Di tengah kesenangan teman-temannya, si tuan pemilik rumah malah diam termenung. Pikiran Ansel dipenuhi oleh Olivia. Ansel cemas jika cowok yang bernama Damar itu melakukan hal yang tidak senonoh pada Olivia. Walaupun Ansel tidak menyukai Olivia, dia tetap tidak mau dan tidak rela jika 'milik'nya direbut orang lain.
"Mikirin apa lo?" tanya Raja ikut duduk di samping Ansel.
"Ga mikirin apa-apa," elak Ansel.
Raja mengeluarkan kepulan asap dari mulutnya. "Kenapa ga gabung?"
"Gue gamau mabuk,"
"Kalau lo mabuk tenang aja ada gue! Gue ga bakal mabuk."
"Bullshit banget lu!" Raja tertawa.
"Jangan banyak-banyak lo, Gam. Entar mabuk gua gamau tanggung jawab," ujar Ansel, melihat Agam sudah menghabiskan satu botol wine.
Ansel tertawa kecil membuat Raja menatap horor padanya. "Heh!" cowok itu menyenggol bahu Ansel. "Lu mabuk atau kesurupan?"
Ansel tertawa menunjuk Rey dan Gading yang ikut berjoget ria. "Lihat buku lagi joget asik juga."
Raja ikut tertawa. "Kaget gua waktu lihat si Rey sama Gading ikutan, tumbenan kan mereka berdua berbaur."
"Itu gapapa si Rey minum?"
"Biarin dia mabuk, suruh ngerasain."
"Parah sih, sesat."
Raja terkekeh. "Itu si Olivia, nginap sama cowok itu? Mereka pacaran?"
"Iya kali, ga tau juga."
"Masa lo diem aja. Olivia itu sepupu cewek lo, masa lo ga larang, kalo tuh cowok macem-macem gimana?" ucapan Raja membuat Ansel tanpa sadar mengepalkan tangannya.
"Ya lo tau lah, cowok zaman sekarang ga ada yang bener kaya lo sama gue contohnya," lanjut Raja.
Ansel meraih gelas berkaki panjang berisi wine lalu meneguknya hingga habis. Melihat itu Raja tersenyum puas. "Minum habisin biar ga emosi," kata Raja.
Suara pecahan gelas memenuhi ruangan itu, Rey yang sudah kehilangan kesadaran tanpa sengaja menjatuhkannya. Raja cepat-cepat membersihkan pecahan itu.
"Nyusahin juga ya lu, Rey!" gerutu Raja sedangkan Rey sudah tepar disofa. Seusai membereskannya, Raja membangun satu-satu persatu teman-temannya.
"Ding, ayo gua anter balik." Raja menarik tangan Gading membuat Gading berdiri dengan tubuh yang sedikit sempoyongan.
Pintu apartemen terbuka menampakkan Bima dan Rafa yang baru saja datang sesuai dengan timingnya.
"Astaghfirullah!" ucap Bima melihat kondisi teman-temannya. "Ternyata gue salah pergaulan ya selama ini."
"Si Rafi kerjaannya cuma nyusahin gue!" gerutu Rafa merangkul pundak Rafi, membawanya pulang ke rumah.
"Bim, lo anterin si Alfan sama si Agam ke markas." perintah Raja.
"Nyusahin gue dasar!" gerutu Bima menarik kaki Agam dan Alfan sebelah-sebelah. Raja melihat itu langsung menegurnya.
"Gitu-gitu juga mereka temen lu." Bima terkekeh.
"Maaf ya Agam, Alfan. Ga sakit' kan?" Bima merangkul Alfan dan Agam, membawa kedua cowo mabuk itu ke mobilnya.
"Heh Ansel!" panggil Raja.
Ansel berdehem. "Tolong bawa si daniel ke mobil gue." Dalam keadaan tipsy, Ansel menyeret Daniel keluar. "Ayo balik-balik!"
🦋🦋🦋
S
ekarang pukul satu dini hari, Olivia mengendap-endap keluar dari apartemen Damar. Olivia menatap tak percaya kondisi apartemennya. Sangat kacau dan berantakan, penuh sampah bekas makanan serta bau alkohol, rokok. Olivia menyemprotkan minyak wanginya ke seluruh ruangan.
"Ih ini apa?" Olivia memegang jijik vape milik Raja yang tertinggal diatas meja. Gadis itu harus bekerja di malam hari- menyapu, mengepel, cuci piring.
Olivia masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian dengan piyama namun Ansel membuka pintu tanpa mengetuk, dia melihat Olivia tidak memakai baju.
Ansel tersenyum miring, berjalan mendekati Olivia, sedangkan gadis itu hanya terdiam membeku seolah Ansel sudah mengunci pergerakannya. Tubuh Olivia memanas dalam sekejap saat Ansel memeluk pinggang dan mengecup singkat kedua bahunya.
"Ansel ... aku mau pake baju dulu." gadis itu mendorong bahu Ansel akan tetapi Ansel malah semakin mempererat pelukan di pinggangnya. Tubuh mereka saling bersentuhan.
"Gue harus ngerasain apa yang udah dia rasain sama lo," Ansel mendorong tubuh Olivia ke kasur, disaat Olivia hendak bangun Ansel lebih dulu menahannya.
"Enjoy Olivia."
🦋🦋🦋
Ansel merenggangkan otot-otot tubuhnya. Kedua matanya menyipit karena silau matahari yang menembus jendela kamarnya. Ansel beranjak turun dari kasur, memungut bajunya yang berserakan dilantai dan melangkah menuju kamar mandi.
"Loh kok ke kunci?" Ansel memutar-mutar knop pintu kamar mandi namun tetap tidak bisa. Dia menempelkan telinganya ke pintu dan terdengar suara gemericik air.
Ansel melangkah mundur saat Olivia keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah melekat di tubuhnya. Olivia berlalu pergi begitu saja tanpa menatap wajah Ansel, membuat Ansel terheran-heran.
"Tuh cewek mood paginya anjlok banget padahal gue hari ini lagi seneng. Kenapa ya?"
A.N.S.E.L.A.L.E.X.I.A

KAMU SEDANG MEMBACA
ANSELOVIA
Romance❗ PERUBAHAN ALUR CERITA ❗ BAGIAN Tigerangers || Spin of story RAJA BUMI | °°° Kita tidak saling mengenal namun semesta mempersatukan kita. Disaat perasaan menolak namun takdir tidak bisa di tolak. "Gue cinta perempuan lain tapi gue benci lo deket sa...