Satu bulan berlalu begitu cepat. Setiap hari tanpa orang rumah tahu Wang Yibo selalu datang ke kediaman Xiao Zhan. Ia tidak lagi bersikap dingin dan lebih banyak tersenyum. Hal tersebut tentu saja mengundang tanya bagi sang ibu dan istrinya. Pria itu berubah dengan begitu kentara.
Xiao Zhan pun sudah terbiasa kembali dengan keberadaan sang mantan suami, bahkan para tetangga mengira mereka adalah sepasang suami istri, di mana Wang Yibo kembali setelah perjalanan bisnis. Begitulah mereka berspekulasi. Tanpa tahu tidak adanya ikatan pernikahan di antara keduanya. Namun, biarkan orang berkata apa, kita punya kehidupan masing-masing.
Pagi ini Wang Yibo menyiapkan koper besar dalam kamar. Semua baju dan beberapa barang miliknya di masukan ke dalam sana. Wang Lusi yang baru datang seraya membawa segelas susu hamil mengerutkan dahi dalam.
"Wang Yibo? Kamu mau ke mana?" Pria itu mendongak seraya menampilkan senyum simpul. Lusi sedikit merasa hangat melihatnya.
"Aku ada perjalanan bisnis," jelasnya.
"Bawa banyak barang seperti itu?" Wang Yibo hanya mengangguk samar.
Lusi tidak lagi bicara dan melihat suaminya berkemas. Ia pun duduk di sofa tunggal samping tempat tidur. Seraya menegak susu, ia terus memperhatikan Wang Yibo. Ada binar kebahagiaan yang tersimpan apik di sana, ia tahu jika ada sesuatu yang tengah disembunyikan suaminya ini.
"Ini sudah satu bulan berlalu sejak malam ulang tahun mama dia tidak pulang dan entah kenapa ia berubah sangat cepat. Apa yang terjadi? Apa jangan-jangan, Xiao Zhan?" Firasatnya berkata. Iris nya melebar kala bayangan mantan sang suami berkelebat dalam ingatan.
Ia pun meletakan gelas di atas nakas. "Apa ada sesuatu yang terjadi? Sepertinya kamu senang sekali. Em, baby ingin belaian perpisahan sebelum kamu pergi dalam perjalanan bisnis."
Wang Yibo menoleh, senyum di wajahnya pun luntur seketika. "Maaf, aku harus segera pergi." Tanpa mengindahkan permintaan sang istri ia pun angkat kaki dari sana seraya menarik koper besar.
Lusi menghentakan sebelah kaki. Tidak lama berselang sebuah pesan masuk ke dalam ponsel. Ia pun membuka dan membacanya.
Sesampainya Wang Yibo di lantai bawah, di sana sang ibu sudah siap menyambut kedatangannya. Wang Ziyi mengerutkan dahi dalam kala melihat anak semata wayangnya keluar seraya membawa koper besar. Ini pemandangan yang tidak biasa dilihat.
"Kamu mau ke mana?" tanyanya langsung.
"Perjalanan bisnis," jawab Wang Yibo singkat.
"Lagi? Bukankah minggu lalu kamu baru saja pulang? Berapa lama kali ini kamu pergi?" tanya Ziyi kembali.
"Aku tidak tahu," balasnya cuek.
"Ingat! Kamu harus pulang sebelum Lusi melahirkan." Sang anak hanya mengangguk singkat. Wang Ziyi lalu memeluk putranya erat dengan mengusap puncak kepalanya pelan. "Kamu tahu, ikatan ibu dan anak itu saling bersinggungan. Mama tahu ada sesuatu yang kamu sembunyikan," bisiknya langsung. Wang Yibo terperangah lalu membalas pelukannya.
"Maaf." Hanya kata itu yang bisa ia berikan, tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya. Jika ia pergi untuk bersama sang mantan istri. Tidak untuk kali ini, belum saatnya. Pikir Wang Yibo. "Kalau begitu aku pergi dulu." Setelah melepaskan pelukan ia pun menghilang dalam pandangan.
"Mama harap yang terbaik untukmu. Maaf," gumam Wang Ziyi sendu menatap kepergian sang putra.
***
Langit sedikit mendung kala ia sampai ke tempat Xiao Zhan. Buru-buru Wang Yibo pun membawa koper besar masuk ke dalam. Di sana ia melihat tidak hanya pria manis itu saja, melainkan tetangganya turut hadir menemani sang mantan. Yang Yang melempar senyum ramah kala beradu pandang dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSHA ✓ (END)
FanfictionKandasnya pernikahan Xiao Zhan dengan ahli waris keluarga Wang, Wang Yibo membuat perasaannya luluh lantak. Terlebih sang ibu mertua, Wang Ziyi menghadirkan Lusi sebagai pengganti menantu di keluarga itu, memberikan luka teramat dalam. Xiao Zhan men...