[ Chapter 29 ]

780 71 6
                                    

POV

Off menarik dasi nya, rasa nya hari ini begitu letih, berjalan masuk kedalam kamar milik nya dan melihat Pim yang sedang duduk di balkon dengan memegang cangkir teh hangat.

Pim melihat kearah Off yang baru saja pulang dengan kondisi tidak karuan, sepertinya Off begitu terlihat letih. Pim bangun dari duduk nya berjalan menghampiri Off yang sedang menaruh tas milik nya di atas meja kerja.

"Hari ini kau terlihat begitu letih Off, apakah kau sudah makan malam?."

"Hari ini terlalu banyak pekerjaan, aku sudah makan di kantor karna perut ku sudah begitu lapar."

"Ah baiklah jika begitu cepat lah mandi aku akan membuat kan mu teh hangat." Off melirik pim, sedikit mengangkat alis nya

"Kau bisa membuat nya sendiri? Bibi sudah pulang." Pim terkekeh lembut, menumpukan kepala nya di dada off

"Tentu saya Off, aku juga sudah bisa membuat teh ku sendiri, tenang saja kali ini aku sudah mahir."

"Baiklah aku mandi dulu." Pim mengangguk lalu Off masuk kedalam kamar mandi nya.

Setelah beberapa menit membilas tubuh nya dengan air hangat Off kini keluar dengan handuk melingkar di bagian pinggang nya, rasa nya sangat segar setelah mandi, namun baru saja dia ingin berjalan ke lemari milik nya dia sudah di suguhi oleh Pim yang duduk di sisi kasur dengan tenang nya sambil memainkan handphone nya.

Off melihat sekeliling kamar nya yang kini di hiasi oleh banyak lilin aroma, Pim tersemyum saat melihat Off sudah selesai mandi, dia mendekat membawa Off ke sisi kasur dan mendudukkan nya dengan lembut.

"Off pasti kau lelah bukan? biarkan aku memijat mu, ayo berbaring di sana."

"Ah kurasa tidak perlu Pim, lebih baik kita tidur ini sudah sangat larut."

"Tidak Off ayolah aku ingin membuat suami ku tidur dengan rileks malam ini,jadi biarkan aku memijat mu oke."

"Pim tid-"

"Ada apa sebenarnya dengan mu off, aku selalu mendekat, memperhatikan mu,badakah yang salah dengan ku? Kenapa aku merasa terkadang sikap mu berbeda, ada apa?." Off menghela napas nya, jika sudah seperti ini dia harus mengalah.

Off naik ke atas kasur berbaring di tengah tengah kasur tersebut dengan handuk yang masih melilit di pinggang nya, Pim menatap Off yang kini sudah berbaring di atas kasur.

Helaan napas berat terdengar dari mulut Pim. Pim merangkak mendekati  Off, dia naik keatas tubuh Off, duduk tepat di bagian atas pinggang Off. Tangan nya perlahan memegang bahu Off memijat nya dengan telaten, Pim menatap Off namun Off hanya sibuk dengan pikiran nya sendiri.

Pim mengusap pipi nya membuat Off menatap mata Pim. Namun secara tiba tiba Pim mencium bibir Off, membuat sang empunya kaget dengan ciuman tiba tiba tadi, Off memalingkan wajah nya dari Pim.

"Kenapa kau melakukan nya secara tiba tiba?." Pim menjauh, kepalanya sedikit ter tunduk. Dia malu karna Off melepas ciuman nya seperti itu tiba tiba.

"Tidak papa." Pim bangkit dari duduk nya,bberpindah dari tubuh Off, namun Off segera menarik tangan Pim hingga dia kembali terduduk.

Off bangkit dan duduk, kini Pim duduk di Pakuan nya, Off memegang kedua sisi pinggang Pim menatap mata nya, tangan Off terangkat menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Pim.

"Katakan jangan seperti ini, aku tidak mudah mengerti perilaku seseorang jangan membuat nya rumit sayang." Ucap off dengan lembut, Pim menunduk namun mata Off melihat butiran air mata yang tidak sengaja jatuh.

Off mengangkat wajah Pim, dan ternyata dia sudah menangis, tangan Off mengusap kedua pipi Pim, namun Pim menepisnya.

"Kau seperti bukan Off ku yang dulu, kau terlihat berbeda, apakah kau sudh tidak mencintai ku lagi?." Off diam tangan nya menjauh dari pipi Pim.

You are not mine but my destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang