CEMBURU?

1K 36 0
                                    

Ansel menyampirkan tas di sebelah pundaknya. Dengan kedua tangan yang masuk kedalam saku celana abu-abunya, Ansel berjalan seorang diri di lorong sekolah yang sepi. Pagi pagi sekali, cowok itu sudah berangkat sekolah untuk menghindari permintaan dari mamahnya.

Setelah Ansel dijodohkan dan bertunangan dengan Olivia, Ika menjadi sering menyuruh Ansel untuk antar jemput Oliva sekolah. Tentu saja, Ansel menolaknya.

Notifikasi chat di handphone membuat Ansel kesal dan mengumpat. "Fuck!"

Olivia
Kata mama aku nanti malam
keluarga kamu di undang
makan malam keluargaku.

Ansel hanya membaca, tidak ada niatan untuk membalas sekedar kata 'ok'. Ansel menaiki anak tangga yang menghubungkan ke lantai dua, kedua netra matanya menatap sosok murid laki-laki dengan slayer hitam yang terikat dilengan kirinya. Murid laki-laki itu berjalan menuju lapangan basket indoor.

Suara pantulan bola basket menyambut kedatangannya. Hanya ada Ansel dan dia di lapangan ini.

"Lawan gua dong!" tantang Ansel membuat murid laki-laki itu menoleh.

"Siapa takut!?" balasnya.

Ansel melemparkan tas hitamnya ke tepi lapangan. "Batas poin sampai tiga, siapa yang cetak tiga poin dia pemenangnya."

"Kalau gua menang, jaminannya apa?"

"Kita buat kesepakatan, gimana?"

"Kesempatan apa?"

"Kalau gua menang lo harus kembali ke Tigerangers, tapi kalau lo kalah itu hak lo mau kembali lagi atau nggak."

"Deal!!"

Ansel tersenyum miring. "Udah lama juga gua ga main basket sama lu,"

"Gausa banyak bacot!" ucap siswa itu mulai mendribble bola. Permainan dimulai darinya, Ansel mencoba untuk merebut bolanya namun lawan mainnya ini sangat pandai bermain taktik.

Sang lawan melakukan lay up hingga dia mencetak satu poin membuat Ansel mendesis. Ansel berhasil merebut bola basket itu, ia melakukan gerakan set shoot. Skor satu sama membuat kedua saling melemparkan smirk.

Poin kedua di menangkan oleh sang lawan, Ansel mendribble bola saat ia akan melakukan gerakan shooting, siswa itu berhasil merebut bola dan membuat Ansel terkecoh.

Dan hap!

Poin ketiga dimenangkan oleh siswa itu. Skor satu - tiga.

Ansel terduduk dengan nafas yang terengah-engah. "Jago juga," puji Ansel.

"Lawan lo salah, masa anak buah ngelawan kapten," ejek dia.

"Sialan lo!" Ansel terkekeh kecil, "Lo gamau kembali lagi ke Tigerangers, Ja?"

Siswa itu Raja Bumi, mantan dari ketua Tigerangers. Raja terlihat menghela nafas kemudian menggelengkan kepala.

"Enak banget lo ninggalin tanggung jawab terus ngalihin ke gua," ujar Ansel.

"Gua bukan ninggalin tanggung jawab," ucap Raja melenggang pergi namun ucapan Ansel membuat langkahnya terhenti.

"Tanggung jawab tetap tanggung jawab, Raja Bumi!!" seru Ansel.

Raja berbalik badan, menyeringai sedangkan Ansel terus menyorotnya dengan penuh arti. "Keputusan tetap keputusan. Gua bukan ninggalin tanggung jawab, Ansel Alexia. Nanti juga kebenaran akan terungkap."

🦋🦋🦋

"Udara siang ini panas ya?" tanya Agam melirik pada Ansel yang terdiam memperhatikan Gading dan Vanya sedang mengobrol berdua di meja depan.

ANSELOVIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang