Jeongwoo berjengit ketika sinar lampu kamarnya dihidupkan secara mendadak saat dirinya terlelap. Siapa sih yang menghidupkan lampu ditengah malam begini? Dengan terpaksa ia membuka kedua matanya dan mendapati Ji, mama, papa dan juga Bi Inah ada di kamarnya dengan Ji yang membawakan kue ulang tahun untuknya.
Padahal yang ia tau, Ji gak pulang ke rumah minggu ini.
"SELAMAT ULANG TAHUN ADEK!"
Jeongwoo bangun, menyandarkan tubuhnya ke headboard kasur. Jemarinya sibuk mengucek kedua mata serigalanya yang masih sayu. "Make a wish dulu dong." kata Ji dengan senyum cerah. Jeongwoo pun mengangguk kecil. Matanya terpejam seiring doa-doa yang ia panjatkan, lalu detik selanjutnya lilin diatas kue blackforest itu padam, karena tiupan halus darinya.
Ia baru sadar kalau orang rumah mengucapkan ulang tahun untuknya tepat pada jam dua belas malam. "Gue pikir lo gak pulang." celetuk Jeongwoo pada sang kakak.
"Ya emang nggak. Dipaksa mamah ini juga."
"Aa.." tegur mama pada si sulung Park, tidak membenarkan ucapannya. Karena ide surprise tengah malam ini adalah ide dari Ji.
"bungsu mama udah gede ya, gak kerasa. dulu mama masih nganterin kamu waktu SD. Sekarang udah kuliah, gak kerasa ya, Pa."
"Tapi dimata papa mah si adek tetep masih kecil, inget gak yang waktu itu papa ajak ke bonbin, yang difoto sama patung kingkong."
"yang giginya ompong itu, pa?!" sahut Ji jahil. Membuat Jeongwoo menggelengkan kepalanya, pura-pura lupa.
Mama dan papa sontak tertawa, begitupula dengan Bi Inah yang sedaritadi ikut jadi tim hore. "Bibi sini! Bibi mau kue kan?" panggil Jeongwoo pada asisten rumah tangganya yang sudah bekerja di rumah bertahun-tahun itu.
"Nih, buat bibi." Jeongwoo memberikan potongan cukup besar pada Bi Inah, membuat wanita paruh baya itu sedikit segan. "Udah gapapa. Kalo mau lagi nanti tinggal ambil aja ya, Bi."
"Nuhun pisan, Den."
***
Di hari ulang tahunnya kali ini cukup berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Waktu dia masih sekolah dulu, ia mendapat beberapa ucapan dari teman sekelas dan juga teman osisnya. Sekarang, berhubung suasananya sudah sedikit berubah karena dirinya kuliah dan belum punya teman dekat seperti Junghwan waktu SMA, Jeongwoo merasa kesepian.
Terlebih lagi Haruto yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar di hari ulang tahunnya ini.
Jeongwoo gak paham Haruto sengaja atau nggak, tapi yang jelas, Jeongwoo kesal. Dia udah selesai kuliah daritadi siang. Jadinya sekarang dia duduk bersandar di sofa dengan murung. Rumahnya seperti biasa sepi, hanya ada dirinya dan juga Bi Inah. Ji kembali ke Jatinangor karena dia ada kelas, mama dan papa juga bekerja seperti hari-hari biasanya.
"Den, mau makan? Atau mau bibi bikinin apa gitu?" tawar Bi Inah yang baru saja selesai beres-beres di dapur.
"Nggak usah, Bi."
Bi Inah mengangguk, dan membiarkan Jeongwoo sendiri di ruang tengah rumahnya. Jengkel, Jeongwoo pun membuka ponselnya. Tak lama dari itu muncul beberapa pesan dari Asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilhar.
Fanfictionkisah si panglima tempur dan babywolfnya berlanjut disini. hajeongwoo area. bxb. #7 in hajeongwoo [28/10/21] #6 in hjw [24/11/21] #5 in hjw [20/02/22]