AKU PAMIT PULANG

1K 33 0
                                    

Olivia benar-benar tidak tau Gading akan membawanya kemana malam ini. Olivia duduk tak nyaman di tempatnya, dia terus menarik ujung dress merah yang dipakai agar pahanya tertutup namun dress merah itu sangat minim.


Gading yang tengah menyetir mobil menoleh kesamping. "Gak nyaman ya?"

Olivia mengangguk. "Sebenarnya kita mau kemana? Kenapa aku disuruh pake baju kaya gini? Kenapa aku di makeup-in?"

Gading menghentikan mobilnya setelah sampai di tempat tujuan. Sebuah gedung besar yang terlihat ramai serta di depan gedung itupun banyak sekali mobil-mobil mewah yang terparkir rapih.

"Kamu ngajak aku undangan?"

"Turun."

Mendengar suara dingin Gading membuat Olivia tidak ingin terus bertanya lagi. Olivia memandang gedungnya dengan takjub lalu dia melihat karpet merah sudah tergelar indah di hadapannya.

"Ayo masuk." Gading menarik tangan Olivia menyeret perempuan itu masuk kedalam gedung. Kedatangan mereka menjadi pusat perhatian terutama pada Olivia sebab wajah Olivia sangat asing bagi mereka.

Gading dan anggota Tigerangers membuat acara hanya sekedar untuk mencari kesenangan sebelum mereka akan di sibukkan dengan ulangan sekolah dan kelulusan. Ada beberapa siswa dari SMA Pamor yang ikut bergabung walaupun mereka bukan termasuk Tigerangers.

Gading sengaja mengajak Olivia untuk bergabung dengan mereka karena Gading pikir dengan adanya kehadiran Olivia akan membuat Ansel semakin sadar bahwa kemanapun dia pergi dan berpacaran dengan Vanya tidak akan pernah bisa lepas dari tanggung jawabnya.

"Dia siapa?"

"Cantik juga."

"Gue baru lihat ceweknya."

"Dia pacarnya bang Gading?'

"Mukanya asing bagi gue."

Olivia tak kuasa menahan malu.

Agam yang sedang menyicipi hidangan makanan ringan — bersama Ansel, menatap Olivia dan Gading dengan tidak percaya. Agam mengucek matanya takut salah lihat.

"Gak salah itu si Gading sama Olivia?"


Ansel mencengkram gelas berkaki panjang di genggamannya. "Fuck!"

Olivia menatap Ansel dengan takut-takut di hadapannya.

"Duduk, Olivia." Alfan menepuk kursi di sebelahnya lantas perempuan itu duduk di sampingnya, bergabung di meja mereka.

Olivia menatap, Ansel, Gading, Agam, Alfan, Bima, Rey bergantian. Rasanya sangat canggung, malu, takut, melebur menjadi satu. Olivia ingin menghilang sekarang juga.

Brak!

Satu meja tersentak kaget karena Agam menggebrak meja bundar itu.

"So beautiful!!"

"Amazing!"

"Sem—" lebih dulu Bima membungkam mulut Agam. Agam, tidak menyadari tatapan yang Ansel lontarkan— peringatan keras.

ANSELOVIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang