Ansel berlari menuju lift namun lift itu sangat penuh dan akhirnya Ansel berlari menaiki tangga darurat dari lantai satu ke lantai tiga. Setelah Ansel sampai di lantai tiga, ia menyusuri setiap ruangan. Sampai pada akhirnya ia berdiri di depan ruang inap VIP.
Gading, Cahaya, Violet, Natasha dan Vanya langsung menatap ke arah Ansel yang terdiam diambang pintu dengan nafas ngos-ngosan.
"Mau ngapain lo kesini?!" tanya Cahaya senewen. "Semalam lo kemana disaat temen-temen gua butuh bantuan lo!?""Gua kemarin tidur di rumah," sebut Ansel.
"Tidur kok bisa jawab telpon gue?" sebut Vanya.
Ansel mengerutkan kening, bingung. "Gue ga jawab telpon lo,"
"Kalau bukan lo siapa? Setan?" cibir Cahaya. "Udah jelas jelas lo jawab telpon Vanya tapi lo malah diem aja! Bisu atau ga bisa denger telinga lo?!"
"Lo kalau emang gak niat buat nolong kita bilang aja," ucap Natasha.
Ansel menatap orang-orang di ruangan ini. "Sumpah! Gue ga jawab telpon dari Vanya! Semalam gue—"
Belum selesai Ansel berbicara, tiba-tiba saja Gading menonjok wajahnya. Gading menyeret Ansel keluar dan melempar tubuh Ansel hingga terbentuk dinding. Ansel merasa remuk.
Gading mencengkram jaket Ansel. "Lo sengaja mau bikin Vanya sama Natasha celaka?"
"Gua gamau mereka celaka, Ding!!"
"Bangsat tapi lo udah buat mereka celaka!" Gading melayangkan pukulan di rahang Ansel sampai mulut Ansel mengeluarkan darah. Merasa belum puas, Gading menindih tubuh Ansel dan terus memukuli wajah Ansel tanpa ampun. Ansel tidak bisa melawan.
"WOY GADING!!" seruan Alfan tidak didengar oleh Gading. Alfan, Agam, Bima dan Rey berlarian di koridor rumah sakit. Mereka berbondong-bondong memisahkan Gading dan Ansel.
Rey menonjok pipi Gading. "Dia temen lo bangsat!"
Gading membalas pukulan Rey. "Dia yang udah buat Natasha sama Vanya celaka!"
"Waktu kejadian, Vanya minta tolong ke dia! tapi dia gak datang!" lanjut Gading.
"Kenapa lo diem aja bangsat!?" bentak Rey pada Ansel.
"Udah anjing jangan ribut!" lerai Alfan.
"Lo semua jangan nyalahin si Ansel, dia ga sepenuhnya salah!" tegas Bima.
"Kenapa lo bela dia? Kenapa lo bela si pengecut itu!?" seru Rey.
"Gua bukan pengecut!" bantah Ansel.
Gading terkekeh sinis. "Kalau bukan pengecut seharusnya lo datang nolong mereka!"
"GUE GATAU ANJING! GUE GA JAWAB TELPON DARI VANYA!"
"KALAU BUKAN LO SIAPA BANSAT!"
🦋🦋🦋
Danu dan Ika meminum jus jeruk yang baru saja di buatkan oleh calon mantunya, Olivia. Orang tua itu berkunjung ke rumah Olivia untuk memastikan Ansel dan Olivia baik-baik saja.
"Ansel kemana?" tanya Danu.
"Lagi pergi keluar," jawab Olivia.
"Kemana? Dia izin ga ke kamu?" Kali ini Ika yang bertanya.
"Ansel, gak bilang apa-apa ke Olivia, dia langsung pergi gitu aja," ujar Olivia.
Danu dan Ika saling tatap. Kebiasaan anaknya memang seperti itu main nyelonong pergi tanpa ada pamitan terlebih dahulu.
Suara pintu yang di tutup dengan kencang mengejutkan mereka. Ansel masuk kedalam rumah Olivia dengan emosi yang sudah menguasai.
"Ansel, kamu—"
Tanpa diduga-duga, Ansel menampar Olivia. Tamparan yang cukup keras hingga menimbulkan suara amat renyah. Olivia, memejamkan mata, menahan perih.
"Semalam lo jawab telpon Vanya?!" Ansel bertanya pada Olivia tetapi Olivia hanya diam menunduk. Ansel mencengkram dagu Olivia. "Jawab! Bisu lo?!"
"Ansel!" bentak Danu, "Berani-beraninya kamu nampar Olivia!"
"Papah diam! Jangan ikut campur!" kata Ansel mendapatkan tamparan dari Danu. Ansel menyeringai menatap wajah sang papa. "Sial! Gue benci banget sama perjodohan ini!"
A.N.S.E.L.A.L.E.X.I.A

KAMU SEDANG MEMBACA
ANSELOVIA
Romance❗ PERUBAHAN ALUR CERITA ❗ BAGIAN Tigerangers || Spin of story RAJA BUMI | °°° Kita tidak saling mengenal namun semesta mempersatukan kita. Disaat perasaan menolak namun takdir tidak bisa di tolak. "Gue cinta perempuan lain tapi gue benci lo deket sa...