2. Rindu Seseorang

2.1K 161 11
                                    

Sukai sewajarnya dan bencilah sewajarnya, akan tetapi kalau bisa jangan terlalu membenci karena itu tidaklah baik!

Happy reading ☺️
.
.
.
.
.
.
.

"Rindu ini semakin tak terbendung walau aku mencoba untuk mengikhlaskan dirimu."

~Rindiana Sativa~

Perjalanan cukup jauh yang mereka tempuh, kini mereka sudah berada di depan sebuah rumah bercat biru dengan nuansa tanaman euphorbia di sekeliling rumah.

Motor yang mereka kendarai sempat mogok di tengah perjalanan, menjadikannya cukup membuang waktu yang lama. Tetapi keduanya tidak mempermasalahkan hal itu, yang terpenting adalah keselamatan sampai ke tujuan mereka.

"Maaf, saya sudah membuat kamu kecewa karena hanya membawa motor ini," ucap Novan.

"Nggak papa, yang salah motornya kok," jawab Rindi asal yang membuat Novan tersenyum, entah apa yang lucu.

"Dasar gila!" cibir Rindi.

"Ayo masuk!" titah Novan.

"Assalamu'alaikum," ucap mereka bersamaan. Walau tidak ada orang, mereka harus tetap mengucap salam sebelum memasuki rumah.

"Om!" panggil Rindi yang ia tujukan pada Novan, namun sang empunya tak menoleh.

"Om!" panggilnya lagi.

"Om! Dipanggil juga." Kesal Rindi sembari menoel bahu Novan.

"Kamu manggil saya?" tanya Novan.

"Iya, siapa lagi kalau bukan Anda. Di rumah ini kan cuma kita berdua," kesalnya.

"Kenapa manggilnya begitu?" tanya Noval lagi.

"Terserah saya," jawab Rindi acuh.

"Saya bukan Om kamu," jelas Novan.

"Siyi bikin Im kimi." Cibir Rindi menirukan nada bicara Novan. "Terus?"

"Saya suami kamu kalau kamu lupa," terang Novan yang mulai geram dengan istrinya ini.

"Bodo amat!"

"Kenapa Om nikahin saya?" Tanya Rindi sembari meletakkan tasnya di sofa.

"Karena memang takdir," jawab Novan enteng.

"Om ini seorang Ustaz, kenapa nggak nikah sama Ustazah atau seorang Ning, atau Syarifah gitu?"

"Jangan panggil saya dengan sebutan itu?" sela Novan cepat namun Rindi menghiraukannya.

"Ilmu agama Om maa syaa Allah sekali, begitu pun pendidikan Om. Seharusnya, Om nikah sama seseorang yang sepadan dengan Om! Bukan dengan saya yang nggak jelas ini." Jelasnya panjang lebar, namun Novan nampak tak ingin menjawab pertanyaan Rindi.

"Jawab, Om!"

"Saya harus jawab apa?"

"Ishh! Saya bicara panjang lebar tadi, Om paham nggak, sih?" kesalnya menghadapi laki-laki di depannya ini.

DIA IMAMKU (End-Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang