Pintu ruang Dokter Stephen ditutup perlahan, Wang Yibo berdiri membelakangi seraya menunduk memperhatikan lantai sebagai objek tujuan. Punggung tegap itu meringkih mendapatkan beban teramat berat.
Tidak mudah menentukan suatu pilihan, terlebih di antara dua hal paling berharag di dunia ini. Wang Yibo geram dan seketika memukul tembok sekuat tenaga.
Kepalanya tertahan di sana dengan gemetaran hebat, setetes liquid bening berjatuhan tak tertahankan. Ia lalu melangkah gontai dan mengusap air mata kasar.
Wang Jian yang tengah duduk bersama Wang Ziyi di kursi tunggu seketika beranjak kala melihat batang hidung Wang Yibo. Di saat ia hendak mendekat, kedua kakinya tertahan menyaksikan telapak tangan sang ayah yang sedikit memar dan mengeluarkan bercak darah.
Wang Ziyi mengikuti arah pandang sang cucu dan mengerti perasaannya pun langsung berjalan mendekat.
"Apa yang terjadi? Kamu menakuti Wang Jian," bisik Wang Ziyi.
Wang Yibo sudah berada tepat di depan sang ibu, pertahanan pria itu roboh seketika. Ia menangis seraya menutup kedua mata menggunakan tangan.
Sebagai seorang ibu nalurinya berkata jika ada sesuatu telah terjadi. Wang Ziyi langsung merengkuhnya hangat dan mengusap punggung tegap itu pelan menyalurkan kekuatan.
"Xiao Zhan... Ma... Xiao Zhan," celoteh Wang Yibo, sesenggukan.
Wang Jian yang berdiri tidak jauh dari mereka pun mendengar rintihan ayahnya. Ia terdiam merasakan firasat tidak mengenakan telah terjadi pada ibu beserta sang adik.
"Mama," benaknya dalam diam.
Beberapa saat Wang Yibo terus menyampaikan kesakitan lewat tangisan di pundak sang ibu. Sebagai seorang ayah dan suami, ia tengah ditimpa musibah paling mengerikan. Tidak ada siapa pun di dunia ini bisa merelakan salah satu dari istri ataupun anaknya.
Ia sangat menyayangi mereka dan satu-satunya keluarga yang paling ingin dirinya lindungi.
"Tuan Wang Yibo?" Suara halus mengalun dari arah depan.
Wang Yibo dan Wang Ziyi melepaskan pelukan dan melihat seorang perawat menyembul di balik pintu.
"Iya, Sus?" tanya Wang Yibo seraya sibuk menghapus air mata.
"Anda bisa masuk dan menemui istri Anda. Beliau kembali sadar dan membutuhkan kehadiran Anda saat ini," jelasnya.
Tanpa pikir panjang Wang Yibo pun masuk ke dalam ruang operasi. Di sana ia melihat Xiao Zhan sudah terbaring di atas brankar dengan pakaian hijau siap mendapatkan tindakan.
Wang Yibo bergegas dan seketika memeluk pujaan hatinya. Sedetik kemudian tangisan pun kembali pecah membuat Xiao Zhan juga menitikkan air mata. Ia sudah tahu keadaannya dan hanya bisa pasrah menerima semuanya.
"Jangan menangis, Sayang. Aku tidak ingin melihat air matamu," bisik Xiao Zhan sambil mengusap punggung suaminya pelan.
Wang Yibo menggelengkan kepala beberapa kali dan menyembunyikan wajah berair nya di ceruk leher sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSHA ✓ (END)
FanfictionKandasnya pernikahan Xiao Zhan dengan ahli waris keluarga Wang, Wang Yibo membuat perasaannya luluh lantak. Terlebih sang ibu mertua, Wang Ziyi menghadirkan Lusi sebagai pengganti menantu di keluarga itu, memberikan luka teramat dalam. Xiao Zhan men...