Bab 2. Dikira pacar, padahal Abang

132 77 386
                                    

#KarnavalMenulis

#FCP

#Dayke-2

#DikiraPacar,padahalAbang

#1266 kata

Tidak membutuhkan waktu lama untuk menangani luka Nisa. Untung saja tusukan nya tidak dalam. Jadinya, tidak begitu membahayakan korban. Memang, waktu untuk menjahit luka nya sedikit lama. Namun, raut muka panik dan takut masih menghiasi Kana. Dirinya merasa gagal menjadi seorang kakak, karena tidak maksimal dalam melindungi adiknya.

"Dengan keluarga Faranisa," ujar dokter yang menangani Nisa.

"Iya, Dok. Saya. Bagaimana keadaan adik saya? Dia baik-baik saja kan?" tanya Kana dengan nada suara yang khawatir.

"Luka nya tidak begitu dalam. Namun, ia harus istirahat dulu karena tadi sepertinya maag nya juga kambuh."

Dokter menjelaskan panjang lebar pada Kana dan Mily. Ternyata, maag nya ikutan kambuh. Mujur banget tuh anak. Udah kena tusuk, maag ikut nusuk. Hadeh. Kana yang mendengar penjelasan tersebut hanya bisa geleng-geleng dan senyum manis sudah terukir di wajahnya. Setelah selesai menjelaskan, dokter meninggalkan mereka berdua.

Tiga puluh menit berlalu dan Nisa sudah berada di ruangan biasa. Setelah ia siuman, orang pertama kali yang ia cari adalah abangnya. Ia mengedarkan seluruh pandangan nya ke ruangan, namun nihil. Orang yang ia cari tidak ada di tempat. Sempat kesal, namun ia merasakan tangan hangat yang menggenggam tangan nya.

"Bang.." ujar nya lirih.

Kana langsung terbangun begitu adiknya memanggil dirinya. "Apa yang kamu rasain, dik. Mau minum?" ujar Kana dengan lembut. Nisa hanya menganggukkan kepalanya tanda ia menyetujui ucapan Kana. Kana langsung menuangkan air dan memberikan kepada Nisa.

"Kenapa lu tadi tiba-tiba ditusuk, Nis. Bukannya gue udah bilang, bang Kana di depan lu persis. Kenapa nggak lari ke dia?" celoteh Mily sambil makan kripik singkong yang tadi ia beli di kantin rumah sakit.

"Gue udah mau lari, Mil. Tapi, di depan gue udah ada dua orang di semua sisi. Mau loncat, tapi nggak bisa. Rak nya ketinggian buat gue. Ya udah, pasrah aja sama takdir. Untung aja nggak mati." Celetuk Nisa menanggapi argumen Mily.

"Hustt..... omongan nya lho ya. Minta di plester aja. Nih, makan bubur. Tadi udah dikasih jatah sama rumah sakit."

"Tapi, Nisa mau ice cream, bang. Bubur rumah sakit nggak enak. Hambar, nggak ada rasa tau."

Karena permintaan nya tidak dipenuhi, dirinya mengeluarkan jurus paling ampuh yang langsung manjur. Ya, aegyo atau biasa disebut gerakan atau perilaku imut dan lucu. Biasanya, Kana sangat lemah ketika kedua adiknya melakukan hal itu.

"Banggg. Boleh ya.. pliessss. Nanti Nisa janji bakal nurutin semua kemauan abang. Ya ya," dirinya melipat pipi kemudian meletakkan tangan nya di pipi. Biasanya, cara ini hanya membutuhkan waktu lima detik saja. Mungkin kali ini tidak mempan karena sudah lewat dari lima detik.

"Hehe... NGGAK. NISA NGGAK BOLEH BANDEL. MAU SEMBUH KAN. TURUTI ABANG. SEKALI AJA. OKE." Ujar Kana denga nagak meninggikan nada suaranya.

Nisa hanya terdiam dan langsung meringkuk kembali di bawah selimut. Ia memutuskan untuk tidur Kembali supaya abang nya nggak bentak dia lagi. Ini baru pertama kalinya Kana membentak Nisa. Biasanya, kalau emosinya sedang di puncak, ia hanya diam dan masuk kamar. Tapi, karena Nisa bandel, ya keluar sudah aslinya. Mily langsung terkejut karena ia juga baru pertama kali melihat Kana membentak Nisa.

"Bang, Nis. Mily cabut bentar ya. Tadi Mily di telfon sama sepupu. Oke, bye. Cepet sembuh Nis. Inget, masih ada seminggu lagi buat have fun sebelum memasuki medan PERTEMPURAN. Semangat Nis." Ujar Mily

Bawa Dia KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang