" Nyatanya yang selalu ada, belum tentu bisa memilikinya. "
~ Nathan
Besok Gemma mulai kembali sekolah. Sejak kejadian itu Gemma sedikit jaga jarak dengan Nathan, Nathan yang faham pun membiarkan Gemma untuk sendiri karena ia butuh waktu. Abangnya gemma sedang berada di rumah, satria sedang rebahan di sofa bersama Gemma yang bergelayut manja di Satria.
" De, lo masih aja manja. Nggak malu sama umur ?"
" Nggak."
" Nathan kemana kok jarang kesini "
" Sibuk "
" Lo ada masalah yaa ? Judes banget. "
" Nggak. Bang diem yaa lo berisik banget. Gue butuh ketenangan untuk memikirkan semuanya secara mateng "
" Dihh sosoan mikir "
Sebenarnya dari Tadi Nathan sudah menghubungi Gemma puluhan kali, namun diabaikan Gemma.
" Ouh iya tadi Arka, Abang suruh kesini de "
" Lahhhh NGAPAIINNN?"
" Ya kangen aja, Ark udah abang anggep ade sendiri, sebentar lagi dia kesini "
" Punya abang suka seenaknya sendiri"
Dan benar saja Arka datang membawa martabak dengan tiga varian rasa, rasa cokelat dan ekstra keju dan terakhir martabak telor. Gemma sedikit aneh kenapa bawa martabak, seperti sedang apel ke rumah pacar saja. Nathan salam ke Satria kemudian duduk.
" Wihhhh, pas banget gue lagi pengen martabak. Gue makan ya Ka "
" Makan aja bang Sat, sengaja gue bawa "
Kok Gemma tak ditawari, iya juga mau apalagi martabak cokelat.
" Gimana UNnya lancar ? "
" Alhamdulillah lancar bang,"
" Lo udah ada pilihan Univ ?"
"Banyak sihh di beberapa Negara, gue sih pengen masuk Teknik untuk pilhan pertama, dan dokter pilihan kedua. Tapi ortu lebih menyarankan ke Bisnis "
" Wahh keren, Lo harus dari sekarang pilih jurusan mana yang lo mau, biar mateng aja gitu pemikirannya. Kebanyakan setelah masuk jurusan suka banyak yang ngeluh karena rasanya mereka salah jurusan."
hello Gemma masih ada disini, kenapa diabaikan.
" Serasa dunia milik berdua tuhh bener yaa, gue masih disini bang "
"Dihh ini urusan Laki Dewasa "
" Gue juga laki "
"Lo belum dewasa dek "
" Li bilim diwisi dik, hilih...Apaan Lo liat liat "
Gemma kemudian beranjak pergi ke kamarnya. Ia males diabaikan Gemma tuh pengennya diperhatikan. Tak lama Gemma kembali turun, dengan keadaan rapih.
" Dek, mau kemana ?"
" pergi ke Gramed "
" Sama siapa ?"
" Sendirilah, gue kan nggak punya temen."
" Ajak Ica sama levin aja "
" Nggak mau ribet, nanti heboh bawa mereka berdua. Ujung ujungnya malu maluin "
"Sama Gue aja, sekalian gue juga mau beli buku buat persiapan masuk universitas"
" makasih, tapi gue bisa sendiri "
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Enemy, I Love You (END)
Teen Fictionjika mereka berdua bertemu, tidak ada kedamaian yang ada adu mulut serta pemikiran yang bertolak belakang. satu, sifat dingin serta ambisiusnya dan yang satunya lagi memiliki ego tinggi serta gengsi yang hinggap dalam tubuhnya. layaknya sebuah minya...