Idle Talk 1

30.5K 3.1K 26
                                    

"Abang, tadi Al beli baju sama mama."

Rey yang sedang mengerjakan tugasnya sebagai Ketua OSIS menoleh pada adiknya itu, "Oh ya? Kok nggak ajak-ajak abang?" tanyanya asal. Ia bukannya minta diajak, hanya ingin mengajak adiknya itu bercerita lebih banyak.

"Al tadi tiba-tiba diajak sama mama. Abang kan lagi sekolah. Ng... tapi Al sama mama beliin baju buat abang sama mas juga."

Rey tersenyum mendengarnya, "Mana bajunya?"

Al balas tersenyum kemudian berlari keluar dari kamar Rey. Rey yang melihat itu sontak berteriak mengingatkannya untuk tidak berlari. Melihat Al tidak mengacuhkannya Rey hanya menghela nafas. 

Ia senang jika adiknya itu sedang dalam mode ceria seperti ini. Masalahnya mode seperti ini agak jarang. Ia malah lebih sering melihat AL dalam mode pemurung. Ia beberapa kali melihat Al melamun, dan kalau sedang dalam mode begitu Al tidak akan melakukan apapun kalau tidak disuruh. Sama seperti saat anak itu baru datang ke rumah ini.

"Abang!"

Rey yang baru saja kembali pada tugasnya menoleh. Senyumnya melebar melihat adiknya masuk ke dalam kamarnya. Adiknya itu membawa baju yang dimaksudkannya. Akan tetapi dibandingkan dengan baju yang dibawa adiknya itu, Rey lebih tertarik melihat adiknya yang super imut.

Anak itu sudah berganti baju. Pantas saja tadi ia menghilang agak lama. Ia memakai piyama berupa kaos dengan kupluk yang agak kebesaran di tubuhnya. Kaos itu berwarna hijau muda dengan motif garis-garis yang diselingi gambar boneka beruang. Celana yang dipakainya berwarna senada, tapi polos. Polanya hanya ada di ujung bawah. 

"Coba bentar, Al," kata Rey sambil menarik adiknya mendekat.

Ia memakaikan kupluk di bajunya itu di kepala Al. Ia tersenyum puas saat melihat adiknya itu bertambah imut karena ternyata kupluk itu ditambahi dengan telinga hewan. Sambil tertawa, Rey memeluk Al gemas. Ia benar-benar bersyukur memiliki Al sebagai adiknya. Apapun yang terjadi, Rey berjanji untuk terus menyayangi Al sepenuhnya. Kalau perlu, ia akan melakukan semua yang AL minta.

"Abang, ini bajunya. Al yang pilih sama mama. Abang pake, ya?" kata Al membuyarkan lamunannya.

Rey mengangguk saja saat melihat raut wajah memohon Al. Sumpah, sepertinya kalau Al menyuruhnya bunuh diri dengan raut wajah seperti itu Rey akan melakukannya tanpa berfikir dua kali. 

"YEY!"

Apalagi kalau langsung diberi pelukan seperti ini.

"Pokoknya Al tunggu. Sana Abang pake! Al juga udah minta Mas pake," kata Al sambil duduk di atas kasur Al.

Tidak mau membuat adiknya menunggu, Rey mengambil baju itu dan membawanya ke kamar mandi di kamarnya. Ia masih tersenyum saat membuka bajunya dan membeberkannya untuk melihat model piyama itu. Seketika senyumnya luruh berganti tatapan horor saat melihat baju itu memiliki model yang sama seperti yang dipakai Al. Ia rasanya ingin mengumpat, pasti ini ide usil dari mamanya.

"Al, bajunya jatuh, kayaknya abang nggak bisa pake, deh," kata Rey mencari alasan.

"Yah... gimana dong? Kalau gitu Al nanti tidur sama Mas Dimas aja deh. Padahal pasti lucu kalau kita bertiga tidur pake baju kembaran," balas AL dengan nada sedih.

Rey jatuh dalam dilema. Apa yang harus dilakukannya.

"Abang... beneran nggak bisa dipake bajunya?" tanya Al sedih. Suaranya terdengar tepat dibalik pintu.

Rey galau, tapi tidak lama. Dengan cepat ia memakai baju itu. Kemudian ia segera keluar dari kamar mandi karena tidak mau melihat bayangannya di cermin. Begitu ia keluar, Rey langsung disambut tawa keras milik kakaknya alias Mas Dimas.  Ia menoleh dan melihat masnya itu duduk di kasur Rey sambil memangku Al.

"Cocok banget lo pake itu, Rey. HAHAHA!!!"

Rey mendengus, "Lo juga cocok banget, Mas."

"Hehe, kita pake baju samaan."

Rey dan Dimas kompak membalas kata-kata Al dengan gemas. Mereka menciumi adik kesayangan mereka itu. Sama-sama menyadari bahwa kesenangan Al melihat mereka memakai baju samaan membuat baju ini tidak sekonyol itu lagi.

"Yuk kita foto dulu," kata Mas DImas dengan semangat.

"Boleh, tapi lo kudu pake kupluknya," balas Rey.

Dimas tertawa, "Siapa takut?"

"Sini Al, kita foto. 1... 2... 3..."

Ckrek.

➰➰➰

Hai hai...
Masih adakah yang bangun?

Hehe, its just idle talk. Soalnya aku lagi galau nerusinnya gimanaa... udah ada sepenggal sih, tapi belum memuaskan buat di up. Dan karena aku janji bakal up tiap Sabtu, jadi aku gantikan dengan sedikit kisah manis antara Al dengan kakak tersayangnya. 😊

Tunggu Al kembali di kesempatan selanjutnya yaa
Thanks for all votes and comments 😍⚘

~Rin Saniza~
280821

AL WILL BE OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang