Chapter 14

11.5K 1.1K 110
                                    

Seminggu sejak Xiao Zhan menghilang, Wang Yibo menjadi uring-uringan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seminggu sejak Xiao Zhan menghilang, Wang Yibo menjadi uring-uringan. Setiap saat, setiap waktu pria itu lebih sensitif dari biasanya. Bagaikan induk tidak suka jika anak-anaknya diganggu, tanduk dan taringnya akan muncul setiap kali ada yang berani mengusik.

Wang Yibo lebih dingin bak kutub es di Utara sana. Bahkan ucapan sang ibu tidak pernah digubrisnya lagi, khususnya dalam hal memperlakukan Wang Lusi.

Hari libur menjadi waktu paling membosankan bagi presdir tersebut. Hilangnya suatu kebiasaan dan kesibukan membuat ia tidak tahu harus berbuat apa. Sedari tadi ia terus duduk bersandar pada kursi kerja di ruang pribadinya di lantai satu.

Pikirannya terus melayang berharap mendapatkan suatu berita baik dari anak buahnya. Ia mengerahkan beberapa orang untuk mencari keberadaan Xiao Zhan. Namun, sampai saat ini belum ada laporan apa pun dari mereka.

Pintu terbuka menampilkan senyum manis seorang istri yang tengah berbadan dua. Ia berjalan pelan mendekati meja sang suami.

"Yibo, aku mau makan makanan yang dibuat olehmu. Baby yang menginginkannya. Kamu mau kan memasaknya?" Kedua mata itu berbinar penuh harap. Seketika manik kecil Wang Yibo menatapnya tajam.

"He~? Memasak untukmu? Apa kamu lupa atau pura-pura tidak ingat? Apa pikiranmu rusak? Camkan ini Zhao Lusi, sebelum anak itu lahir aku tidak mau peduli atau melakukan apa pun. Semua ini belum pasti. Caramu membuatku, muak!" Wang Yibo bangkit dari sana meninggalkan wanita itu sendirian.

Namun, sebelum tangannya mencapai gagang pintu ia menghentikan langkah lalu berbalik. "Oh iya, hari ini jadwalmu periksa kandungankan? Aku bisa menemanimu."

"Bukankah kamu tidak peduli?" tanya Lusi cepat.

"Kamu menolak bantuanku?"

"Ti-tidak hanya saja biar aku sendiri."

Seringaian pun tercetak jelas di wajah tampan itu. "Lihat! Inilah yang aku sukai darimu," ujarnya lalu menghilang di balik pintu. "Penipu ulung," lanjut Wang Yibo lagi.

Lusi terdiam di ruangan dengan tangan mengepal kuat merasakan emosi menguasai diri. Kehamilan tidak membuat sang suami meliriknya sedikitpun. Bahkan mungkin lebih dingin dari biasanya.

"Aku tidak boleh kehilangan dia," gumam Lusi, geram.

Di tempat berbeda, Xiao Zhan tengah disibukan dengan kegiatan baru membuat kue yang nanti akan dijual. Kue-kue berbentuk kelinci itu membuat ia tersenyum puas akan hasil karyanya. Berharap usaha rumahan yang kini tengah digeluti, bisa menguntungkan dan ditabung untuk persiapan lahiran nanti.

Dengan senyum manis menghiasi wajah cantiknya, Xiao Zhan senang menata satu demi satu kue ke dalam toples. Terakhir ia membubuhkan pita pink di atas tutupnya. Terlihat sangat cantik dan menggoda untuk dimakan.

 Terlihat sangat cantik dan menggoda untuk dimakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AKSHA ✓ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang