Rindu yang tertahan dalam dada kini tengah disalurkan, lewat dekapan hangat menghanyutkan kegundahan yang sempat menetap. Tidak ada kata terucap hanya bahasa tubuh sebagai bukti betapa berat perpisahan itu terjadi. Terlebih sudah adanya ikatan membuat keduanya enggan saling berjauhan.Satu minggu bukan waktu singkat, banyak momen yang sudah terlewat menciptakan haru akan dukacita mendera. Gelombang sebuah perasaan pada sosok tercinta kian menumpuk menimbulkan kenangan yang tersisihkan dan kasih sayang melekat erat menjadi bukti kesetiaan.
Kini waktu kembali mempertemukan. Keduanya enggan melepaskan dan saling menyalurkan duka nestapa.
Xiao Zhan duduk dengan nyaman di pangkuan sang suami. Mereka saling berhadapan dan mendekap satu sama lain. Aroma yang menguar dalam tubuh masing-masing menjadi candu menggelayarkan perasaan.
"Jujur, aku tidak sanggup dan tidak akan pernah bisa lagi untuk berpisah darimu. Aku tidak ingin kejadian ini terulang kembali," cicit Xiao Zhan seraya mencengkram kuat kemeja dongker sang suami.
Wang Yibo mengulurkan kedua tangan mengelus lembut punggung rapuh kekasih hati. Ia mengecup pelan tulang selangka sang istri dan menghirup wangi alami dari tubuhnya. Raksi yang timbul membuat ia sangat merindukannya.
"Aku juga tidak sanggup jika harus berpisah dengan Zhan Ge lagi. Aku benar-benar minta maaf karena sudah pergi selama seminggu. Aku tidak akan pernah mengulanginya lagi, aku janji padamu," balas Wang Yibo dan mengeratkan pelukan mereka.
Xiao Zhan diam mencerna baik-baik perkataan suaminya. Ada gelenyar merambat ke dalam dada membuat ia tidak bisa menahan tangis. Air mata mengalir tak tertahankan mengundang getaran di kedua bahu.
Wang Yibo mengerutkan dahi dalam. Ia tidak mengerti kenapa tiba-tiba Xiao Zhan menangis dan samar-samar isakkan terdengar. Perlahan, ia mengendurkan pelukan dan melihat wajah berair sang pujaan hati.
"Sayang, kenapa kamu menangis? Apa sudah terjadi sesuatu? Apa yang sakit? Bagian mana yang tidak enak?" Hujam Wang Yibo seraya menangup wajah cantik Xiao Zhan.
Ibu dari putranya ini menggeleng lemah kemudian menatap ke dalam manik kecil di hadapannya. Jari jemari itu pun menggenggam tangan besar yang bertengger nyaman di pipinya.
"Aku takut, sungguh ketakutan Wang Yibo. Aku sakit saat malam tadi Jian demam dan muntah lewat hidungnya. Aku takut terjadi sesuatu dengan Jian. Yang lebih aku takutkan lagi, kamu tidak ada di sini bersamaku," adu Xiao Zhan seperti anak kecil pada ibunya.
Wang Yibo melebarkan bola mata sempurna, tidak menyangka jika Xiao Zhan sudah menghadapi kejadian mengerikan itu sendirian. Rasa bersalah menyapa dalam hati begitu kuat. Ia kembali membawa sosok rapuh itu ke dalam pelukan hangat.
"Aku benar-benar minta maaf tidak ada di sampingmu saat itu terjadi. Aku suami yang buruk, sudah membuat Zhan Ge sedih seperti ini," sesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSHA ✓ (END)
FanfictionKandasnya pernikahan Xiao Zhan dengan ahli waris keluarga Wang, Wang Yibo membuat perasaannya luluh lantak. Terlebih sang ibu mertua, Wang Ziyi menghadirkan Lusi sebagai pengganti menantu di keluarga itu, memberikan luka teramat dalam. Xiao Zhan men...