Bab 4. Sembuh

76 47 236
                                    

#KarnavalMenulis

#FCP

#dayke-4

#Sembuh

#-+1383

Setelah kejadian tadi malam, kondisi Nisa kembali memburuk. Nafas nya seperti tercekat dan perut sebelah kiri bawah terasa sangat nyeri dan menusuk sampai ulu hati. Namun sekarang yang hampir mendekati tengah malam, dirinya terbangun dan ingin makan coklat.

"Bang. Nisa pengen coklat, Nisa pengen pulang, bang. Nisa bosen," ujarnya sambil membelai lembut rambut kakak nya. Kakak nya menggeliat dan sudah tersadar kalau Nisa bangun.

"Dik, gimana keadaan kamu. Kemarin abang tinggal, kamu nggapain aja. Makan apa aja, Mily nggak bawa makanan yang nggak boleh kamu makan, kan?" ujar Kana dengan raut wajah yang semakin khawatir.

Nisa hanya geleng-geleng kepala menandakan bahwa semua yang di ucapkan abang nya nggak benar. Dirinya mengisyaratkan untuk diam karena Mily sedang tertidur sangat pulas. Kana mengambilkan sebatang coklat kesukaan Nisa yang telah ia persiapkan sebelum pergi ke rumah sakit. Nisa begitu gembira dan matanya berseri-seri ketika permintaan nya di penuhi oleh abang tersayang nya. Meskipun kadang nyebelin juga.

"Tadi kamu kenapa, dik? Kamu mimpi buruk soal kejadian itu lagi?" tanya Kana perlahan. Sebenarnya, dirinya juga takut menanyakan hal ini karena adik nya masih sensitif.

Nisa hanya terdiam kemudian ia memakan coklat pemberian abang nya dan tersenyum. Karena sudah tau kode nya, Kana langsung mengalihkan pembicaraan ke hal-hal berbau Korea. Perlahan, Nisa tiba-tiba membelai surai Kana dengan lembut dan seketika ia mencium pipi Kana. Kana merasa aneh dan sedikit mengangkat alis nya.

"Kenapa nih, minta apa. Kok tumben sweet, biasanya hobi lempar remote?"

"Nggak papa. Nisa cuma pengen cium abang, nggak boleh kah?"

Kana geleng-geleng kepala yang menandakan Nisa tidak boleh melakukan hal itu. Tapi, semua itu hanya candaan dan Nisa malah ngambek. Ia langsung meringkuk kembali ke dalam selimut dan membelakangi abang nya. Kana gemaz dan ia hanya membelai lembut surai Nisa yang dibiarkan terurai.

"Dik, semoga kamu cepat melupakan kejadian naas itu ya. Ikhlas kan dia, dia udah tenang. Dia bakal sedih kalau kamu kek gini. Kamu orang baik dan abang yakin kamu akan dapat pengganti yang lebih baik juga dari dia. Abang sayang Nisa."

CUP......

Kembali Kana mencium kening gadis kecilnya. Dirinya tidak pernah menyangka kalau gadis kecil yang dulu menjadi penyebab dirinya selalu dimarahi orangtuanya, kini telah berubah menjadi seorang Wanodya yang kuat. Meskipun ada beberapa kali dirinya menangkap basah gadisnya menangis tengah malam.

Sebenarnya, setelah mencium kening Kana ingin istirahat. Dirinya hampir saja menyamankan kepalanya di samping tangan Nisa. Namun, bayang-bayang pertanyaan dosen pembimbing selalu berputar saja di kepala nya. Alhasil, dirinya tidak jadi tidur.

"Hadehhh. Jangan tidur woii. Tugas lu masih banyak. Ayo, lawan setan berwujud kemalasan itu. Katanya pengen wisuda cepet. Kok lamban gini. Ayooo, bangkittt."

Setelah berkata seperti itu, Kana langsung mengambil laptop nya kemudian membenahi beberapa laporan magang yang masih kurang sesuai. Sebelumnya, ia juga telah menyiapkan kopi, cemilan ringan dan playlist lagu yang bisa menemani nya nugas.

"Maafin abang yang belum bisa jagain Nisa dengan baik. Tapi, abang selalu berusaha untuk bahagiain Nisa sama Letta. Abang sayang kalian berdua." katanya sambil pandangan nya mengarah ke Nisa setiap saat. Dirinya memperhatikan Nisa dengan silih berganti.

Bawa Dia KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang