Chapter 12

11.8K 1K 192
                                    

Jam sudah menunjukan pukul tujuh pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam sudah menunjukan pukul tujuh pagi. Matahari duduk nyaman di singgasananya tersenyum memberikan cahaya terang bagi umat manusia di bumi.

Di salah satu kamar apartemen terletak di tengah-tengah kota, seorang pria berusia dua puluh empat tahun masih bergelung nyaman di tempat tidur. Ia tidak sadar jika tempat itu bukan ruang pribadinya.

Terusik dengan keramaian kendaraan berlalu lalang, serta hangatnya sinar mentari, Wang Yibo akhirnya membuka mata.

Hening, ia tidak merasakan adanya kehidupan di sana. Kepalanya lalu menoleh ke samping kiri di mana sosok yang semalam berbaring bersamanya menghilang. Ia pun segera bangkit mencari sang pemilik apartemen.

Namun, baru saja kakinya menapak lantai marmer irisnya menangkap kertas putih terlipat di atas nakas. Seakan ditujukan padanya, Wang Yibo mengambil lalu membacanya.

"Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Pulanglah sesudah makan. Aku juga menyiapkan kemeja baru untukmu dan lagi aku memberikan kejutan lain di kantor. Aku pergi! Jangan cari aku!_ Xiao Zhan."

Pesan tersebut seketika membuat iris kecil Wang Yibo terbuka lebar. Dengan degup jantung bertalu kencang ia langsung menyambar kemeja putih yang terlipat rapih di atas tempat tidur. Tanpa mengindahkan perintah Xiao Zhan untuk memakan sarapan, ia bergegas pergi dari kamar apartemen tersebut.

Hanya membutuhkan waktu kurang lebih dua puluh menit, ia akhirnya sampai di kantor. Para karyawan yang melihat atasannya datang lebih pagi mengerutkan kening, heran. Terlebih Wang Yibo masih mengenakan jas yang dipakainya untuk pesta tadi malam.

Namun, pria tersebut tidak mempedulikan keadaan sekitar. Langkah lebarnya membawa ia menuju lantai atas dan di sana belum banyak pekerja yang datang. Kembali Wang Yibo langsung mendatangi ruangannya berada.

Hening mendominasi, tidak terasa adanya tanda-tanda kehidupan juga di dalam sana. Namun, semakin ia masuk ke dalam Wang Yibo menemukan sebuah surat tergeletak di atas meja kerja.

"SURAT PENGUNDURAN DIRI" Itulah yang tertangkap irisnya.

"SURAT PENGUNDURAN DIRI" Itulah yang tertangkap irisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AKSHA ✓ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang