Bab 12. Balas dendam Kah?

62 31 235
                                    

#KarnavalMenulis
#FCP
#dayke-12
#Balas dendam,kah?
#-+1147 kata

Hari semakin larut dan perjalanan mereka terhambat dikarenakan ada kecelakaan di depan mereka. "Bang, ada apa di depan. Kok berhenti tiba-tiba?" tanya Mily yang baru sadar kalau Kana berhenti.

Kana langsung mengeluarkan ponselnya dari lubang yang ada di sebelah setir dan membuka Whatsapp nya. Ia kemudian langsung mencari kontak Mily dan mengatakan bahwa di depan ada kecelakaan mobil. Begitu melihat ponsel, Mily langsung terdiam dan langsung menganggukkan kepala nya.

FLASHBACK ON

Mereka sudah dalam perjalanan menuju toko buku. Perjalanan mereka sangat asik dan juga santai. Ditemani lagu-lagu galau Korea yang membuat suasana menjadi semakin syahdu.

"Eh Mil, tumben lu mau pergi ke toko buku. Biasanya kalau gue ngajak, lu selalu nolak?" ujar Nisa yang penasaran kenapa tiba-tiba Mily setuju aja diajak ke toko buku.

"Kagak nape. Gue aja yang suntuk di rumah. Abang nggak pulang-pulang, mama papa selalu sibuk dan jarang ada waktu ama gue. Ya udah, gue iyain aja ajakan lu. Daripada gue nggak ada kerjaan. Setidaknya, keluar rumah sama temen asik juga," ujar Mily santai dengan masih bermain ig.

OHHH..

Di tengah perjalanan, tiba-tiba ada mobil minibus dengan satu truk. Minibus dievakuasi dengan mobil derek polisi dan truk berusaha ditaruh di pinggir jalan supaya tidak mengganggu aktivitas jalan.

"Ada apa sih, kok tiba-tiba macet gini," ujar Kana

"Iya ya. Padahal, aku pengen nabung Banggg. Udah nggak tahannn," ujar Mily sambil mencengkeram bahu Kana.

Nisa kemudian membuka ponsel dan melihat maps. Dirinya sudah sekitar lima menit terdiam melihat layar ponsel. Tangan nya mulai berkeringat dan perlahan mulai gemetar. Kana yang awalnya fokus ke jalan kemudian mengalihkan pandangan nya ke Nisa dan Mily pun demikian. Mereka terkejud melihat Nisa yang sudah diam terpaku dengan badan yang mulai basah.

"Nis.. dik. Kamu kenapa," ujar mereka bersamaan menyerbu Nisa dengan pertanyaan yang sama. Mily langsung mengambil botol air yang ada di sebelahnya, kemudian memberikannya kepada Kana.

Mily juga mengambil handuk kecil lalu menuangkan air panas di mangkuk kecil kemudian mengusapkan di kening Nisa. Tak lama kemudian, lalu lintas kembali normal dan Kana terpaksa menyetir dengan tangan satu, karena tangan yang satunya digenggam erat oleh Nisa. Mily pun ikut menenangkan Nisa dengan cara memijit pundak nya.

Satu jam perjalanan akhirnya mereka sampai di toko buku tujuan. Di parkiran mobil itulah, Nisa langsung menumpahkan rasa sesaknya dengan memeluk erat Kana. Mily hanya berusaha membuat gadis itu tenang dan sedikit melupakan trauma nya. Ternyata, keramaian tadi disebabkan oleh kecelakaan beruntun antara minibus dengan truk. Oleh sebab itulah, Nisa menjadi seperti itu. Dia teringat kekasihnya yang juga meninggal dikarenakan kecelakaan.

FLASHBACK OFF

Tiga puluh menit yang dihabiskan oleh pengguna jalan tanpa kepastian, akhirnya mendapatkan kepastian kapan akan berjalan kembali. Arloji di tangan Kana sudah menunjukkan hampir pukul delapan malam. Biasanya, jam segini mereka sudah menyamankan diri di tempat tidur.

"Lho bang, kok belok sini, ini bukan arah rumah lho. Eh... bang?" Mily celingak-celinguk mencari batang hidung Kana yang tidak dapat di tangkap oleh matanya.

"Nis, maafin gue lagi yak. Gue nggak bisa jaga perasaan lu lagi untuk yang kedua kalinya. Gue ngerasa jadi sahabat yang gagal karena nggak bisa ngelindungi lu. Maafin gue lagi, Nis," Mily yang biasanya strong dan tidak pernah mengerluarkan air mata di depan Nisa, kini pertahanan nya hancur karena ia merasa nggak berguna banget jadi sahabat.

Disisi lain, tanpa di ketahui Mily pun Nisa meneteskan air mata. Ia juga merasa terharu bagaimana usaha teman bermain nya ini menjaga hati dan perasaan nya. Dirinya juga kurang bisa memahami Mily karena dirinya juga merasa egois. Tak lama kemudian, Kana datang membawa beragam camilan dan minuman kesukaan ketiga gadisnya. Kana telah menganggap Mily sebagai adiknya sejak ia berteman dengan Nisa.

"Nih dik, tadi abang beli cilok sama kenzler kesukaan kalian," Kana memberikan satu kantung penuh belanjaan kepada Mily. Karena nggak mau dikata cengeng, Mily segera menyeka air matanya kemudian menerima kantung dari Kana.

Mereka langsung meninggalkan tempat itu kemudian balik ke rumah. Karena mampir, jadi jam sembilan malam mereka baru pulang. Letta sudah tertidur pulas ketika mereka sampai di rumah. Katanya, tadi Letta ngambek dan nggak mau makan karena Kana mengingkari janji yang dibuatnya.

DIN..... DIN.......

Suara klakson mobil Kana mengagetkan pak Budi yang juga hampir tertidur. Ia kemudian membukakan pintu untuk Kana dan setelah itu, ia kembali tidur lagi. "Mil, udah sampai. Turun dulu yuk, nanti istirahat lagi," ujar Kana dengan lembut pada Mily.

Mily masih berusaha untuk mengumpulkan nyawa nya yang masih kesana kemari. Setelah dua menit, akhirnya nyawanya kembali dan langsung turun membawa semua belanjaan Kana. Mily masuk terlebih dahulu dan Kana langsung membawa adiknya untuk tidur.

"Bi, Letta udah bobok ya?" tanya Mily pada bibi yang sepertinya juga terbangun karena kedatangan mereka.

"Iya nak. Letta tadi sempat ngambek karena kalian belum pulang juga. Owh ya, kenapa kalian baru pulang jam segini? Pergi kemana saja? Kok tumben nggak berkabar dengan bibi. Bibi khawatir dengan kalian lho," ujar bibi panjang lebar pada Mily.

"Maaf bi, kami pulang terlambat karena ada sesuatu di jalan dan juga MOS mereka baru selesai," ujar Kana. Mily juga berusaha memberikan kode ke Bibi kalau penyebab lain nya adalah ada kecelakaan di jalan yang biasa mereka lalui.

Bibi mengerti dan bibi mempersilahkan mereka untuk membersihkan diri dan istirahat. Setelah sampai di kamar, Kana membaringkan Nisa dengan lembut sementara Mily langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Dik, kamu kenapa lagi tadi. Siapa lagi yang gangguin kamu kali ini?" ujar Kana ketika ia melihat bekas bulir air mata di pipi Nisa.

****

Membutuhkan waktu kurang lebih lima menit untuk Mily membersihkan badan. Setelah dirasa cukup, ia langsung keluar dan menghampiri Kana. Ia langsung menceritakan apa yang terjadi ketika OSPEK tadi.

"Anjir.... Kurang ajar bener tuh cowok. Siapa tadi pemandu acara MOS kalian?" ujar Kana dengan geram.

"Kevin," ujarnya sambil menggosok rambutnya dengan handuk yang ia pakai.

PYAR

Mily yang sedang asik mengeringkan rambut langsung menghentikan aktivitasnya dan melirik Kana. Mukanya yang sudah merah darah seakan siap memporak-porandakan semua yang ada dihadapan nya.

"BAJINGAN ITU. BERANI NYA DIA GUNAIN ADIK GUE," ujarnya dengan tangan yang sudah berlumuran darah diakibatkan mencengkeram gelas terlalu kuat.

"Hah, Bang. Ada apa?" Nisa yang sedari tadi terlelap jadi terjaga karena mendengar bunyi benda pecah. Nisa melirik tangan abangnya yang sudah berlumur darah. Dirinya langsung mengambil kotak P3K yang ada di lemari penyimpanan.

"Mil, abang kenapa? Kok tangannya darah semua. Lu apaain abang gue weh," ujar Nisa dengan rasa marah. Kana langsung menenangkan Nisa dengan menggelengkan kepala pertanda semua yang dituduhkan dirinya tidak benar.

"Terus, kenapa tadi tangan nya sampai darah-darah gini?" tanya Nisa kembali.

"Tadi, abang terlalu kuat menggenggam gelas ini. Jadinya pecah deh," ujarnya berbohong karena tidak ingin terjadi hal buruk.

Nisa yang mengangguk kemudian Kana kembali menyuruhnya untuk berbaring. Seperti biasanya, tangannya tidak lepas dari tangan Kana. Kana hanya tersenyum untuk menutupi keadaan sebenarnya. Setelah dirasa sudah tidur, Kana langsung keluar kamar.

"Dik, kalau besok kalian ketemu dia lagi. Kamu bilang sama abang. Oke," ujarnya kemudian disambut anggukan mengerti dari Mily.

Bawa Dia KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang