Bab 8

5.7K 550 4
                                    

Alena membuka matanya. Dimana dia sekarang? Ini bukan kamarnya... Kamar ini sangat-sangat luas! Dia mengedarkan pandangannya, interior kamar ini sangat cantik! Dia suka!

Alena menatap kearah samping, disana ada Vel yang masih tertidur. Alena menyamping, dan menatap wajah Vel dari dekat.

"Sudah puas memandangi wajahku?" Ucap Vel lalu membuka matanya.

Alena terkejut. Dia langsung memalingkan wajahnya, Vel sudah bangun? Astaga, Alena merasa malu sekali!! Vel terkekeh melihat wajah Alena yang merona. Di pagi hari seperti ini, dia sudah disuguhkan dengan pemandangan yang sangat cantik.

"Ada yang sakit?" Ucap Vel sembari bangun dari tidurnya.

"Tidak" ucap Alena.

Alena teringat dengan kejadian semalam. Panti. Dia terdiam sebentar lalu mulai menangis lagi, Vel yang sedang memakai jubahnya terkejut melihat itu. Dia mendekat kearah Alena.

"Ada apa? Ada yang sakit?" Ucap Vel lembut.

"Bagaimana dengan ibu Cristie dan Julie??" Ucap Alena.

Vel menghela nafasnya. Dia duduk di samping Alena lalu memeluknya erat sembari menepuk-nepuk pelan punggung Alena.

"Mereka sudah tiada dan mereka sudah dikuburkan sekarang" ucap Vel.

Alena menangis di bahu Vel. Dia mengigit bibirnya yang bergetar karna menahan tangisnya.

"Menangis lah, itu akan membuatmu merasa lebih baik" ucap Vel.

Benar saja, Alena langsung menangis dengan keras. Alena memeluk Vel dengan erat, dia mencengkram baju Vel dengan keras. Alena terus mengucapkan jika ini adalah salahnya.

"Ini bukan salahmu sayang, ini memang sudah takdir mereka untuk pergi. Jangan salahkan dirimu sendiri" ucap Vel.

Setelah beberapa saat, Alena berhenti menangis. Alena masih memeluk Vel sekarang, dia masih ingin dipeluk olehnya. Vel melepaskan pelukan mereka lalu menyentuh air mata yang sudah mengering di pipi Alena.

"Lihatlah, wajahmu tidak cantik lagi jika menangis. Sekarang tersenyumlah" ucap Vel.

Alena menyeka matanya lalu tersenyum kearah Vel. Vel terkekeh melihat itu lalu dia mencium Alena sebentar.

"Jika tersenyum kau terlihat sangat cantik! Ayo ke kamar mandi dan basuhlah wajahmu, setelah itu kita akan sarapan" ucap Vel.

Alena mengangguk. Dia dipapah oleh Vel kearah kamar mandi dengan pelan. Lalu Vel membantu Alena untuk membasuh wajahnya dan mereka selesai.

Saat keluar, banyak maid yang membawa makanan kesana. Alena terkejut melihat itu, dia melihat makanan yang ada disana. Sangat banyak! Dan terlihat sangat enak.

"Keluarlah" ucap Vel.

Para maid itu menunduk hormat lalu pergi dari sana. Alena dan Vel duduk di sofa yang besar disana dan mulai makan. Ini sangat enak!

'Jadi beginilah jika hidup sebagai seorang raja? Enak sekali!' batin Alena.

Vel menatap Alena yang makan dengan lahap. Vel menyeka air sup yang ada di bibir Alena.

"Enak?" Ucap Vel.

"Ya, ini enak sekali! Ayo makan denganku, aku tidak enak jika harus makan sendiri" ucap Alena.

Vel tertawa lalu mulai makan bersama Alena. Sebenarnya dia hanya makan sedikit, semuanya dihabiskan oleh Alena! Tapi tak apa, dia senang melihat Alena makan dengan banyak seperti itu.

Setelah selesai, Vel memanggil para maid untuk membersihkan dan membawa piring-piring kotor itu. Vel berjalan dan memulihkan baju untuk Alena.

"Kita lihat disini, semoga ada ukuran  yang pas untuk tubuhmu" ucap Vel sembari mencari-cari baju di lemari yang sangat besar! Itu lemari atau apa? Kenapa besar sekali? Dan banyak sekali baju dan jas disana, dan Alena sangat tertarik dengan baju bangsawan milik Vel, menarik dan cantik.

"Ini dia, ini adalah bajuku yang sudah sangat kecil" ucap Vel lalu memberikannya kepada Alena.

Alena berganti pakaian di ruang ganti. Ini sebuah dress yang cantik, Vel juga sering memakai dress? Alena menatap cermin besar yang ada di hadapannya, bajunya sedikit besar tapi pas lah jika segini. Alena keluar dari sana.

"Bagaimana? Cocok?" Ucap Alena.

Vel terdiam. Dia masih terpesona dengan apa yang ada di hadapannya ini. Alena sangat cantik aksjaks! Alena menatap bingung.

"Vel?" Ucap Alena lagi. Vel tersadar.

"Astaga, maaf. Aku terlalu terpesona denganmu. Kau sangat cantik sekali! Untung aku masih menyimpan baju lama itu!" Ucap Vel.

Alena terkekeh. Tapi bajunya sangat nyaman dipakai, lembut. Ini pasti sutra, dia bisa merasakannya. Alena mendekat kearah Vel lalu menatap Vel.

"Kita pergi ke pemakaman sekarang ya?" Ucap Alena.

Vel menghela nafasnya. Sebenarnya, dia tidak akan mengizinkan Alena pergi sekarang karena kondisinya. Tapi saat dia melihat wajah memohon Alena, dia luluh sekarang!

"Baiklah" ucap Vel.

Mereka keluar dari kamar. Disana, banyak knight yang berjaga. Alena tersentak kaget melihat itu dan Alena menatap Vel yang biasa saja melihat itu.

"Siapkan kereta kuda sekarang" ucap Vel.

Vel dan Alena berjalan menuju depan istana. Alena terkagum-kagum melihat istana ini! Besar, luas dan isinya emas semua! Para prajurit dan maid menunduk hormat saat mereka berjalan melewati mereka. Alena sedikit tidak nyaman dengan itu.

Dia menatap Vel yang berjalan dengan biasa. Mungkin Vel sudah terbiasa dengan ini, tapi dia tidak! Vel berjalan dengan tegak dan wajah datarnya. Vel menatap Alena yang terus menatapnya. Alena langsung menunduk saat ditatap oleh Vel.

"Jangan tundukkan kepalamu Alena dan berjalanlah dengan tegap. Itulah yang harus dilakukan oleh anggota kerajaan" ucap Vel.

"Tapi aku bukan.." ucap Alena terpotong karena Vel.

"Kau adalah kekasihku dan kau akan menjadi permaisuriku nanti. Jadi kau adalah anggota kerajaan sekarang, ingat ini jangan takut pada siapapun dan jangan menundukkan kepalamu saat berjalan" ucap Vel.

Alena merona ketika mendengar kata permaisuri. Dia menegakkan wajahnya lalu berjalan dengan tegap. Rasanya beda sekali dengan cara berjalannya sebelumnya tapi mau bagaimana lagi.

Mereka sudah sampai di depan istana sekarang. Alena sedikit lelah karena jaraknya sangat jauh! Mereka harus melewati beberapa lorong sebelum sampai di depan sana! Dan Alena melihat kereta kuda yang sangat besar.

Vel memegang tangan Alena saat dia akan naik kesana lalu Vel masuk kedalam. Para knight mengikuti mereka di belakang kereta kudanya. Alena menatap keluar jendela, disana banyak sekali orang yang menundukkan kepalanya saat kereta kuda mereka melintas.

Mereka sudah sampai di pemakaman ibu Cristie dan Julie. Alena turun dari sana lalu berjalan menuju makam mereka. Alena berjongkok lalu memegang nisan mereka.

"Ibu Cristie, Julie... Ini aku. Maaf aku baru kemari, kalian tahu? Perutku berdarah waktu itu dan harus diobati dulu sebelum aku bisa kemari. Kalian sudah bahagia disana kan? Aku harap seperti itu... Aku akan sering mengunjungi kalian nanti. Maaf dan terima kasih" ucap Alena lalu berdiri.

Alena berjalan kearah Vel yang menunggunya di kereta kuda. Dia menerima uluran tangan Vel lalu masuk kedalam kereta kuda lagi. Vel masih memeluknya sekarang.

"Setelah ini kau ingin kemana?" Ucap Vel.

"Terserah padamu, aku ikut saja" ucap Alena.

Vel terkekeh lalu mencium kening Alena. Vel memberitahu sesuatu pada  Liam yang ada di samping kereta kuda mereka, Liam mengangguk lalu memberitahukan itu pada kusir.

"Jangan menangis lagi, kau terlihat jelek tahu" ucap Vel lalu tertawa.

Alena menatap Vel kesal.
"Jelek-jelek begini kau tetap mencintai kan Vel" ucap Alena.

"Ya, kau benar. Aku tetap mencintaimu" ucap Vel.

Mereka tertawa. Sembari menunggu mereka sampai di tempat yang di ucapkan Vel.

.

.

.

TBC

Me & The QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang