Satu bulan kembali berlalu. Selama itu pula belum ada tanda-tanda keberadaan Xiao Zhan. Wang Yibo frustasi, hidupnya begitu hampa dan kosong tanpa keberadaan orang yang dicintai. Sudah ke berbagai tempat ia kunjungi, tetapi tetap saja sosok sang mantan istri tidak bisa terdeteksi.
Hancur sudah perasaan ingin memiliki hanya tinggal angan-angan semata. Setiap saat hanya ada bayangan wajah manis yang terus menghantui. Alhasil ia pun kurang tidur dan menimbulkan lingkaran hitam dikedua mata. Wang Yibo semakin dingin seakan ada kotak tak kasat mata mengukung dirinya. Siapa pun yang mendekat, mereka akan langsung mengurungkan niat. Tidak ingin berurusan ataupun terkena imbasnya.
Hari ini tepat Nyonya Besar Wang Ziyi berulang tahun. Pesta sederhana itu hanya di hadiri keluarga dekat dan beberapa sahabat meramaikan manison. Di tengah keriuhan, Wang Yibo harus terpaksa hadir untuk kebaikan sang ibu. Sekali lagi ia bersikap layaknya seorang anak yang berbakti. Meskipun hatinya terluka dan hancur, tetap harus ada senyum palsu yang dihadirkan.
"Wah, sebentar lagi keturunan Wang akan hadir. Selamat yah Yibo, kamu akan menjadi seorang ayah," ucap salah satu sahabat ibunya. Wang Yibo hanya menampilkan senyum simpul.
"Selamat yah, sebentar lagi akan menjadi seorang nenek," lanjutnya lalu menyalami sang pemeran utama dalam pesta. Wang Ziyi tersenyum lebar dan mengucapkan terima kasih.
Tidak lama berselang pria jangkung bertubuh tegap datang seraya membawa kotak besar dalam pelukan. Melihat kedatangannya Wang Ziyi tersenyum lebar.
"Bibi, selamat ulang tahun. Aku membawa kue untukmu." Haikuan hadir lalu meletakan kotak itu di atas meja dan membukanya cepat.
"Wah, keponakanku ini memang baik sekali. Kuenya sangat lucu berbentuk kelinci. Kamu mendapatkannya di mana?" tanya Wang Ziyi melihat ke arah sang keponakan.
Liu Haikuan terkekeh pelan, "dari seorang teman, Bi." Pria jangkung itu menggaruk belakang kepalanya pelan.
Sedetik kemudian ia pun melirik ke arah adik sepupu. Di sana Wang Yibo melebarkan iris kecilnya tidak percaya. Kue tersebut seakan menarik, menyedot perhatiannya lebih dalam.
Haikuan terus memperhatikan gerak-gerik Wang Yibo. Ia pun mengerutkan dahi dalam saat pria itu membawa kotak penutup kue lalu memoblak-balikannya menelisik sesuatu.
"Apa yang kamu cari, Yibo?" tanya Haikuan menyadarkan.
"Dari mana Gege mendapatkan kue ulang tahun itu?" tanya Wang Yibo balik.
"Aku membelinya di kafe dekat kantor. Wang Zhoucheng yang merekomendasikan nya."
"Tapi di sini tertulis kue bunny. Apa kafe itu memiliki nama yang sama?"
Haikuan menimang-nimang seraya meletakan ibu jari dan jari telunjuk di bawah dagu. Netranya mengarah ke atas memikirkan sesuatu. Sedetik kemudian kepalanya menggeleng sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSHA ✓ (END)
FanfictionKandasnya pernikahan Xiao Zhan dengan ahli waris keluarga Wang, Wang Yibo membuat perasaannya luluh lantak. Terlebih sang ibu mertua, Wang Ziyi menghadirkan Lusi sebagai pengganti menantu di keluarga itu, memberikan luka teramat dalam. Xiao Zhan men...