Seminggu yang lalu...
"Oh iya, lo angkatan berapa.. Alin?" tanya Jeongwoo yang kini tengah mengaduk mie ayamnya sembari melirik Alin sekilas.
"Kita seangkatan kok."
"Masa?"
Alin berdecak, matanya menyipit dengan raut wajah kecewa yang dramatis. "Emangnya gue setua itu ya sampe lo gak percaya kita seangkatan?"
Jeongwoo menggeleng dan mengibaskan tangan cepat, takut ucapannya menyinggung lelaki yang baru dikenalnya itu. "Bukan gitu.. gue cuma takut gak sopan aja kalo nantinya lo senior gue,"
Melihat Jeongwoo terlihat gelagapan, Alin tersenyum tipis. "Santai aja kali. Lagian gue juga gak masalah kalo dipanggil nama doang."
"Guenya yang ngerasa gak enak, jadi bener kan lo senior gue?"
Alin tak menjawab, dirinya hanya mengangguk kecil. "Nah, kalo gitu gue harus manggil lo kakak sih,"
"Dibilangin nama juga gapapa."
Jeongwoo malah nyengir. Percakapan keduanya sempat terhenti karena sibuk melahap santapannya masing-masing. "Eh, kalo gue boleh nanya.. cowok yang ada di rumah lo waktu itu, pacar lo ya?"
"Iya, kenapa?"
"Nggak papa,"
"Dia serem ya? Haha," tanya Jeongwoo terkekeh. "Pacar gue emang gitu, keliatannya emang nyeremin tapi orangnya baik kok."
"Dia anak sini juga?"
"Bukan, anak UNPAS."
Alin mengangguk, "kayaknya pacar lo panik waktu liat lo pulang habis kecelakaan itu. Tapi ya wajar sih, siapa yang gak panik liat pacarnya pulang dengan keadaan gitu,"
Jeongwoo meringis, "iya. Tapi sumpah deh, kalo gak ada lo yang nolongin gue sore itu.. gak tau lagi deh nasib gue gimana."
"Untungnya gue lagi ada disekitaran sana."
Keduanya tiba-tiba mengingat lagi kejadian beberapa hari yang lalu, saat Jeongwoo diserempet oleh mobil sampai dirinya jatuh dari motor. Sore itu memang cukup mendung dan sekitar fakultasnya sudah sepi. Jeongwoo ingat betul Alin membantunya bangun dan berniat untuk mengantar Jeongwoo pulang. Ia jadi teringat seniornya itu meninggalkan motornya di kampus hanya demi mengantar Jeongwoo pulang dengan motornya, si biru.
"Kalo teknik geologi berarti FITB ya?" tanya Jeongwoo tiba-tiba.
"Iya, kenapa? Lo ada temen disana?"
Jeongwoo sedikit mengusap bibirnya dari kuah mie ayam, "nanya aja. Gue gak punya temen disana mah, adanya di FSRD sama FTTM."
"Gak heran sih. Orang kayak lo pasti temennya banyak."
"Apaan.." Jeongwoo berdecak. "Sampe sekarang aja nih mau UTS gue belum punya temen deket."
"Serius?" tanya Alin.
"Ya kalo temen-temen gitu mah ada, tapi gue belum dapet yang cocok aja gitu."
Alin memandangi Jeongwoo yang duduk disebelahnya, "ada niat mau ikut organisasi gak?"
"Kayanya nggak deh." Jawab Jeongwoo gamblang.
"Yakin? Soalnya muka-muka kayak lo gini biasanya anak organisasi." Ujar Alin dengan nada serius yang dibuat-buat.
Jeongwoo meninju pelan pundak sang kakak tingkat, "lo ini bisa baca muka orang apa ya?!"
Yang lebih tua terkekeh, adik tingkat yang baru ia kenal ini terlihat lucu dengan raut wajah memberengut karena tebakan asalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilhar.
Fanfictionkisah si panglima tempur dan babywolfnya berlanjut disini. hajeongwoo area. bxb. #7 in hajeongwoo [28/10/21] #6 in hjw [24/11/21] #5 in hjw [20/02/22]