15

4.2K 400 17
                                    

Hari ini Gemma sudah memantapkan hatinya, ia tak mau terus terusan bimbang. Karena jika Ia bimbang maka akan semakin banyak luka yang Gemma toreh, entah itu pada Nathan atau Arka.

Dan Gemma sudah bersiap untuk berlapanh dada, ia siap jika harus kehilangan Nathan ataupun Arka. Mau tau mau ia harus, semoga langkah yang ia pilih itu benar.

Sedari tadi Gemma menunggu Nathan, namun ia tak kunjunh datang padahal biasanya Nathan selalu datang pagi. Ica dan Levin juga sudah tau tentang permasalahan Gemma. Mereka tak merasakan jijik sekalipun, karena mereka orangnya terbuka, apalagi levin yang kakaknya sendiri sama dengan Gemma.

" Nathan mana Ya ca, Vin. Kok belum datang juga "

" Sabar Ge, giliran butuh aja lo ngebet pengen ketemu Nathan. Lo nggak mikir apa selama sebulan lo ngehindarin Nathan. "

" Ya makanya gue nggak mau ngehindarin Nathan lagi. Gue mau nyelesain masalah ini secepat mungkin."

Tepat lima menit sebelum masuk Nathan datang, ia segera duduk dibangkunya. Gemma tersenyum senang, Gemma msncoba senyum ke Nathan. Sayangnya Nathan tak melihatnya.

Selama jam pelajaran pun Gemma tak fokus, ia memikirkan kembali pilihan yang ia pilih kemudian untung ruginya ia memilih pilihan tersebut. Ica dan Levin sesekalu melirik Gemma karena ia melamun, dan tak memperhatikan. Sudah tak aneh sih ketika Gemma tak memperhatikan pelajaran, makanya ia lamban.

Dua pelajaran terasa lama bagi Gemma, gemma selalu menghitung waktu, dan beruntungnya guru tak terlalu memperhatikannya.

" Enak yaa kelas 12 libur. " gumam Gemma


Kriinggg....


Akhirnya Istirahat tiba, Gemma antusias. Guru telah meninggalkan kelas begitupula dengan siswanya.

" Nath, tunggu "

Nathan yang hendak pergi itu seketika tertahan. Nathan gugup, apa ini adalah hari yang Nathan tunggu.

" Iya Ge ?" ujar Nathan setenang mungkin.

" Bisa ikut gue sebentar ?"

"Eum.."

Mereka berdua pergi ke belakang sekolah dimana terdapat taman yang jarang dilalui. Dan benar saja jika hanya ada mereka berdua ditaman tersebut. Mereka sama sama duduk dibangku taman.

" Apa kabar ?"

" Baik, gue baik baik aja Ge, Lo sendiri ?

Gue nggak baik Ge, batin Nathan.

" Eum gue juga baik Nath. "

Mereka saling terdiam untuk beberapa saat, Nathan dengan kegugupannya. Gemma dengan persiapannya. Gemma sedang merangkai kata, karena ia tidak mau sampai ada kata yang menyakiti Nathan.

" Nath, Lo pernah bilang suka sama guekan, sebelumnya jujur gue seneng banget. Lo sayang sama gue, karena itu yang gue harapkan. Tapi Nath, bukan sebagai pacar, melainkan sebagai seorang kakak, sebagai keluarga. Nath, dari dulu gue selalu anggap lo kakak kedua bagi gue bahkan lo selalu ada buat gue, selalu ngerti gue, selalu ngasih apa yang orang tua dan kakak gue nggak pernah kasih yaitu Waktu luang. Nath, untuk menjadikan lo sebagai pacar di benak gue aja nggak pernah terlintas. Gue.. Guee.."

Nathan berusaha tersenyum ia sudah tahu apa maksud dari ucapan Gemma, namun Nathan akan mendengarkan semuanya, apa yang akan dikatakan oleh Gemma. Nathan mencoba Natap Gemma begitupula sebaliknya, mereka saling tatap tatapan.

" Lanjut Ge "

" Ge, hati gue udah terisi sama seseorang dan itu bukan lo. Sebenarnya ini salah gue juga. Andai saja dulu sifat gue nggak terlalu berlebihan mungkin lo nggak akan suka sama gue, andai saja gue bisa bijak dan tegas mungkin lo nggak akan terluka. Gue minta maaf Nath jika membuat lo terluka. Tapi Nath, bukannya cinta itu nggak bisa di paksa ? Nathh gue udah punya yang gue suka. "

" Siapa Ge ?"

" Arka, orang yang gue suka adalah Arka. "

" Sudah gue duga,  Kenapa harus Arka ? Bukannya selama ini lo musuhan ?"

" untuk pertanyaan itu gue nggak bisa jawab. Gue juga bingung kenapa gue suka sama Arka, kenapa gue nggak suka sama lo aja yang udah gue kenal dari dulu. Nath, gue harap lo nggak menjauh, gue harap lo menemukan dia yang lebih baik buat lo. Gue harap yang terbaik buat lo, dan Gue mau jangan pernah berfikir lo menjauh dari gue. Karena gue nggak mau itu terjadi, gue pamit pergi ya Nath "

" Gue kira ini nggak akan menyakitkan Ge, nyatanya ini sangat sakit. Padahal gue udah mempersiapkan semuanya. Lo bener, harusnya gue nggak terlena dengan perlakuan lo Ge, harusnya gue bisa nahan diri supaya nggak jatuh dalam pesona lo. Harusnya gue sadar kalau lo butuh gue karena lo liat gue sebagai kakak nggak lebih."

Gemma yang tadinya ingin beranjak pergi diam seketika setelah mendengar suara Nathan yang parau, Nathan menangis ? Gemma baru mendengar dan melihat Nathan mrnangis. Selama ini Nathan selalu ceria dihadapannya. Gemma berbalik ia berniat mendekat ke arah Nathan yang masih duduk.

" Nath, apa sesakit itu ?"

" Apa gue terlihat lemah Ge ? Apa gue nggak boleh nangis ge ? Gue sayang sama lo. Egois banget Lo ge, setelah perlakuan lo yang membuat gue jatuh pada pesona lo terus lo ngomong gitu. Oke Ge, gue bisa terima lo Nolak gue, tapi Ge gue juga butuh waktu untuk memulihkan hati gue. Jadi untuk saat ini Lo nggak perlu cari gue dulu, Gue pergi Ge. "

" Nathh Maaf Hiks..hiks.."

Namun seolah Nathan menulikan pendengarannya, Nathan menghilang dari pandangan Gemma. Sedangkan Gemma menangis tersedu sedu. Gemma menunduk, menangis sejadi jadinya.

" Maafin gue Nathh...hiks.."

" Bangun Ge, lo jelek kalau nangis "

Gemma mendongak, ternyata Arka berada di depannya dengan menggunakan pakain bebas. Kenapa Arka disekolah bukannya libur ? Arka sudah tahu semuanya mengenai permasalahan Gemma.

" Bangun, lo nggak boleh nangis, gue nggak suka liatnya "

Gemma bangun kemudian memeluk Arka, Arka juga sama. Mereka saling berpelukan dan Gemma masih saja menangis di dada bidang Arka.

" Ge, Ayo kita pacaran. "





Bugghh...



Arka benar benar tidak tahu kondisi, Ia meminta Gemma menjadi kekasihnya disaat Gemma galau karena ulahnya sendiri.

" Lo ngajak gue pacaran nggak ada romantis romantisnya. "

" Nanti gue romantisin, sekaranng gue butuh jawaban Lo ge "

" yaudah "

" yaudah apa ?"

" yaudah iya, MUSUH Ayo kita pacaran "

Arka yang mendengar musuh hanya bisa tertawa, meskipun tidak ada romantis romantisnya mereka resmi menjadi seorang kekasih. Gemm Milik Arka dan sebaliknya, rasanya Ica dan Levin harus segera tahu. Apa ini yang disebut bahagia diatas penderitaan orang lain ?












Huwaaaaaa...

Gimana dengan Nathan ?

Ada yang mau nemenin Nathan, sekarang dia butuh seseorang...

Guyss gimana kalian baper nggak ? Maaf jika feelnya kurang dapet gue masih belajar yaaa

Salam hangat untuk ARMA

Dan Salam Damai untuk NAMMA.

Hi Enemy, I Love You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang