29.

1.9K 314 115
                                    

"Jadi tugas kamu udah selesai?"

"Iyaa ini udah, mau aku kirim ke email dosennya." Jeongwoo baru saja merename file tugas yang akan dikirim untuk dikumpulkan malam ini. Ditemani oleh telpon dari Haruto, Jeongwoo tiba-tiba beralih pada ponsel yang tergeletak diatas meja setelah merename file tugasnya itu.

"Jadi kamu sendirian di rumah?" Jeongwoo bertanya.

"Iya nih, sepi banget. Harusnya aku ajak kamu kesini ya? Atau aku nginep di kamu?" jawab Haruto diseberang sana.

"Aira berapa lama nginep di rumah temennya?"

"Sehari doang, palingan besok dia pulang." Sahut Haruto.

Tanpa sadar Jeongwoo mengangguk kecil, tiba-tiba badannya terasa begitu pegal karena telah duduk di kursi selama berjam-jam. Dia berdiri lalu merebahkan diri diatas kasur. "Kamu udah ngantuk?"

"Belum." Jawab Jeongwoo singkat.

"udah jam sepuluh loh ini." Kata Haruto kemudian.

Jeongwoo melirik jam bekernya diatas nakas, dia mendesah pelan. "Iya juga."

"Mendingan sekarang kamu siap-siap tidur. Tadi udah nugas berapa lama coba?"

"Dari jam tujuh sih," sahut Jeongwoo. "tapi aku males ke kamar mandinya, Haru."

"Ayo aku temenin."

"Hahahah, yaudah iyaa bentar." Jeongwoo terkekeh sendiri, lalu berjalan menuju kamar mandi yang ada didalam kamarnya. Seperti biasa membawa ponsel yang masih dalam sambungan telpon itu untuk sekedar menemani Jeongwoo menggosok gigi atau mencuci muka. Hal yang sudah sering keduanya lakukan.

Ternyata selama itu Jeongwoo mendengar Haruto bercerita. Ceritanya macam-macam, mulai dari cerita lucu soal dosen di kampusnya, sampai cerita tentang anak Bi Asih yang katanya mau menikah, sehingga asisten rumah tangganya itu meminta izin untuk tidak bekerja beberapa hari di rumah Haruto. Semuanya Jeongwoo dengarkan sampai dirinya tertidur sendiri, mengabaikan suara bariton dari sang pacar yang memanggil namanya berkali-kali.

"Babywolf?"

"Udah tidur ya?"

Cukup lama Haruto memastikan Jeongwoo tertidur tidak sengaja, sampai akhirnya ia memutuskan sendiri panggilan tersebut.

Beberapa saat kemudian, tau-tau saja Jeongwoo terbangun sendiri dan langsung teringat tugasnya yang belum sempat dikirim malam ini. Dengan langkah gontai dan nyawanya yang belum sepenuhnya terkumpul karena sempat tertidur sebentar, Jeongwoo kembali kehadapan meja belajarnya. Mengirim tugas yang sudah siapkan lewat email.

"Ya ampun untung aja gak bablas. Bisa-bisa kosong nilai tugas gue," monolog Jeongwoo sambil berkutat dengan laptopnya.

Tugas pun terkirim, Jeongwoo buru-buru ingin menutup semua tab yang ada di laptopnya. Namun semua itu tiba-tiba ia urungkan karena ada satu email baru yang masuk ke dalam emailnya. Jeongwoo mengerenyit, terlebih saat membaca nama sang pengirim yang membuat dirinya penasaran untuk membaca isi email tersebut.

Ketika dirinya mengklik email tidak dikenal itu, Jeongwoo disuguhkan dengan bacaan panjang yang membuatnya tercengang untuk membaca kata demi kata bahkan sesuatu yang dituliskan di email itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dilhar.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang