13

36.5K 3.5K 83
                                    

Hai hai!!! Aku up lagi nih
Aku mintanya boom comment sih, tapi ternyata vote nya udah ngelebihin idle talk kemarin, jadi aku kasih hadiah deh😉

Selamat membaca🤗⚘
➰➰➰

"Zeith, Kamu yakin ini anak kamu?"

Pertanyaan kakak perempuan pertamanya itu sontak membuat Zeith menegang.

"Iya juga. Mom juga nggak yakin dia anak kamu, Zeith," timpal wanita yang selalu Zeith panggil Mommy itu.

"Kak, Mom, nggak lucu. Jelas-jelas Al mirip banget sama aku. Mana mungkin dia bukan anak aku?" bantah Zeith cepat. Ia tidak mau Al berpikiran yang tidak-tidak mendengar kata-kata dua wanita itu.

"Bagian mana miripnya coba? Jelas beda banget, lho, kalian itu," bantah Kak Sera langsung. "Iyakan, Mom?"

Mommy mengangguk setuju, "Dia lebih cocok jadi anak Mom sama Dad daripada jadi anak kamu. Dulu kamu itu bandelnya minta ampun, lho. Sampe Mom selalu pusing ngehadapin kamu. Rey sama Dimas lebih mirip sama kamu daripada anak itu."

Zeith lemas mendengarnya. Ternyata yang dimaksud kakak dan mommy nya adalah sifat mereka. Hampir saja Zeith meledak membantahnya. Yah, kalau soal sifat mereka memang agak berbeda. Al benar-benar penurut sampai terkadang Zeith khawatir dibuatnya, sedangkan dirinya sendiri... kalau kata kakak dan ibu yang merawatnya sejak kecil, liar. Malah terkadang kakaknya itu menggolongkannya sebagai iblis. Berwajah rupawan dengan sifat blangsak.

"Al bukan anak Papa?"

Pertanyaan yang terdengar polos tanpa niat menuding itu menghampiri rungu seluruh orang di ruangan itu. Sukses membuat mereka bungkam. Kaella yang sedang memangku Al memelototi seluruh keluarganya menegur. 

"Nggak, kok, Al anak papa. Al mirip banget, lho, sama papa waktu masih kecil. Pernah liat foto papa masih kecil, nggak, Al?" balas Kaella sambil mengecupi sisi kepala anak itu.

Al memiringkan kepalanya dengan bingung, "Tapi tadi bunda sama oma bilang..."

"Nggak usah didengerin, Al. Bunda sama oma cuma lagi bercanda sama papa. Soalnya Al penurut banget, sedangkan papa dulu waktu masih kecil bandel banget," jelas Kaella lagi.

"Udahlah Al, itu cuma bercandaan orang dewasa. Kita main aja yuk. Kakak bawain banyak mainan, lho!" kata Chery mengalihkan perhatian Al. Ia mengajak Al pergi ke halaman belakang. Willy langsung mengikuti kakaknya itu, sedangka Varo memilih untuk tetap di tempatnya sambil memainkan ponselnya.

Mereka diam sampai ketiga anak itu tidak terlihat lagi. Mungkin mereka akan membawa Al ke ruang bermain di belakang yang sekarang jarang dipakai lagi. Al juga sepertinya belum pernah ke sana karena tempat itu belum Zeith perbaiki. Mainannya sudah ketinggalan zaman dan kedua anaknya sudah bosan bermain hal-hal seperti itu. Bahkan sejujurnya ia lupa punya ruangan khusus anak-anaknya bermain kalau tadi Kak Sera dan Chery tidak memaksanya membuka ruangan bermain karena mereka membawakan beberapa mainan baru untuk Al.

"Al kambuh lagi, Zeith?" tanya Kak Valdi tiba-tiba.

"Iya, Kak. Dari kemaren sebenernya, tapi semalem juga. Aku ngga bisa tidur karena khawatir semaleman," jawab Zeith lemah. Ia teringat bagaimana semalam Al kembali sesak nafas. Anak itu sampai memukul-mukul dadanya berkali-kali seolah dengan begitu udara bisa masuk ke dalam paru-parunya. Lea malah sudah menangis saat memeluk Al untuk menghentikannya memukul dadanya.

"Emang Al sakit apa?" tanya mommy.

"Dia ada asma yang cukup parah, Mom," jawab Lea.

Zeith mengangguk membenarkan.

AL WILL BE OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang