" Jangan Nangis, Gue nggak suka. Kecuali Lo nangis bahagia "
Pagiku cerah..matahari bersinar..
Kugendong tas merahku..dipundak...Gemma tengah merapihkan seragamnya, ia menyisir rambutnya agar terlihat semakin menawan. Sentuhan terakhir adalah parfum kesayangannya, parfum dengan harum Vanilla. Gemma suka dengan hal yang berbau Vanilla dan Cokelat.
Lee min ho lewatlah..
Mulai saat ini Gemma harus berangkat sekolah nebeng dengan abangnya. Supir pribadinya berhenti kerja untuk sementara karena istrinya sedang lahiran.
Dan sialnya abangnya sudah pergi sejak pagi karena ada bimbingan, maklumlah mahasiswa tingkat akhir yang pastinya sedang gila dengan Skripsi.
Gemma tidak bisa membawa motor, sedari kecil abangnya melarangnya karena takut kalau Gemma kenapa napa.
Gemma akhirnya pergi keluar rumah, ia akan segera berangkat. Belum sempat ia di depan rumah suara motor terdengar, Gemma langsung saja keluar. Ternyata Nathan sudah bersandar pada motor sport hitam miliknya.
Tanpa motor aja udah ganteng apalagi kumplit seperti ini bikin meleleh saja, untungnya Gemma pandai menyembunyikan perasaan dan ekspresi sehingga Nathan tak akan tahu jika Gemma selalu terpukau olehnya.
" Pas banget, Nihh Pake Helmnya. "
" Kok tumben Lo jemput Gue, pas banget lagi. "
" Jodoh kali makanya bisa pas gini. "
" masih pagi Nath, jangan gimbal. "
" Gombal Ge, bukan gimbal. "
" Nahh itu.."
Gemma langsung mencoba memakai helm namun ia sedikit kesulitan. Nathan sih orangnya peka jadi langsung aja ambil alih dan memasangkan helm tersebut, lagi lagi Gemma bungkam.
" Ayoo buruan naik,malah bengong. Gue tau gue ganteng jangan ditatap terus nanti baper."
" Dihhhh... untungnya gue nggak baperan orangnya."
Gemma sudah naik dan duduk namun setelah beberapa detik motornya belum melaju sama sekali
" Ayooo buruan nanti telat..."
" Pegangan..."
" Udah nihh.."
Nathan memutar mata jengah.
" Pegangan ke gue aja, jangan ke belakang. Nanti lo jatuh "
" Ouh Ok. "
Gemma langsung pegangan pada pundaknya, nathan hanya menghela nafas. Ternyata Gemma nggak peka, jangankan memahami pelajaran. Memahami perasaan saja tidak bisa.
Nathan langsung saja memindahkan tangan Nathan menjadi memeluk perutnya." Dihh ngomong aja langsung mau dipeluk gituu..so soan ngode, gue nggak peka"
" Hehe..ternyata selain lamban dipelajaran lo juga lamban dalam perasaan yaa. "
"Ikhh Nathannn...."
Gemma yang merasa terhinakan langsung menyubit pinggang dan perut nathan, perut yang dihiasi kotak kotak sehingga Gemma langsung bungkam kembali.
Nathan menyalakan motor dan bergegas menuju sekolah.
Semua siswa langsung tertuju kearah Nathan dan Gemma. Bukan karena mereka bersama. Nathan selalu menjadi pusat perhatian dari ia datang hingga pulang sekolah.
Gemma kali ini salah langkah, sebentar lagi dirinya pasti ikutan Famous. Meski pada dasarnya sudah Famous wkwk.
" Nath kita jadi pusat perhatian nihh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Enemy, I Love You (END)
Teen Fictionjika mereka berdua bertemu, tidak ada kedamaian yang ada adu mulut serta pemikiran yang bertolak belakang. satu, sifat dingin serta ambisiusnya dan yang satunya lagi memiliki ego tinggi serta gengsi yang hinggap dalam tubuhnya. layaknya sebuah minya...