Gading menatap perempuan cantik disampingnya. Gading tidak buta dia melihat jelas dari kedua mata gadis itu bahwa ia terluka. Perempuan mana yang baik-baik saja mengetahui jika suaminya bermesraan dengan perempuan lain.
"Ayo gue antar pulang." ajak Gading.
"Ngga, aku nyamperin Ansel." kata Olivia dengan tatapan yang masih fokus ke depan— menatap Ansel dan Vanya sedang berpacaran.
"Kuat?"
Olivia tertawa sarkas. "Buat berdiri di sini aja butuh kekuatan lebih."
Gading terdiam. Ekor matanya menatap lekat Olivia yang berjalan memasuki pekarangan rumah besar itu. Dari tempatnya Gading berdiri dia bisa melihat jelas wajah Ansel yang tampak terkejut. Kini laki-laki itu sudah seperti maling yang tertangkap basah.
"Hai!" sapa Olivia.
"Hai, kesini sama siapa Olivia?" tanya Vanya ramah.
"Naik taksi," jawab Olivia lalu melirik pada Ansel. "Hey, katanya kamu main di rumah Alfan kok ada di rumah Vanya?"
"Vanya, ini beneran rumah kamu, kan?" tanya Olivia.
"Iya ini rumah gue," jawab Vanya sedikit bingung.
"Bentar ya, Van." Ansel menatap Vanya lalu beralih menatap Olivia dan menarik tangannya. Ansel menyudutkan Olivia pada tembok, dengan tangan besarnya yang mencengkram tangan Olivia. "Tau dari siapa lo gue ada disini?"
"Kamu ga perlu tau itu!" Olivia menyentak tangan Ansel kasar. "Apa bener kamu pacaran sama Vanya?"
"Gue emang pacaran sama Vanya, kenapa masalah buat lo?"
Olivia merasakan sesak menjalar di dadanya. Kenyataan bahwa Ansel berpacaran dengan Vanya membuat luka baru untuk Olivia. Kenapa cowok ini tidak menghargai perasaannya?
"Kenapa kamu harus pacaran? Kamu udah jadi suami aku, Ansel!"
Ansel memalingkan wajah. "Sana lo balik!"
"Olivia?" Vanya berjalan mendekati keduanya. Perempuan itu mengerutkan keningnya melihat kedua mata Olivia yang berkaca-kaca. "Kamu gapapa?"
Olivia menepis kasar tangan Vanya yang menyentuh bahunya. Ansel melotot begitu juga dengan Vanya yang nampak terkejut tak menyangka.
"Olivia, gue punya salah apa sama lo?" Olivia muak melihat wajah Vanya hingga tanpa sadar dia menampar Vanya. Olivia hilang kendali.
"Vanya ... a-aku—" Olivia belum sempat meminta maaf Ansel sudah menamparnya, membalas atas perbuatannya pada Vanya tadi. Ansel marah, dia lebih berpihak pada Vanya dibandingkan menghargai perasaan Olivia — istrinya. Ah! Mungkin di mata Ansel, Olivia hanyalah selingkuhannya.
Olivia merasakan pipinya berdenyut sakit, rasanya kebas. Olivia menunduk bahkan wajahnya tertutup helaian rambutnya. Perempuan itu menangis tanpa suara.
Gading yang menyaksikan keributan itu segera keluar dari tempat persembunyiannya dan menghajar Ansel.
"Bangsat!"
🦋🦋🦋
Di dalam taksi Olivia terisak. Ansel benar-benar menyakiti perasaannya. Tidak seharusnya Olivia datang ke rumah Vanya, itu sama saja dia melukai hatinya lebih dalam lagi. Dan seharusnya Olivia tidak berharap Ansel akan mengejar dan meminta maaf kepadanya. Nyatanya Ansel tidak perduli kepada Olivia.
Gading juga terdiam di sampingnya. Cowok itu menatap Olivia dengan iba.
"Gading ..."
"Hm?" Cowok cuek itu kini menjadi perhatian, dia memberikan tisu untuk Olivia.
"Lap, dulu ingus lo."
Olivia mengerucutkan bibirnya, malu.
"Gading, janji ya jangan ceritain hal ini ke siapapun apalagi ke temen-temennya Ansel yang lain. Mereka ga boleh tau kalau sebenarnya aku sama Ansel itu udah nikah."
Ingin sekali Gading menolak permintaannya namun Gading tidak berhak.
"Gading tadi mukul Ansel karena marah dia udah nyakitin aku atau karena kamu cemburu Vanya jadi milik Ansel?"
Gading berdehem. "Karena dia brengsek. Gue malu punya temen kaya dia."
Olivia tersenyum. "Gading, kalo kamu suka sama Vanya rebut aja dia dari Ansel. Gapapa kok."
"Itu sama aja gue ga ada bedanya sama suami lo," ucap Gading.
"Aku tau perasaan kamu sekarang. Kamu pasti sakit hati banget. Kalo kata Rara, ini namanya kasus di tikung temen sendiri. Emang iya?"
Gading mengusap wajahnya lelah. Olivia ini makin lama makin banyak bicara.
"Vanya, cantik ya?" Gading menoleh cepat pada Olivia. Perempuan itu.. sedang tidak percaya diri.
"Wajar Ansel suka banget sama dia. Waktu pertama kali aku ketemu sama dia aja, aku merasa minder," Olivia bercerita.
"Cewek ga pantes membandingkan dirinya dengan orang lain. Karena menurut gue semua cewek itu memiliki keunikan dan daya tarik masing-masing," ujar Gading mengeluarkan persepsinya.
"Gading, kalau cowok ngajak nikah ke sahabatnya sendiri itu kenapa ya?" pertanyaan Olivia lantas membuat Gading melotot kaget di tempatnya. Perempuan di sampingnya ini pura-pura ga tau atau memang ga tau?
"Ada yang ngajak lo nikah?"
"Ada."
"Siapa?"
"Damar."
Gading menyeringai. Tangan kirinya mengepal di balik saku jaketnya. Gue akan buat lo menyesal, Ansel.
A.N.S.E.L.A.L.E.X.I.A

KAMU SEDANG MEMBACA
ANSELOVIA
Romance❗ PERUBAHAN ALUR CERITA ❗ BAGIAN Tigerangers || Spin of story RAJA BUMI | °°° Kita tidak saling mengenal namun semesta mempersatukan kita. Disaat perasaan menolak namun takdir tidak bisa di tolak. "Gue cinta perempuan lain tapi gue benci lo deket sa...