SAH?

913 37 2
                                    

Resepsi pernikahan berjalan dengan lancar, tak banyak yang diundang karena hanya keluarga sang kedua mempelai saja beserta rekan kerja Danu dan Rega, tak lupa teman arisannya Ika dan Linda. Ibu sosialita.

Ansel dan Olivia terduduk saling diam di kursi pelaminan. Keduanya tak mengeluarkan sepatah kata apapun setelah acara ijab kabul tadi. Ansel yang tidak tahu harus bereaksi seperti apa dan Olivia yang merasa canggung.

"Selamat ya Ansel, ya ampun istrinya cantik banget imut!" puji tante Dewi.

Ansel tersenyum. "Terimakasih tante Dewi!"

Ika merangkul pundak Olivia. "Nih menantu gue cantik bukan?" bangganya.

"Cantik banget loh!"

"Iyalah jelas, anak gue aja ganteng!"

Gue jadi malu. Batin Ansel.

"Mah, mendingan ajak tante dewi makan," ucap Ansel.

"Ayo jeng kita makan, disini makannya enak-enak loh." ujar Ika.

Tak berselang lama saudara Ansel datang menemuinya.

"Buset dah yang udah punya nikah," goda Indra terkekeh geli menepuk pundak Ansel, laki-laki yang mengenakan tuxedo putih.

"Lu kapan, dra?" tanya Ansel mengejek.

"Kapan-kapan," jawab Indra.

"Salah lu nanya kaya gitu ke si Indra, dia punya pacar aja engga cuy!" ujar Ali sedikit meledeknya.

"Dih gue punya ya! Sembarang aja lu kalo ngomong," ucap Indra.

"Bukannya udah putus ya, dra?" sebut Bayu diselingi tawa.

Ali menepuk-nepuk pundak Ansel, tersenyum penuh arti. "Kenapa sih lu, Al?" heran Ansel dibuat lebih heran saat Indra dan Bayu pun terkekeh kecil.

"Kenapa sih gaje lu semua," decak Ansel.

"Nanti malam jangan lupa transfer gue duit, pasti dapat banyak tuh," ucap Indra.

"Siapa elu?" kata Ansel.

"Ansel, nanti malam lu tidur dimana?" Ali bertanya untuk menggoda.

"Itu privasi," jawab Ansel. "Ngapain nanya-nanya? Mau ngintip gue entar malam lu?"

"Oliv, nanti malam gue boleh lihat kan?" Bayu bertanya pada Olivia.

"Liat apa kak?" Olivia bingung.

Ansel berdecak. "Udah deh lo semua sana makan, jangan ganggu."

"Iya deh pengantin baru," ledek Bayu.

Ketiga laki-laki itu pun melangkah pergi. Namun sebelum itu, Bayu membisikkan sesuatu pada Olivia. "Gws. Dia emang suka kasar."

"Bisik-bisik apaan lu, Bayu?!" tanya Ansel namun Bayu hanya memberikan wink.

"Punya saudara emang gaada yang bener!"

🦋🦋🦋

"LU DIMANA JING?!" Ansel menjauhkan handphone dari telinganya karena suara Agam yang super kencang.

"Ke markas sekarang!"

Ansel menggaruk-garuk rambutnya yang basah menggunakan handuk kering. Acara resepsi sudah selesai dan sekarang Ansel berada di kamar hotel, dia baru selesai mandi.

"Gua udah bilang di grup, gak bisa datang lagi ada acara keluarga."

"Halah gak usah alasan! Biasanya juga kalau ada acara keluarga lo gak pernah datang."

"Ini penting. Gue gak bisa kabur."

"Sepenting apa emang? Oh jangan-jangan lo lagi bobo sama tante-tante ya?"

"Gak mungkinlah, najis."

"Kalo ga datang berarti emang bener lo lagi tidur sama tante-tante!" setelah itu Agam mematikan telpon. Ansel pun bergegas memakai jaket dan mencari kunci motor.

"Kamu nyari apa?"

Ansel berbalik badan dengan kedua mata yang melotot sempurna. Bisa-bisanya, Olivia keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk putih yang melilit sebagian badannya.

Godaan setan malam-malam emang dashyat.

"Gua mau pergi main bakal lama, pintunya kunci aja," ujar Ansel tanpa menatap Olivia.

"Eh, Ansel!"

Ansel yang akan menutup pintu pun seketika tak jadi. "Kenapa?"

"Kita kapan tidur barengnya?" Olivia tersentak kaget lantaran Ansel langsung membanting pintu. Di balik pintu Ansel mengelus dada. "Tahan, Ansel. Jam segini emang lagi rawan."








A.N.S.E.L.A.L.E.X.I.A

ANSELOVIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang