Bab 15. Sweet Memories

90 40 371
                                    

#Karnaval Menulis
#FCP
#dayke-15
#Sweet memories
#-+1255 kata

Attention!!! Bab ini dipenuhi dengan flashback Nisa. Semoga kalian tidak bingung ya. Terima kasih. Happy reading.

Di sebuah ballroom yang terbilang cukup mewah sudah disulap dengan dekorasi yang serba biru dengan sentuhan warna peach. Bunga mawar yang sudah tersusun rapi di sepanjang ballroom dan alunan music klasik menambah suasana romantis.

Seorang gadis cantik dengan tinggi kurang lebih seratus enam puluh lima cm masuk di ruangan dengan mata tertutup. Gadis itu memakai dress selutut dengan warna senada seperti ballroom.

"Nis, pangeran lu mana dah. Gue kagak sabar liat," ujar Mily menggoda Nisa.

"Apaan coba. Pangeran siapa. Gue aja nggak ngerti apa yang lu maksudkan," ketus Nisa pada Mily.

Ya begitulah, Mily yang berharap Nisa menanggapi pertanyaan nya dengan romantis, namun sebaliknya yang ia dapatkan hanya suara nada tinggi dari Nisa. Karena Mily gemas, ia memukul kepala Nisa cukup kuat.

"Aduh, kenapa pukul," ujar Nisa yang mengaduh.

Mily mengacuhkan pertanyaan Nisa dan terus menuntun gadis itu hingga sampai ke sebuah panggung kecil di tengah ballroom. Mily langsung meninggalkan Nisa sendirian. Semua lampu dimatikan dan ya sekarang hanya kesunyian yang membersamai Nisa.

"Gila, sepi banget. Mil, abang. Kalian kemana ih, kenapa suruh Nisa pakai baju kek begini coba, mau ngapain?" ujarnya berteriak sekencang yang ia bisa.

****
Samar-samar ia mendengar suara yang seharusnya tidak ia dengar. Suara itu lama-lama membesar dan menggema di seluruh ruangan. Binatang kecil yang sangat membuat Nisa sampai demam satu minggu. Ya, apalagi kalau bukan Tokek.

"Ya ampun. Kenapa harus ada tokek sih. Gelap pula, Milyy, Abang. Kalian dimana sih,"

HIH.... HIHHH.....HIHH....HIHHH.....

"Astaghfirullah. Ya Allah. Suara apaan lagi itu. Ini gue di tempat apaan sih, kenapa ada suara mbak Kun segala lagi. Huweeeee, aing takut,"

Ada beberapa orang di belakang panggung yang menjadi backsound suara mbak Kun. Ada-ada saja ulah mereka. Seneng banget liat temen nya tersiksa.

"Pliess deh. Bangg, Milyy. Nisa bakal ngambek sama kalian kalau kek gini. Nggak lucu tau, ih." Nisa mulai menangis dan pasrah. Ia terduduk lemas dan semua riasannya hampir nggak cantik pas pertama kali dirias.

"Udah-udah Bang, kasian. Dia udah nangis kek gitu."

"Oke, semuanya jalankan misi masing-masing ya. Semoga Nisa suka dengan kejutan kecil ini. Semoga berhasil dan semangat kawan," ujar Kana sambil menggebu-gebu.

Terlihat semua gadis mulai berlari ke arah Nisa. Nisa mulai panik karena banyak sekali suara telapak kaki yang mendekat ke arahnya.

"Ya Tuhan, apalagi ini. Apakah hidupku akan berakhir di umur yang ke 17 tahun? Sungguh malang sekali nasibku," pasrah nya sambil mencium lututnya.

"I Can Show You the worlds, Shining, Shimmering, Splendid, Tell me, Princess, now when did You last let Your heart Decided?"

Alunan musik legendaris yang menjadi backsound film Disney Aladdin ini menggema di setiap sudut ruangan mewah itu. Sensor lampu perlahan mulai menyala ketika ada yang lewat.

Suara yang tidak asing bagi Nisa membuat dirinya mulai tidak takut. Dirinya langsung bangkit dan mulai berdiri tegak. Ia tidak mau terlihat lemah di depan orang tercinta nya itu.

Bawa Dia KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang