Chapter 25

13.3K 1.1K 148
                                    

Langit malam begitu terang dengan sinar bulan dan taburan bintang sebagai penghias

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit malam begitu terang dengan
sinar bulan dan taburan bintang sebagai penghias. Pemandangan dalam gelap tidak selamanya terkesan menyeramkan. Terkadang di dalamnya terkandung keindahan yang tidak ternilai. Begitulah sejatinya kala penikmat malam berada dalam waktunya.

Di balik kepedihan akan selalu ada kebaikan setelahnya. Pelangi tidak akan muncul jika tanpa badai. Senyum tidak akan terbit jika tanpa air mata.

Begitupun dengan dua sisi dalam kehidupan. Ada negatif dan positif. Semua terkandung dalam kisah hidup seseorang. Sejatinya kita menjadi peran utama dalam cerita masing-masing.

Sama halnya dengan Wang Yibo dan Xiao Zhan, dua insan yang tengah melakoni perannya dalam kisah tak bersyarat. Cerita yang akan terus berlanjut sampai Tuhan mengatakan ­semuanya berakhir. Baik dan buruk sudah menjadi takdir-Nya.

Berada dalam satu waktu bersama membuat calon ibu itu melebarkan senyum. Dalam pelukan hangat sang ayah, buah hatinya pun bergerak lincah. Sesekali Xiao Zhan meringis kala tendangan si kecil dalam perut begitu kuat.

"Zhan Ge, ayo menikah. Aku tidak mau berpisah lagi denganmu. Aku sangat mencintaimu."

Xiao Zhan tidak bergeming sedikit pun. Lidahnya kelu, tidak bisa merasakan apa-apa. Semua kata-kata yang ingin ia lontarkan tercekat dalam tenggorokan. Wang Yibo lalu melepaskan pelukan seraya memegang kedua bahu sang terkasih.

Sorot mata hangat itu terlihat memperhatian sosok manis di hadapannya. Ia bisa melihat kebingungan tersimpan apik dalam wajah cantik itu. Wang Yibo tidak bisa kehilangan Xiao Zhan. Ia sangat mencintai ibu dari calon anaknya ini.

"Zhan Ge, katakan sesuatu. Aku tidak bisa melihatmu seperti ini. Itu membuatku takut, aku mohon katakan sesuatu. A-apa aku melakukan hal yang salah?" tutur Wang Yibo sedih.

Bukan jawaban yang diberikan melainkan air mata keluar. Iris kecokelatan pria bermarga Wang tersebut membulat sempurna. Ia tidak bisa melihat orang paling dicintainya menangis. Ia gelagapan tidak mengerti.

"Zha-Zhan Ge? Kenapa menangis a-apa aku menyakitimu?" tanyanya lagi gelagapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Zha-Zhan Ge? Kenapa menangis a-apa aku menyakitimu?" tanyanya lagi gelagapan.

"Zha-Zhan Ge? Kenapa menangis a-apa aku menyakitimu?" tanyanya lagi gelagapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AKSHA ✓ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang