Bab 13. Perjalanan Baru

73 44 297
                                    

#Karnaval Menulis
#FCP
#dayke-13
#Perjalanan Baru
#-+1057 kata

Semilir angin perlahan menerpa lembut pipi kedua gadis yang masih saling bercanda di alam mimpi. Kana dengan ciri khas nya langsung nerobos kamar Nisa tanpa minta izin. Percuma saja di kunci karena Kana pegang kunci kamar.

"Ayoo. Banguuunnn," kebiasaan Kana yang langsung ngedusel gitu aja diantara Nisa dan Mily.

"Apaan sih, iya-iya. Emang jam berapa sih?" tanya Mily yang masih berusaha mengumpulkan nyawa untuk bisa bangun.

Sementara, Nisa masih manja-manjaan dengan abangnya dan ternyata Mily sudah sadar dulu. Dirinya langsung mengambil air wudhu kemudian menunaikan ibadah shalat subuh dulu. Kana masih terus membangunkan adiknya yang semakin molor di pelukan nya.

"Ayo bangun dik, jangan telat lagi kek kemarin ya. Yuk, yuk." Kana masih dengan sabar membangunkan putri kecilnya itu. Namun, gimana lagi ya. Namanya orang lagi pengen nempel aja ama kasur, mau dibangunin gimana pun ya susah.

Akhirnya, usaha Kana tidak sia-sia membangunkan Nisa. Dirinya mulai melangkah ke kamar mandi dan mengambil air wudhu. Setelah Nisa keluar, gantian Mily yang menggunakan kamar mandi. Setelah dirasa semuanya sudah terkendali, Kana kembali ke kamar untuk melanjutkan aktivitasnya.

*****

"Halo, selamat pagi sayang-sayang nya bibi. Yuk, sini-sini. Menu hari ini sayur bening, lele sama sambel yang super pedas kesukaan kalian semua," ujar bibi yang menyambut kedua gadis itu ke meja makan.

Keduanya langsung tersenyum dan Nisa memeluk bibi sekilas. Bibi hanya bingung dan menepuk pundak Nisa perlahan, serta membelai lembut surai hitam yang dibiarkan tergerai. Sedangkan Mily, dia langsung menyantap makanan itu tanpa izin dari si pemilik rumah.

"Owh ya Bi, Letta mana? Kok nggak keliatan tumben. Masih tidur kah?" tanya Nisa sembari mengambil seluruh makanan yang ada di meja.

"Eumh...." bibi bingung mau jawab apa, tadi udah dikasih tau Kana kalau jangan ngomong apapun tentang Letta kalau Nisa tanya.

"Letta dijemput mama papa, Dik." Ujar Kana santai sambil mencium pucuk kepala Nisa.

"Lho mama papa pulang? Kok nggak bangunin Nisa sih? Kan Nisa juga kangen sama mereka. Terus, pulang lagi kapan, Bang?" tanya Nisa dengan nada yang sedikit kecewa. Tadi yang makan nya lahap, perlahan mulai hilang selera.

Kana menjelaskan apa yang terjadi. Alasan mengapa Letta dibawa orang tua mereka adalah mereka khawatir kalau kehadiran Letta akan merepotkan kegiatan kuliah mereka. Apalagi, Kana yang sekarang tengah di ambang semester akhir. Oleh karena itu, orang tua mereka memutuskan untuk membawa Letta bersama. Sedangkan, untuk kepulangan mereka sendiri belum dapat dipastikan.

"Owh gitu. Ya udah. Padahal masih pengen ngajak Letta main bareng. Tapi, kalau dipikir-pikir, sekarang kita juga nggak ada waktu buat Letta. Pulang malem terus, mesti dia bosen main sama bibi terus," ujarnya dengan penuh kepolosan.

****

Kana sedikit trenyuh dan juga lega ketika Nisa dapat menerima keputusan orang tuanya untuk mengajak adiknya bersama mereka. Kini, secara resmi Nisa, Mily dan Kana tinggal bersama. Setelah semua kegiatan sarapan selesai, mereka langsung bergegas pergi ke kampus. Sengaja berangkat pagi karena menghindari kejadian yang tidak di inginkan seperti kemarin.

"Semoga aja nggak macet kek kemarin sih. Tepos juga duduk lama-lama," ujar Mily sambil memainkan ponselnya

"Abang juga nggak kalah pedes, say and lu kemarin juga nggak pedes apa. Duduk terus di audit?" celetuk Nisa.

"Lho, kemarin kalian cuma di audit doang?" Kana terkejud karena biasanya hari pertama OSPEK mesti dilapangan. Panas-panasan, bentak-bentakan. Kok ini malah enak sih, duduk santai di audit. Ada AC lagi

Nisa bercerita panjang lebar ke Kana tentang harinya kemarin. Gimana capeknya nyari kantin, serunya main games sampai hukum tim yang kalah pakai bedak bayi. Seru pisan pokoknya mah. Mily hanya tersenyum kecut mendengar pernyataan Nisa. Karena, yang ia ceritakan hanya yang senang-senang aja.

"Kemarin, siapa MC yang pandu game, dik?" ujar Kana tiba-tiba.

Nisa sempat terkejud dan langsung melirik Mily. Mily pura-pura tidak mengerti dan melanjutkan aktivitas scroll tiktok nya. Nisa yang bingung jawab apa langsung terdiam. Tiga puluh menit dihabiskan mereka dengan saling diam membisu. Biasanya, masih ada lagu-lagu K-Pop yang menemani perjalanan mereka.

****

Akhirnya, sampai juga di kampus. Banner dengan tulisan "WELCOME TO ARDANA UNIVERSITY" masih terpampang di antara pintu masuk. Sekumpulan manusia yang memakai baju hitam putih sudah tertangkap di sudut mata mereka. Kedua gadis itu langsung turun dengan keheningan yang masih menyelimuti. Tak sengaja, Kana melihat Kevin yang sedang tersenyum ke arahnya dengan sinis. Seolah-olah "Gue bakal nyakitin adek lu sampai sesakit-sakitnya"

TINNNNN.

Seluruh maba serta sebagian panitia yang masih tersebar di luar loby terkejut. "Bang, ada apa? Ada yang salah kah?" tanya Nisa dengan lembut pada Kana yang wajahnya sudah terbakar. Karena nggak tau apa yang harus dilakukan, tanpa pikir panjang Nisa langsung memeluk abang nya.

"Udah dik, abang nggak papa. Sana gih, masuk. Nanti ketinggalan," ujar Kana sambil membelai lembut surai Nisa.

Nisa masih berusaha mencari tau apa yang sedang terjadi dengan abang nya, namun abang nya sudah begitu meyakinkan dirinya kalau baik-baik saja. Setelah Nisa tenang, Kana langsung pergi meninggalkan lingkungan audit. Di seberang sana, Kevin tersenyum puas karena perlahan menghancurkan dirinya.

"Tunggu aja, Ar. Lu bakal dapet ganjaran yang setimpal. Tunggu aja. Ckck," senyum jahatnya mulai menghiasi wajah Kevin dan dirinya langsung mengubah ekspresi itu ke mode yang bersahabat untuk adik maba.

"Tunggu tunggu. Tunggu apa coba. Buruan, lima belas menit lagi mulai. Jangan sampai telat dan gue mohon, jangan beri kekacauan untuk maba. Terutama maba Faranissa. Ngerti kagak," bentak Pras pada Kevin

"Iya-iya. Ini masih pagi. Kenapa lu udah kek nenek lampir sih ah, gue cuma becanda doang," ujar Kevin tanpa rasa menyesal lalu melenggang aja ninggalin Pras.

"Dasar, orang gila lu Vin. Nggak habis pikir gue sama lu. Keviiiinnnn," Prasasti langsung mengejar harimau ngeselin.

****

Anak-anak kemudian diarahkan ke ruang audit kemudian panitia menjelaskan apa yang harus mereka lakukan. Hari kedua OSPEK ini seluruh mahasiswa baru akan di kelompokkan sesuai fakultas masing-masing. Total ada enam fakultas dan ada sekitar seribu lima ratusan mahasiswa baru. Kali ini, Nisa ngenalin Oliv ke Mily. Entah mungkin keduanya ini udah ada ikatan batin, langsung aja ramah.

"Heh, disini ada manusia juga. Kalian kenapa sih ngobrolnya seru banget," Nisa pura-pura memautkan bibirnya tanda merajuk kepada keduanya.

"Aduhh. Aduhhh. Cini-cini, bayi besar agu cedih ya. Cup cup cup," ujar Oliv dengan Mily yang meletakkan Nisa di tengah-tengah mereka. Suasana di hari kedua OSPEK kini semakin membuat semuanya menjadi lebih dekat.

Kak Prasasti langsung bergabung dengan ketiga gadis yang sedang bergembira itu. Prasasti sangat senang ketika melihat adiknya bisa tersenyum tanpa beban. Setelah semuanya berkelompok sesuai fakultas, mahasiswa baru langsung dibawa keluar oleh pendamping masing-masing. Dan kisah percintaan Nisa yang baru akan dimulai.

****

Bawa Dia KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang