Bab 25. Taman Kampus

49 20 181
                                    

#Karnaval Menulis
#FCP
#dayke-25
#Taman Kampus
#-+ 1393 kata

Semilir angin berhembus lembut melalui celah jendela kamar yang sengaja di buka. Sinar mentari tak mau kalah untuk membelai lembut pipi gadis yang akan memasuki dunia perkuliahan yang sesungguhnya.

Klontang... Klontang.... Klontang....

Suara tumbler yang sangat nyaring itu berhasil menyusup di indera pendengarannya. Perlahan, ia berusaha untuk mengumpulkan nyawa yang semalaman berjalan-jalan entah kemana.

Lemah, lesu dan ileran merupakan ciri khas dari orang yang bangun tidur. Meskipun ileran, Nisa masih saja cantik. Tak ada tanda-tanda keburikan yang mampir di wajah bak porselen yang dianugerahkan oleh Tuhan kepadanya.

"Apaan sih itu, berisik banget. Nisa masih pengen bobok tau."

Ceklek

"Nggak boleh bobok terus. Ini udah jam berapa coba. Ini kuliah perdana ya. Mily aja dah bangun tuch. Udah sarapan malah," ujar Kana yang selesai mandi.

"Jam berapa ini? Nisa kuliah siang. Nanti jam sebelas," ujarnya yang masih setengah sadar.

"Owh, siang ya. Adakah kuliah perdana malah siang-siang?" Nisa mengambil ponsel yang ditaruh di meja kecil yang berada di samping tempat tidur.

Ceklik

Wallpaper ponselnya kini telah berubah. Yang awalnya berbau Korea, kini berubah menjadi screenshot jadwal kuliah. Kana perlahan menelisik satu persatu jadwal kuliah Nisa.

"Dah kan, Nisa nggak bohong. Dah lah, mu bobok lagi," ujarnya. Kemudian meringkuk kembali di bawah selimut dan menyalakan kembali AC.

"Ndak ndak. Setidaknya makan atau nyiram tanaman. Olahraga sebentar, jangan tiduran terus," ujar Kana dengan memberikan sedikit penekanan kepada Nisa.

Karena sudah nggak tahan dengan ceramah dari kakak nya, ia langsung bergegas untuk beranjak dari kasur dan pergi ke kamarnya. Karena takut dimarahi kembali sama Kana, Nisa langsung membersihkan diri. Lima menit kemudian, dia sudah rapi dengan long short navy dipadukan dengan t-shirt hijau lumut.

"Oih, lu nggak kuliah apa?"

"Jam Sembilan. Lu sendiri, nggapain baru bangun. Nggak kuliah juga pa?"

"Asik. Mall yuk," ujar Mily

"Gila lo. Mall buka jam Sembilan, kuliah lo jam Sembilan jugan. Jangan ngaco deh. Perdana nih. Diceramahi bang Kana, sakit telinga yang elu dapetin malah," ujar Nisa Panjang lebar.

"Owh. Iya ya. Ya udah deh, ke indomaret beli ciki-ciki aja, buat cemilan nanti pas nungguin dosen," Mily menawarkan kegiatan lain yang meskipun konteks nya sama-sama pengen keluar beli jajan aja.

****

Mereka berpamitan pada Kana untuk pergi sebentar ke Indomaret. Jarak dari rumah ke Indomaret lumayan dekat, hanya memakan waktu sepuluh menit. Jalan kaki menjadi pilihan mereka, sembari olahraga pagi tentunya.

Sepuluh menit berlalu, akhirnya mereka sampai dan langsung mengambil keranjang belanja. Masing-masing memilih jajanan apa yang hendak mereka makan nantinya. Setelah dua puluh menit berkutat mencari makanan yang cocok, akhirnya keduanya langsung menuju ke kasir dan tak lupa mengeluarkan kantung belanja yang mereka bawa.

"Totalnya seratus ribu kak," ujar mbak-mbak indomaret.

Nisa memberikan tas belanja yang mereka bawa ke kasir dan memasukkan barang yang mereka beli k etas tersebut. Dirinya juga merogoh saku nya mengambil uang yang telah ia bawa.

Bawa Dia KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang