Ketika Haruto bercerita kalau rambutnya jadi gimbal dan berantakan tanpa sebab, Jeongwoo langsung pergi ke rumah Haruto.
Setelah memencet bel rumah pacarnya, Bi Asih selaku asisten rumah tangga di rumah Haruto membukakan pintu untuk Jeongwoo. "Eh, Den Jeongwoo. Masuk, Den Rutonya ada diatas."
"Makasih, Bi." Sahut Jeongwoo sambil tersenyum dan juga mengangguk sopan. Kaki panjangnya ia bawa untuk menaiki anak tangga menuju kamar Haruto. Seperti biasa, rumah Haruto selalu sepi.
Kebetulan Aira sedang tidak ada di rumah, jadi hanya ada Haruto diatas.
Langkahnya sudah sampai di lantai dua, terdengar dentuman musik edm cukup keras dan Jeongwoo sudah tidak heran dengan kelakuan pacarnya itu. Diketuknya beberapa kali pintu kamar Haruto sampai sang pemilik kamar muncul dibalik pintu.
"Eh sayang? Kok udah disini aja?"
Jeongwoo hanya menatap Haruto datar, sudah gemas dengan tingkah pacarnya yang menjengkelkan.
Sedangkan Haruto gak tau kenapa badannya ngumpet dibalik pintu, "sayang kalo aku lagi gak pake baju gimana?"
Jeongwoo mendengus lalu mendorong pintu tanpa peduli sang pemilik kamar dibaliknya, karena Jeongwoo tau Haruto bercanda. Haruto itu nomor satu kalo ngegodain atau ngeledekin Jeongwoo, kadang mereka itu cek-coknya cuma gara-gara masalah begini.
"Gak usah lebay deh kan aku ketuk pintu gak langsung masuk." Cetus Jeongwoo sambil berbalik badan, menatap Haruto yang benar seperti dugaannya— lelaki itu sudah memakai baju rumah lengkap.
Namun kali ini Jeongwoo harus menahan napas sebab pacarnya memakai kaos hitam tanpa lengan dan celana pendek coklat selutut. Membuat ketampanan panglima tempurnya itu bertambah berkali-kali lipat, untung saja mentalnya kuat.
Tapi kali ini pandangannya cepat beralih pada rambut Haruto yang terlihat gimbal dan berantakan. Jeongwoo sendiri bingung kenapa rambut pacarnya bisa seperti itu. "Kamu semalem momotoran gak pake helm ya?!"
Iya, Haruto tadi cerita dichat kalau semalam ia begadang dengan yang lain di basecamp. Hal itu juga yang membuat dirinya bangun siang hingga mengabaikan telpon Jeongwoo berkali-kali. Untungnya Jeongwoo gak marah, tapi cowok bermata serigala itu hanya heran dan sedikit berprasangka buruk pada pacarnya itu.
Haruto menghela napas panjang, "nggak sayang orang nongki di basecamp kok gak kopdar."
"Ya terus kok bisa kek begini?" Tanya Jeongwoo sambil memegangi rambut Haruto gemas.
"Ya aku juga gatau? Jadi ayo kapan mau keramasnya? Aku dah gabetah nih."
Akhirnya Jeongwoo mengangguk, ia mengikuti langkah Haruto yang pergi ke kamar mandi di dalam kamarnya.
"Keramas di wastafel aja ya?" Tanya Jeongwoo sambil menahan tawa, gantian, kali ini dia mau ngeledekin Haruto.
"Yang bener aja anjir?"
"Buruan sana nunduk," suruh Jeongwoo sambil menunjuk wastafel dengan dagunya, Haruto sontak menolak keras. "Atuh beb yang bener."
Kekehan puas terdengar dari yang lebih muda, "yaudah ayo kesitu." Ajak Jeongwoo ke dalam bilik kaca tempat mandi, ia lekas meraih shower yang ditaruh diatas. Setelah itu ia meminta Haruto untuk menunduk agar tubuh pacarnya itu tidak kebasahan.
"Ini shampo kamu?"
"Shamponya Aira, biar rambut aku badai. Ayo," jawab Haruto sambil menunduk, Jeongwoo lagi-lagi menahan tawanya, lalu mulai membasahi rambut Haruto perlahan dan memberinya shampo.
"Kalo kena mata bilang aku,"
"Hmm."
Tak lama kemudian Haruto memekik, "kena mataaa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilhar.
Fanfictionkisah si panglima tempur dan babywolfnya berlanjut disini. hajeongwoo area. bxb. #7 in hajeongwoo [28/10/21] #6 in hjw [24/11/21] #5 in hjw [20/02/22]