Bab 8. Suara Misterius

69 40 289
                                    

#KarnavalMenulis

#FCP

#dayke-8

#SuaraMisterius

#-+1101 kata

Hari ini merupakan hari yang sangat menyenangkan sekaligus menakutkan untuk Nisa dan Mily. Karena, hari ini merupakan hari dimana "KEHIDUPAN AKADEMIK" mereka dimulai. Daerah Semarang memiliki beberapa universitas yang sudah tidak diragukan lagi akreditasinya. Salah satunya adalah Ardana University. Kampus ini menempati urutan nomor dua diantara puluhan kampus yang ada di Kota Semarang. Hanya orang terpilih yang bisa menembus universitas itu.

"Oiiiii. Kebo-kebo cantikku. Bangun yuk, sayang. Inget ya, hari ini kalian ada OSPEK. Jangan sampai telat. Apa yang disuruh kating jangan lupa dibawa. Jangan sampai kena hukuman, disuruh berlutut sama semut, mampus kalian," ujar Kana yang rasanya ingin sekali Nisa melakban mulut yang berisik itu.

Sedangkan, korban pertama yang bangun adalah Nisa. Dirinya sudah berteriak kepada Kana untuk diam karena dirinya sudah bangun sejak tadi. Setelah pendengaran nya sudah tidak menangkap suara bising, ia bergegas untuk merapihkan kebutuhan nya untuk OSPEK. Mulai dari Id Card, buku panduan dan tugas-tugas lain yang sudah diberikan kakak tingkat sebelumnya.

FLASHBACK ON

Hari Jumat, setelah kepulangan Nisa dirinya harus menghadiri kelas zoom. Zoom ini terbagi beberapa kelompok. Kelompok tersebut terdiri dari sepuluh sampai lima puluh orang. Nama kelompok mereka juga terbilang unik karena panitia memakai nama jenis senjata yang ada di Indonesia.

"Halo adik-adik, bagaimana kabarnya pagi hari ini?" ujar MC yang kira-kira berumur dua puluh tahun.

"Alhamdulillah, baik Kak."

"Puji Tuhan, baik Kak. Kakak sendiri bagaimana?"

"Alhamdulillah, kakak juga baik-baik saja. Apakah kalian siap untuk mengikuti PERKENALAN LINGKUNGAN KAMPUS BAGI MAHASISWA BARU?"

"In sya Allah. Siap lahir batin kak," celetuk salah satu calon mahasiswa yang menanggapi pertanyaan MC.

Kurang lebih seperti itulah suasana yang terjadi. Meskipun hanya bersua melalui layar, setidaknya tidak menyurutkan semangat mereka untuk mengenal tempat yang akan digunakan belajar kurang lebih empat tahun mendatang.

"Baiklah, apakah instruksi kakak sudah jelas dan bisa dipahami?"

"Bisa kak......" ujar seluruh mahasiswa yang tergabung dalam zoom.

"Oke. Mungkin cukup sekian ya pertemuan kita, aku pamit undur diri. Sampai ketemu di kampus adik-adik semua. Jaga kesehatan ya, jangan lupa jaga mata dan jaga hati buat pacarnya. Disini, manusia jantan nya cakep-cakep. Awas kesemsem. Kakak nggak tanggung jawab lho ya kalau pacar kalian ada yang nyangkut ama buaya. Byeee." ujar kakak MC

Akhirnya, zoom selesai juga. Selepas pulang dari RS, dirinya memang belum istirahat. Namun tak mengapa, mungkin akan lebih baik seperti itu.

FLASHBACK OFF

"Mil, ayo bangun. Abang dah kumat tuh, sakit telingaku denger nya. Ayo, Mil," kata Nisa sambil mengguncang tubuh Mily agar segera bangun.

EMTHHH.....

Mily menggeliat dan kemudian tidur kembali. Nisa bingung, apa tadi malam ia lakukan yang membuatnya terlambat bangun. "Jam berapa sih. Masih pagi tau, ayam tetangga lu aja masih ngorok," ujar Mily pada Nisa yang semakin berisik.

"INI OSPEK, MAEMUNAH. Tugas dari kating udah lu kerjain belum. Kalau belum, masih ada waktu neh buat ngerjain. Gue bantuin, gue juga ada yang belum selesai," sambung Nisa yang kemudian ia merapihkan gambar nya.

Mily yang nyawanya baru setengah terkumpul langsung cuci muka. Selesai cuci muka, dirinya langsung bergabung dengan Nisa untuk membuat id card. Id card berbentuk burung hantu warna ungu yang kebetulan ungu adalah warna favoritnya. Dari jam tiga pagi hingga lima pagi, akhirnya selesai juga.

"Ayo, lu mandi sini. Gue sandera kamar mandi nya abang. Biar cepat selesai oke." Ujarnya dan Mily mengangkat kedua jempolnya.

Nisa kemudian menuju kamar abang nya untuk numpang mandi. Diketuk nya pintu, lalu yang punya kamar membuka. Tanpa basa-basi lagi, Nisa langsung menuju kamar mandi. Kana yang terkejud hanya geleng-geleng kepala dan melanjutkan aktivitas nya yang tertunda.

"Abangg. Nisa minta odol ya. Nisa lupa bawa tadi," teriak Nisa yang minta izin minta pasta gigi Kana.

"Pakai aja, dik," sambung Kana.

"NIS...."

"Kenapa bang? Kalau manggil itu yang kenceng. Mau ngomong apa?"

Kana bingung, karena bukan dia yang memanggil Nisa. Dari tadi, dia hanya berkutat dengan perhitungan ekonomi. Mana sempat panggil dengan suara lirih. "Nggak dik. Abang nggak panggil kamu. Kamu itu yang tumben aja nggak dipanggil nyaut. Giliran dipanggil pura-pura nggak denger," ledek Kana.

"NISAA...."

Suara itu terdengar sangat lirih dan sumber suara yang sangat dekat. Karena takut, Nisa buru-buru menyelesaikan kegiatan nya dan segera keluar. Ia kemudian memukul kepala abang nya dengan keras lalu pergi begitu saja.

"Weh, kenapa sih pukul-pukul terus. Sakit tau," ujar Kana yang meringis kesakitan sambil memegang tengkuk yang dipukul Nisa.

"Hah. Ternyata gini caranya. Waww. Kenapa habis dipukul Nisa, gue langsung bisa nemu jawaban nya? Pukulan pembawa berkah nih mah," ujarnya sambil bersemangat untuk menyelesaikan kerjaan nya.

*******

"Ayo weh. Sarapan dulu, abang nggak mau nanti kalian kenapa-kenapa." ujarnya sambil berteriak di depan kamar Nisa.

Dua gadis itu langsung keluar menuju meja makan dan sudah ada bibi yang senantiasa menunggu kedatangan mereka. Senyum manis dari bibi menambah kehangatan di pagi yang cukup dingin.

"Lho, kamu kenapa Nis. Kok nangis?" kata Mily yang langsung menyadari bahwa Nisa sedang menitikan air mata. Mily berusaha menenangkan sahabatnya itu dengan menepuk pundak nya perlahan.

"Nggak, aku lagi kangen mama aja. Kapan ya beliau pulang? Senyum bibi bikin aku nangis aja pagi-pagi ahh." keluh Nisa.

"Ya udah, bibi nggak usah senyum aja deh kalau buat Nisa nangis. Cemberut aja nih, bibi." kata bibi sambil mengerucutkan bibirnya

Nisa langsung tertawa dan suasana hangat kembali. Mereka langsung melanjutkan makan pagi. Jam sudah menunjukkan pukul enam pagi. Baru kali ini, anak dari keluarga Wijaya sudah selesai makan pagi. Biasanya makan baru mulai jam tujuh dan sekarang jam enam sudah beres aja.

"Oke, karena sudah selesai sarapan nya. Ayo kita berangkatttt." ujar Kana dengan penuh semangat.

"Untuk Letta, kamu sama pak Doni ya. Nanti, sepulang sekolah boleh main. Jangan lama-lama tapi karena sorenya kita jalan-jalan. Oke." ujar Kana yang meminta persetujuan Letta.

Letta mengangkat jempol tanda ia menyetujui permintaan Kana. Karena sudah selesai semuanya, mereka akhirnya berpisah di halaman rumah. Kana, Nisa dan Mily berangkat duluan.

Diperjalanan, mereka hanya mendengarkan lagu Hot Sauce milik NCT DREAM yang rilis pada tanggal 10 Mei 2021. Terkadang, kedua gadis itu menyanyi mengikuti alunan lagu tersebut. Kana yang tidak mengerti hanya mengangguk-angguk saja mengikuti iramanya. Enak juga lama-lama.

"Bang. Sekarang jujur deh ama gue. Gue berusaha nggak marah kok. Lu masih jadi abang gue. Jadi, beneran lu apa kagak tadi yang panggil gue?" tegasnya pada Kana supaya dirinya ngaku kalau memang Kana sedang mengerjai nya.

"Lu sekarang kok kagak percaya banget sih sama gue. Bukan gue yang panggil lu, Faranissa. Kan gue udah bilang, gue aja mumet sama Ekonomi. Ngapain repot-repot manggil lu. Eh btw, makasih ya jitakan nya tadi. Gue jadi bisa jawab soal yang semaleman gue nggak bisa pecahin," ujar Kana sambil membelai lembut surai Nisa.

"Lah, terus siapa tadi yang panggil gue. Hadeh, serem banget sih. Apa jangan-jangan gue cuma halu aja. Tapi, suara siapa tadi astaga."

Bawa Dia KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang