Sukai sewajarnya dan bencilah sewajarnya, akan tetapi kalau bisa jangan terlalu membenci karena itu tidaklah baik!
Happy reading ☺️
.
.
.
.
.
.
.Pagi-pagi sekali setelah pulang dari musholla, Novan berteriak-teriak memanggil Rindi.
"Dik,"
"Dik,"
"Rindi!" teriak Novan setelah menemukan Rindi di dapur.
"Kenapa sih, Om? Pagi-pagi udah teriak-teriak. Udah salam belum tadi?"
"Eh, iya, lupa. Assalamu'alaikum, istriku." Salamnya sambil cengengesan.
"Wa'alaikumussalam, suamiku." Jawab Rindi yang meniru nada bicara Novan.
"Kenapa teriak-teriak?" ketus Rindi.
"Ikut saya cepat!" Ucap Novan langsung menggandeng tangan Rindi.
"Be-bentar, Om! Itu belum selesai masaknya."
"Udah nggak usah masak!"
"Tap–" ucap Rindi terpotong kala Novan mengambil kunci motornya dan bergegas keluar.
"Lho, Om? Mau ke mana?"
"Sekarang ikut saya ke rumah Umma!"
"Udah, tinggalin itu semua! Kita udah ditungguin sama Umma," jelasnya.
Rindi mengerutkan keningnya dan menatap Novan untuk meminta penjelasan.
"Saya juga udah izin sama Buk Yah, beliau sudah mengizinkan kamu. Udah, ayo!"
"Kok Om yang ngizinin, sih?"
"Udah, Dik! Ayo! Udah telat ini," ucap Novan tak sabaran.
"Kenapa nggak bilang dari jauh-jauh hari sih, Om?"
"Lupa." Jawab Novan seraya tersenyum tanpa dosa.
Rindi menghembuskan napas pasrah, mau tak mau ia harus ikut dengan Novan.
"Ayo, Dik!" Teriak Novan yang sudah menaikki motornya.
"Bentar, Om! Mau ngambil handphone dulu," teriak Rindi menimpali.
"Nggak ada yang ketinggalan, kan?" tanya Novan memastikan.
"Nggak ada," balas Rindi cepat.
"Emangnya ada acara apa di rumah Umma?"
"Rahasia."
"Ck, udah ngasih kabar dadakan, terus disuruh cepat-cepat ke sini, terus sekarang ditanya ada acara apaan, jawabnya rahasia-rahasia segala," gerutu Rindi.
"Biar susuripris, Dik."
"Susuripris apaan?" tanya Rindi binggung.
"Kamu mah gitu, surprise maksudnya."
"Lagian diplesetin segala, saya kan nggak tahu," kesal Rindi.
"Iya-iya, maaf. Udah, ayo!"
"Pegangan yang erat biar nggak jatuh!" pinta Novan.
Dengan ogah-ogahan, Rindi pun menuruti perintah sang suami.
Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga jam, kini tibalah mereka di rumah Umma Novan. Novan memarkirkan motornya di halaman samping rumah. Kemudian mengajak Rindi untuk masuk.
"Ayo, Dik!" tegurnya pada Rindi yang sempat tercengang tadi.
"I-iya."
Tok tok tok
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA IMAMKU (End-Tahap Revisi)
General Fiction"Saya tidak akan memaksa, Dik. Cinta datang karena terbiasa, semoga saja kamu bisa merasakan apa yang saya rasakan sejak empat tahun dahulu hingga sekarang." . . . Sebuah kejadian tak terduga tengah dialami gadis yang kurang percaya akan cinta dan k...