Bab 3. Masih dalam bayangan-Nya

90 52 311
                                    

#KarnavalMenulis

#FCP

#dayke-3

#Masih dalam Bayangan-Nya

#1229 kata

"Oi. Kawan, gue cari-cari di kamar. Ternyata disini rupanya. Udah bosen kah di kamar?" teriak Mily yang berhasil membuat semua mata tertuju padanya. Mily hanya berjalan santai mendekati kawan nya itu dan Kana langsung bergegas pergi.

"Nah, Mily dah dateng. Abang pergi dulu ya. Nanti sore jadwal dokter visit ke kamu. Doa aja semoga udah boleh pulang. Mily, abang nitip Nisa dulu ya." Ujar nya sambil menepuk ringan bahu Mily. Mily hanya mengangguk dan melambaikan tangan ke Kana.

Perlahan, tubuh Kana tidak tertangkap oleh ekor mata keduanya. Setelah Kana pamit, ya taulah apa yang dilakuin ciwi selain ngemil. Pasti gibahin idola nya. Keduanya merupakan fans berat dari boy grup Korsel yang namanya sudah besar di Indonesia. Siapa yang nggak tau NCT 127? Grup yang digawangi oleh sepuluh pria tampan berbagai negara, membuat grup ini langsung naik daun.

********

Arloji yang melingkar di tangan Mily sudah menunjukkan pukul setengah sebelas pagi dan itu artinya berjemur sudah selesai. Mulai banyak pasien yang meninggalkan rooftop, tak terkecuali Mily dan Nisa. Sesampainya di ruangan, kehebohan terjadi karena mereka lupa kalau NCT sedang comeback. Buru-buru Mily mencabut gawai yang Nisa charger. Setelahnya, ia duduk di samping hospital bed dan memulai aktifitas fangirl.

"Huweeee. Kenapa Taeyong oppa kece abis, gila. Nggak salah gue ngidolain dia. Buset dah. Cakep bener. Blasteran surga dan kagak ada damage nya sama sekali."

"Oi, jangan lupain daddy Jhonny. Kece badai pokoknya kalau dah pakai jas. Melenyot pisan euy." seru Mily yang nggak kalah hebohnya. Sampai-sampai, tangan nya menyenggol infus Nisa. Keduanya panik dan untungnya masih bisa diatasi.

TOK.....TOK.......TOK.......

Ketukan pintu mengejutkan mereka. Dokter yang dinantikan mereka akhirnya datang. Beliau memonitoring kesehatan Nisa dengan seksama. Namun, untuk saat ini dirinya belum diperbolehkan untuk pulang. Yang menjadi masalah nya sekarang adalah maag yang diderita semakin meningkat level nya.

"Nona Nisa. Sepertinya, kamu memang harus menjaga betul pola makan mu. Jangan terlalu terforsir juga dengan tugas kuliah, jangan telat makan dan point penting nya adalah kalau kamu ada masalah. Ceritakan. Karena, tidak baik untuk kamu rasakan sendiri. Dapat dipahami, kan?" kata dokter Raihan.

"Iya dok. Nisa paham. Nisa akan selalu menjaga pola makan Nisa dan semua yang dokter katakan. Terima kasih, Dok," ujarnya sambil melipatkan kedua tangan nya.

Dokter Raihan langsung meninggalkan ruang rawat Nisa. Sepeninggalan dokter muda itu, mereka langsung melanjutkan fangirling yang sempat tertunda. Sang dokter memperhatikan Nisa dari luar dengan tatapan yang senang. Apakah mungkin akan kena sihir kecantikan Nisa? Suatu saat nanti pasti terjawab.

"Dokter Raihan, ada pasien baru. Diagnosa sementara maag dan anemia," ujar salah satu perawat. Namun, sang dokter terlalu sibuk menatap Nisa sehingga ia tidak mendengar panggilan perawat tersebut.

"Dokter Raihan Wibowo?" panggilnya untuk kedua kali.

"Hoi. Rai. Kenapa? Merhatiin apaan sih lu. Serius amat." karena sudah gemaz dan kesal, perawat itu menepuk ringan pundak Raihan dan Raihan langsung tersadar dari lamunan nya. Sejenak, ia merubah raut wajahnya yang tadinya sumringah sekarang dingin dan tegang.

"Apaan sih. Kenapa manggil aku?" tanya nya dengan tanpa penuh dosa.

"Ada pasien baru, Raihan. Katanya dia sepupu mu. Masih nggak mau nolong dan masih betah natap gadis itu?" timpal perawat yang tidak lain adalah teman semasa SMA nya.

Bawa Dia KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang