Chapter 55

3.3K 359 58
                                    

"Mama."

Panggilan dari suara nyaring Wang Jian seketika menghentikan aktivitas Xiao Zhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Panggilan dari suara nyaring Wang Jian seketika menghentikan aktivitas Xiao Zhan. Ibu hamil muda itu mendapati sang putra sudah rapih mengenakan seragam sekolah tengah menatapnya serius. Kedua alis saling berpautan tidak mengerti.

Langkah kecil Wang Jian pun secepat kilat mendatangai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah kecil Wang Jian pun secepat kilat mendatangai. Tangan mungil itu menggenggam hangat jari jemari sang ibu dan menuntunnya duduk di kursi meja makan. Xiao Zhan kembali terkejut melihat fotocopyan Wang Yibo berjongkok di hadapannya.

"Kenapa Mama harus bekerja? Biar Daddy dan Gege yang melakukannya."

Bulan sabit melengkung sempurna di bibir kemerahan Xiao Zhan seraya mengusap hangat rambut Wang Jian pelan. Sorot mata bangga hadir menyambut tatapan jantung hatinya dengan perasaan menghangat. Ia lalu menggenggam tangannya erat menyalurkan kasih sayang.

"Mama tidak bekerja, apa maksud Gege?" tanya Xiao Zhan berpura-pura.

"Mama tidak usah menyiapkan sarapan, membersihkan rumah, ataupun lainnya. Biar Gege saja yang melakukannya, Mama kesusahan harus membawa dede bayi ke mana-mana, pasti berat," ungkap Wang Jian, penuh perhatian.

Xiao Zhan semakin melebarkan senyum lalu memberikan kecupan hangat di punggung tangan Wang Jian.

"Gege, Sayang... Mama tidak merasa berat. Dede bayi masih kecil dan belum terasa," jelasnya.

"Benarkah?" tanya Wang Jian dengan kedua mata berbinar.

"Tentu Sayang."

Tatapan Wang Jian kini beralih ke perut rata sang ibu, tangan kanan terulur mengusapnya lembut dan tidak merasakan apa pun di sana.

"Ma." Panggilnya tanpa mengalihkan pandangan. "Apa benar dede bayi ada di dalam sini? Kenapa aku tidak merasakannya?"

Xiao Zhan tidak kuasa membendung kebahagiaan dan langsung menarik Wang Jian ke dalam pangkuan. Dagu lancipnya bersandar nyaman di puncak kepala dengan surai lembut beraroma strawberry. Seketika raksi yang menyebar mengundang kenyamanan memberikan kebahagiaan.

AKSHA ✓ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang