🌼SPESIAL 2🌼

1.6K 199 28
                                    

Duduk berdampingan bersama seorang maru tidak pernah dibayangkan oleh Xiao Zhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Duduk berdampingan bersama seorang maru tidak pernah dibayangkan oleh Xiao Zhan. Namun, takdir mengharuskan mereka bertemu kembali setelah sekian lama tidak bertemu.

Air mancur di depan mengalirkan suara menangkan, ditambah gelak tawa berdengung dari sang putra membuat bibir menawannya melengkung sempurna.

"Aku tidak percaya, pria sepertimu... bisa melahirkan seorang anak." Suara lembut nan serak menginterupsi.

Xiao Zhan menoleh ke samping mendapati Zhao Lusi tengah memandang lurus ke depan. Kepala bersurai hitam lembut itu mengangguk sekilas.

"Iya, aku juga tidak percaya, tetapi... akan ada selalu keajaiban di dunia ini," ungkap Xiao Zhan.

Hening menyambut lagi, mereka berdua bungkam kembali membiarkan bunyi di sekitar mengambil alih. Dalam diam Zhao Lusi melirik stroller yang tepat berada di hadapan Xiao Zhan.

"Berapa usia si kembar?" tanyanya kemudian.

"Ah, mereka baru satu minggu," balas Xiao Zhan lagi.

Zhao Lusi menarik diri dan memandang ke depan lagi. "Tuhan memang adil, membiarkan pria istimewa sepertimu mengandung, melahirkan, dan menyusui. Bahkan kehidupan pernikahan kalian sangat bahagia."

"Kini... aku sedang menjalani hukuman yang diberikan. Ketika masih menikah dengan pria itu... aku berbohong sedang mengandung benihnya, tetapi... pada kenyataannya dokter mendiagnosis ada kista di rahimku."

"Setelah berpisah dengannya, aku... kehilangan segalanya. Satu-satunya kebanggaan ku sebagai seorang wanita harus diangkat. Yah, rahimku harus dikeluarkan sebab kista itu semakin berkembang pesat."

"Bahkan selama kami menikah, dia tidak pernah menyentuhku sedikit pun. Zhan Ge, aku benar-benar minta maaf... atas semua yang sudah aku lakukan di masa lalu," ungkap Zhao Lusi menceritakan kehidupannya singkat.

Xiao Zhan terbelalak tidak percaya. Ia menutup bibir menganganya menggunakan sebelah tangan seraya menatap nanar pada sang lawan bicara.

"A-aku turut prihatin. Aku benar-benar tidak tahu jika kejadiannya seperti itu. Aku-"

"Aku juga minta maaf atas semua yang terjadi pada kalian akhir-akhir ini. Yang Yang Ge... pria itu memang selalu melakukan seenaknya."

"Dia pernah mengungkapkan perasaannya padaku sebagai seorang pria dan bukan saudara. Dia jatuh cinta padaku sampai obsesi. Aku tidak tahu jika selama kami menikah, dia terus mengawasi kami. Bahkan di saat aku masih berpura-pura hamil dan nyonya besar itu mengadakan syukuran dia datang untuk membawaku pergi."

"Setelah itu dia mulai mencari tahu apa yang membuat perasaanku tidak nyaman. Sampai dia mengejar Zhan Ge dan ingin menghancurkan mu, sebab Wang Yibo sudah menyakitiku. Dia ingin melukaimu dan membuat Wang Yibo merasakan rasa sakit yang aku terima."

"Namun, kejadian itu tidak kesampaian, sebab kebaikanmu lah yang sudah menghentikannya. Tahun berganti, aku pun ketahuan berbohong dan diusir oleh mereka. Yang Yang Ge yang mengetahui itu pun seketika naik pitam dan hendak nekad menghancurkan kalian."

"Aku berusaha meyakinkannya jika... aku baik-baik saja. Hingga, aku mengalami depresi dan hanya Yang Yang Ge lah yang selalu menemaniku selama ini. Bahkan lima tahun terakhir dia diam-diam menemaniku. Karena orang tua kami tidak mau mengakuiku sebagai anaknya lagi, aku sudah dianggap aib oleh mereka."

Xiao Zhan diam mendengarkan keluh kesah yang dialami Zhao Lusi selama ini. Ia terkejut, tercengang, dan tidak menyangka jika kehidupan sang mantan istri dari suaminya mengalami kemalangan.

Kehilangan rahim sampai depresi sudah dilalui. Ia tidak tahu seberapa sakit yang ditanggung Zhao Lusi selama ini. Namun, Xiao Zhan yakin jika rasa itu lebih buruk dari kepedihan yang dirasakannya dulu.

Ia tidak bisa berbuat apa-apa saat melihat linangan air mata mengalir di pipinya. Ia hanya menatap nanar dan ikut merasakan kepedihan Zhao Lusi.

"Aku benar-benar tidak menyangka jika selama ini kamu menanggung beban yang teramat berat. Meraka salah, kamu bukan beban, tetapi... kamu anak yang kuat bisa menghadapi semuanya sendirian. Yakinlah jika di balik semua ini akan ada kebaikan," tutur Xiao Zhan mencoba memberikan semangat.

"Xiexie, Zhan Ge memang baik. Aku sudah salah menyakitimu dan merebut Wang Yibo darimu. Aku benar-benar menyesal, tolong... maafkan aku dan Yang Yang Ge," katanya menyesal.

Xiao Zhan mengulas senyum lembat dan menepuk puncak kepalanya pelan. "Itu tidak benar, kamu tidak merebut siapa pun dariku. Semua sudah takdir dan kehendak di atas. Aku juga sudah memaafkan mu... jauh sebelum kamu meminta maaf dan untung Yang Yang... aku juga sudah melupakan kejadian itu, meskipun hampir merenggut nyawaku dan kedua bayi kami. Mulai sekarang hiduplah dengan baik."

"Aku benar-benar menyesal," kata Zhao Lusi semakin terisak parah.

Diam-diam Wang Yibo memperhatikan mereka. Ia mengepalkan kedua tangan erat saat menyaksikan sang istri mengusap lembut kepala mantannya.

Ia tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Namun, yang jelas ada sesuatu dalam diri berbisik jika Zhao Lusi sudah menerima ganjarannya.

***

Senja hadir menemani perjalanan mereka untuk kembali ke ibu kota. Setelah pertemuan singkat di kota asing, keluarga kecil Wang memutuskan pulang. Sedari tadi Wang Yibo terus menanyakan apa yang terjadi.

Xiao Zhan mengembangkan senyum senang melihat suaminya mengoceh tanpa henti. Ia lalu menepuk pelan lengannya membuat sang empunya menoleh.

"Aku beruntung bisa memilikimu. Aku juga beruntung dilahirkan sebagai pria istimewa," katanya haru.

"Hah? Apa yang kamu katakan, Sayang? Kenapa tiba-tiba jadi mellow seperti ini?" tanya Wang Yibo kembali fokus menyetir.

Xiao Zhan terkekeh pelan dan sedetik kemudian memberanikan diri mendaratkan ciuman di pipi sang suami.

Untuk sepersekian detik Wang Yibo diam seolah nyawanya lepas dalam raga. Ia tidak menyangka jika sang istri bisa mengambil inisiatif lebih dulu.

"Wo ai ni, Lao Wang. Aku benar-benar mencintaimu," ungkap Xiao Zhan setelahnya.

Wang Yibo membeku dan menolehkan kepala pelan memandangi wajah berseri sang pujaan. Ia tersenyum haru mendapatkan kejutan tak terduga dari sang belahan jiwa.

"Aku lebih-lebih-lebih dan lebih mencintaimu. Terima kasih sudah menjadi pendamping hidupku." Wang Yibo menarik jari jemari Xiao Zhan dan mendaratkan kecupan mendalam di punggung tangannya.

Xiao Zhan tersenyum bahagia mendapatkan anugerah tak ternilai. Ia kembali menoleh ke depan menyaksikan sang raja siang mulai pulang ke peraduan.

Di bawah langit orange dan jingga melebur menjadi satu, kisah cinta mereka masih akan terus berlanjut. Tidak ada yang tahu bagaimana serta seperti apa kejadian esok hari.

Semuanya menjadi misteri yang kedatangannya tidak bisa diprediksi. Hukum alam memang berlaku, apa yang ditanam di masa lalu maka di masa depan akan menuainya.

Xiao Zhan dan Wang Yibo sudah mengalami asam, manis, pahit getirnya perjalanan cinta mereka. Saat ini keduanya sudah bernapas lega permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga berhasil diselesaikan.

Meskipun tidak menutup kemungkinan jika ujian itu masih ada di depan sana, tetapi jika bersama melaluinya akan terasa lebih ringan.

Bersambung...

Terima kasih banyak sudah mampir dan meninggalkan jejak 🙏🏻😆❤️

Sumber gambar: Pinterest

AKSHA ✓ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang