi kesempatan padanya. Tapi wajah Arkan terlihat bingung kenapa Karin merasa sedih.
"Sedih? Kenapa? Tanya Arkan.
"Karna Arkan belum nyatain perasaanya sama Karin. Dasar nyebelin! Kak Arkan pergi aja aku lagi mau sendiri bye!." Arkan tertawa melihat tingkah laku Karin yang menggemaskan. Arkan mencubit pipi Karin.
"Dih ngode nih ceritanya?" Tanya Arkan.
"Aku bercanda kali hehehe" Karin berjalan pergi meninggalkan Arkan yang memasang wajah lesu nya. Udah seneng seneng liat Doi minta dipekain tau nya cuma bercanda.
Aku sedih loh dek.
Yang terjadi saat ini Arkan benar-benar membutuhkan Oxygen. Karna Karin itu orangnya sulit untuk di tebak. Malam ini momen Arkan dan Karin. Dimana banyak orang meminta dirinya foto bersama bahkan meminta foto bareng tapi Arkan menolaknya.
"Arkan foto sama gue dong." Kata perempuan yang mulai mendekati Arkan.
"Sorry, gue gak bisa foto sama orang asing." Kata Arkan ketus lalu mulai menghampiri Karin.
"Neng boleh minta foto nya?." Tanya Demian. Karin mengangguk lalu Demian memberikan Handphone nya pada Arkan.
"Coy tolong fotoin dong. Yang bagus ye, jangan karna cemburu fotonya jadi dijelekin!" Demian mulai memberi ocehan yang membuat Arkan malas dan sedikit menusuk.
"Oke."
Setelah 5 kali foto ternyata Demian meminta ijin untuk foto bersama Karin berdua. Dengan malas Arkan memoto wajah Demian yang di zoom kan.
"Aelah gimana sih lo, gak becus banget." Ucap Demian lalu memukul bahu Arkan.
"Tau diri dong, udah untuk di fotoin sama Bos gue" Dan ternyata Geng nya Arkan datang semua. Personel lengkap! Dan Arkan siap-siap membuang tenaganya.
"Hey dude! Apa kabar nih. Si Boss makin nempel aja ama neng syantik." Dinar menoel dagu Karin.
"Jaga tangan lo bego, di tonjok Arkan tau rasa." Fadhil mendorong kening Dinar pelan dengan telunjuknya.
"Eh neng syantik abang mo tanya apa benar abang syakep Arkan belum kasih neng syantik kepastian?" Tanya Faishal.
"Eh pertanyaan lo itu bikin si boss kesel! Mending lo pikirin dede emesh lo aja chal hnghhh!" Ucap Fathin
"I am setuju dengan you." Kata Fathan.
"Heleh diem lo kembar!" Mereka berdua diam.
"Neng kalau abang syakep tembak diterima gak?. Ayo lah jawab neng. Dari tadi diem aja sariwan apa salting?" Tanya Zaky pada Karin yang pipinya sedikit memerah.
"Ya kan belum di tembak masa aku jawab duluan sih! Ngeselin banget sih Arkan geng nya tapi cakep semua kecuali Arkan." Karin mulai meninggalkan Arkan and the genk. Lalu mendekati Indra dan kawan-kawan.
"Boss jadi mau minta kita gimana nih?." Tanya Malvin.
"Mau minta lo padaan diem aja cukup deh gua. Gak kuat gua punya temen kaya lo semua" Arkan mengambil gelas minuman yang berada di lengan Fadhil dengan cepat meneguknya.
"Glek! Gue ada ide boss." Fahrul angkat bicara.
"Kalau gak danta gue gak mau denger okay?" Kata Arkan.
"Tembak dimalam minggu aja boss. Di dufan lah lo kan kaya yakali gak sanggup buat romantisan dikit. Itu dufan lo beli aja kalau mau kesan Pacaran pertama lo harus bagus" Fahrul mendapat toyoran dari Malvin.
"Jangan kan Dufan! South Korea aja sanggup dia beli." Malvin menutup pembicaraan nya dengan tersenyum lalu berjalan meninggalkan Arkan and the genk.
"Garing banget malvin anjir." Dinar ketawa kenceng membuat teman-temannya cengo lalu meninggalkan dia sendirian.
"Dasar bego, katanya garing tapi malah ketawa. Gak waras" Ucap Faishal.
***
Jangan lupa follow wattpad aku gaes, bintang juga biar tambah semangat lah akunya NGAKAKAKAKAk.
Ig: Karinkjy

KAMU SEDANG MEMBACA
Arkan & Karin
Ficção AdolescenteNamanya Valeana Karin. Anak pindahan dari jakarta. Sekolah dibandung membuatnya stress. Dengan berawal dari berpisahnya dengan Dilan berbulan - bulan,Melihat senior nya berantem dihari pertama sekolah,memiliki teman laki laki yang solid,memiliki tem...