PERTEMUANNYA

821 32 2
                                    

"Lo pindah ke apartemen?" tanya Alfan.


"Emang rumah lo kenapa?" tanya Bima.

"Lo diusir sama orang tua lo?" tanya Agam.

Ansel, menghela nafas panjang. "Bisa satu-satu nanyanya?"

"Bisa!" jawab mereka kompak.

"Jadi kenapa alasan lo pindah ke apartemen?" tanya Bima.

"Gua pindah ke apartemen karena kemauan gua sendiri," jawab Ansel menatap temannya satu persatu untuk meyakinkan.

Raja memicingkan matanya. "Yakin?"

Ansel mengangguk ragu. "Gua mau tinggal sendiri aja di apartemen, biar kalau pulang malam gak di marahin."

Saat ini, Ansel beserta keempat temannya, Raja, Agam, Bima dan Alfan berada di warung Bi Aan. Mereka bolos sekolah dengan alasan gamau mengikuti upacara bendera, panas. Sedangkan Rey dan Gading, kedua cowok itu terbilang sangat rajin, terutama Rey sebagai ketua osis harus memberikan contoh yang baik.

"Berarti kita boleh nginep di apartemen lo?" tanya Agam memainkan sebelah alisnya, turun naik.

"Nah betul! Mumpung lo tinggal sendiri bagaimana kita adakan house party?" usul Alfan.

"Bukan house party kalau dirayakan di apartemen," komentar Bima.

"Lah terus apaan? Apartemen party?" sebut Alfan. "Udahlah apa aja namanya yang penting kita party!" seru Alfan.

"Apaan party-party! Ga ada!" tolak Ansel.

"Harus!" tekan Raja. "Iya ga, Al?"

"YOIII!" seru Alfan.

"Ansel!" panggil Agam membuat mereka semua menatap padanya. Agam mengerutkan alisnya menatap Ansel. "Ngaku lu tinggal sama ani-ani ya?!"

"Lu dari kemarin nuduh gue terus, Gam," ucap Ansel.

"Emang lu patut gue curigai," ucap Agam.

Ansel menghela nafas. "Oke, fine! Kita party malam ini di apartemen gue."

"YESSS!!!" seru Agam dan Alfan.

Raja menoleh pada Bima yang seperti acuh saja dengan persoalan yang tengah mereka bicarakan. "Lo ikut, kan Bim?"

"Ya lu pikir aja, Ja!" sahut Bima.

"Anak takut orang tua," ledek Agam.

"Dih kaya lu engga aja!" balas Bima.

🦋🦋🦋

Olivia terduduk di tribun atas sedang menonton Damar main bola basket sendirian di lapangan indoor. Olivia menjadi supporter, dia bersorak setiap saat Damar berhasil memasukkan bola kedalam ring.

Si cowok tinggi berjersey biru putih itu terlihat ganteng dan keren dalam satu waktu. Damar semakin berkarisma hanya karena berkeringat. Damar berlari menghampiri Olivia.

"Damar kerennnn!!" cowok itu tersenyum menepuk-nepuk kepala Olivia. Damar duduk disamping Olivia, meneguk minuman isotonik pemberian Olivia.

"Ini sapu tangan buat lap keringat." Damar menerimanya.

"Thank you!"

Olivia tersenyum menatap Damar. "Damar, katanya pindah rumah?"

"Kok tau? Padahal gue belum cerita?"

"Temen sekelas ngomongin kamu tadi, emang iya kamu pindah ke apartemen?"

Damar mengangguk. "Gue tinggal sendiri."

Saat notifikasi ada notifikasi dari Ansel, Olivia langsung melihatnya.

Ansel
Lo balik sendiri naik ojek.
Temen gue mau main lo jgn
balik nginep aja di rumah temen.


Damar mengerutkan kening saat melihat ekspresi wajah Olivia yang cepat sekali berubah menjadi murung.

"Kenapa?"

Olivia menoleh pada Damar. "Gapapa."

"Beneran gapapa?"

Olivia mengangguk. "Iya gapapa."

"Balik sekolah sama siapa?" Damar bertanya.

"Naik ojek."

"Bareng gua aja?"

Olivia terdiam sebentar lalu mengangguk. "Ayo! Tapi, aku boleh nginep di apartemen kamu gak?"

"Hah!?"

"Aku nginap semalam aja, boleh gak?"

Damar menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Boleh kok ... tapi beneran cuma semalam kan?"

🦋🦋🦋


Damar merangkul Olivia ketika gerombolan siswa SMA masuk lift. Begitu Olivia tahu gerombolan cowok itu adalah Ansel dan teman-temannya, Olivia mematung dipojokkan.

"Kamar lo dilantai berapa?" Alfan bertanya pada Ansel.

"Tujuh," jawab Ansel.

Olivia semakin memojokkan badannya dan menundukkan kepala ketika Raja terus menatapnya.

"Lo anak SMA PGRI?" Raja bertanya pada Damar membuat mereka semua menoleh kebelakang.

"Kenapa?" sahut Damar ketus.

Raja tersenyum miring, tipis. "Cuma nanya."

"Heh Olivia, kenapa lo nunduk terus!?" tegur Ansel. Sial! Jantung Olivia rasanya berhenti berdetak. Gadis itu memberanikan diri untuk menatap Ansel.

"Lo ngapain sama dia?" tanya Ansel memperhatikan tangan Damar yang kini menggenggam tangan Olivia.

"Olivia mau ikut party sama kita juga?" Agam bertanya pada Olivia.

Olivia menggeleng. "Engga, aku mau sama Damar."

Pintu lift terbuka, Raja, Alfan, Agam segera keluar dari lift sedangkan Ansel masih menatap lekat pada Olivia dan beralih menatap tangan Olivia dan Damar yang saling menggenggam.

"Ayo buruan Ansel!" Agam menarik jaket Ansel membuat cowok itu segera keluar dari lift dan saat itu pula pintu lift tertutup.

"Lo kenal mereka?" tanya Damar.

"Tadi yang namanya Ansel itu sepupu aku," dalih Olivia.

Pintu lift kembali terbuka, Olivia dan Damar berjalan beriringan di lorong Apartemen tanpa Damar melepaskan rangkulannya.

"Nanti lo pake baju adik gue aja ya? Gue udah suruh dia kesini."

"Maaf jadi ngerepotin."

Damar mengelus kepala Olivia. "Gapapa."









A.N.S.E.L.A.L.E.X.I.A

ANSELOVIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang