[ Chapter 2 ]

1.1K 107 15
                                    

POV

Gun pagi pagi sudah keluar dari rumah berlari mengelilingi sekitar wilayah rumah nya, biasanya saat di London dia juga pergi untuk berolahraga sebentar sebelum memulai pekerjaan nya, disini sangat sepi mungkin hanya ada beberapa orang yang melakukan joging sepertinya.

Padahal tadi nya dia ingin joging bersama pim, namun adik nya sangat susah untuk di bangunkan dan gun memilih meninggalkan pim sebelum matahari benar benar menyorot tubuh nya, dengan earphone yang terpasang di telinga nya gun berlari sambil menikmati udara yang segar di pagi hari seperti ini, tidak terasa keringat sudah mulai turun membasahi baju dan punggung nya.

Membuat gun memutuskan untuk duduk di sebuah kursi taman menyelonjorkan kedua kakinya, tapi tiba tiba sebuah anjing putih ber ukuran sedang mendekat padanya dengan tali yang masih terikat di kalung leher nya.

"Hey dengan siapa kau kemari? apakah kau melepaskan diri hingga kau tersesat." Ajing itu menggonggong menaruh kakinya di atas kedua paha gun.

Akhirnya gun mengangkat anjing putih itu kedalam pangkuan nya dia langsung menurut pada gun, dan muncullah seorang pria yang berlari terengah dengan sekujur tubuh nya yang di banjiri keringat, dia mengatur napas nya yang sangat sesak karna terlalu lelah saat berlari mengejar anjing nya.

Tapi mata nya terpaku melihat seseorang yang sedang asik memangku anjing nya, di lihat dari bawah hingga atas dia sangat putih dan mulus jarang dia menemukan laki laki seperti itu apalagi saat tersenyum lebar dia begitu manis... Oh yang benar saja apakah dia langsung terpanah? Tapi dia menyadarkan akal sehat nya kembali.

"Hey Nico cepat kembali, kau sangat nakal maaf kan anjing ku_na, ayo Nico kita pulang." Namun anjing itu malah menggonggong tidak mau di ajak pulang.

Gun mengusap ngusap kepala anjing putih yang disebut Nico tersebut, lalu mengangkat nya dalam gendongan nya, ternyata berat juga anjing putih ini.

"Tidak apa, itu tidak masalah. Dia suka berada di dalam gendongan ku seperti nya."

"Maaf sekali lagi aku sungguh merepotkan mu, aku merasa tidak enak."

"don't say sorry again, I'm okay."

"Ah sepertinya kau dari luar negri, bahasa Inggris mu sangat pasih tanpa unsur nada Thailand."gun terkekeh halus mendengar nya.

"Aku memang baru datang dari Inggris namun aku lahir di Bangkok."

"Ah. ku mengerti, bolehkah kita berkenalan?."

"Tentu saja, nama ku Gun Atthaphan Phunsawat salam kenal."dia langsung mengambil uluran tangan gun.

Rasanya dia seperti orang bodoh yang mabuk hanya dengn melihat senyuman dan gandengan tangan dari seseorang di hadapan nya.

"Nama ku Mond Tanutchai Vijitvongthong kau bisa memanggil ku mond."ucap nya dengan senyuman lebar.

Tapi keberuntungan tidak berpihak pada nya saat Nico turun dari gendongan gun dan terus menggonggongi mond yang sedang ingin mengobrol lebih jauh mengenai keduanya.

Mond ingin mencekek anjing nya, dia hewan yang tidak bisa di ajak kompromi, tidak tau kah dia ingin berkenalan lebih jauh dengan gun dia sangat penasaran tentang gun, mata nya menatap tajam pada Nico namun bukan nya takut anjing itu malah menggonggong dengan kencang hingga mau tidak mau mond harus membawanya pergi.

"Anjing sialan tidak tau kondisi, kau membawaku ke sini dan hanya ingin pamer bisa di gendongan oleh pria manis itu hm?? Aku ingin menjual mu rasanya." Bisik mond pada anjing nya lalu dia kembali menatap gun dengan senyum yang terpancar di bibir nya.

Sepertinya Anjing nya sudah tidak sabar ingin segera pergi dari sana, Mond pasrah pada akhirnya dia harus mengikuti kemauan anjing nya ini.

"Baiklah gun seperti nya Nico sudah ingin pergi lagi, sampai jumpa na aku harap kita bisa bertemu lagi."gun mengangguk dia membalas lambaian tangan mond, sekarang dia ingin pulang matahari sudah mulai sangat menyorot.

You are not mine but my destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang