Hai semuanya, setelah sekian lama, akhirnya sekuel dari Pacarku Presiden Mahasiswa di publish juga. Sebelum membaca, aku mau kasih tahu kalau Hai Pandu... ini atau lanjutan dari PPM, mengikuti alur dari novel. Cerita Pacarku Presiden Mahasiswa, banyak banget perbedaanya, terutama dari kandungan makna dan edukasinya yang tentu lebih banyak didapatkan di versi novelnya.
Yang masih belum punya novel Pacarku Presiden Mahasiswa, bisa di dapatkan di toko online blackswan book dan toko online lainnya. Novel Pacarku Presiden Mahasiswa juga sudah tersedia di seluruh Gramedia di Indonesia.
Jangan lupa ramaikan vote dan komennya, biar aku semangat updatenya.
Happy reading
***
Langit jingga perlahan merubah warnanya menjadi gelap, Airin melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan hampir pukul tujuh malam. Sudah kurang lebih dua jam Airin bersama teman-temannya mengerjakan tugas kelompok, tapi untunglah sudah selesai dan tinggal di print saja.
"Rin, lo pulang sama siapa?" tanya Gavin yang kebetulan satu kelompok dengan Airin. Walaupun hubungan mereka sudah berakhir dan Airin kembali dengan Pandu, tapi pertemanan Airin dengan Gavin masih tetap terjalin. Lagian sekarang Gavin sudah punya cewek lagi, namannya Adinda, mahasiswi dari jurusan akuntansi.
Airin melihat hapenya, ragu untuk menghubungi Pandu, takutnya Pandu sedang sibuk di rumah sakit. Ya, setelah wisudah, Pandu melanjutkan tahap selanjutnya yaitu mengikuti koas. "Aku sama ojol aja deh Vin."
"Nggak mau hubungi Bang Pandu dulu?" tanya Gavin lagi.
Airin tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. "Nggak deh Vin, takut Bang Pandu lagi sibuk."
"Bang Raffael nggak bisa jemput lo, emang?"
"Nggak usah Vin, aku udah bisa pulang sendiri kok. Lagian Bang Raffael pasti baru pulang kerja, kasihan," tutur Airin.
"Gue antar lo pulang gimana?" tawar Gavin, tidak ada maksud yang lain, hanya sekedar menawarkan tumpangan.
"Nggak enak sama Adinda, Vin."
"Oh, yaudah deh," kata Gavin.
Baru saja Airin mau memesan ojol, sebuah notifikasi panggilan terlihat di layar hapenya, sekilas Airin langsung tersenyum melihat nama kontak yang memanggil.
"Nggak diangkat?" tanya Gavin dan Airin mengangguk.
"Assalamualaikum, Kak," ucap Airin.
"Waalaikumsalam, kamu masih di café kan?" tanya Pandu diseberah sana.
"Iya masih kak, ini mau pulang," jawab Airin.
"Kamu tunggu di sana bentar ya. Aku hampir sampai."
"Kakak mau jemput aku?"
"Iya sayang, aku jemput kamu ya."
Pipi Airin langsung merona sewaktu Pandu mengatakan sayang kepadanya, entahlah, sekarang Pandu makin hari makin manis saja. Dan tentu Airin sangat menyukainya.
"Kenapa tiba-tiba diam? Hmmm? Merah ya pipinya?"
"Ih Kak Pandu, iya Airin tunggu ya."
"Kamu sama siapa di sana?"
Airin menoleh menatap Gavin. "Sama Gavin kak. Mmm kakak nggak marah kan?" takutnya Pandu malah mikir yang nggak-nggak.
Terdengar suara kekehan kecil dari telpon. "Sejak kapan aku bisa marah sama kamu. Yaudah, bilang sama Gavin, tungguin di sana sampai aku datang ya. Untunglah ada Gavin di sana, aku takut kamu kenapa-kenapa kalau sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Pandu (SEKUEL PACARKU PRESIDEN MAHASISWA 2)
Teen FictionPerjalanan hubungan yang juga belum usai. Waktu demi waktu, tingkatan demi tingkatan, masalah demi masalah sudah usai mereka lalui. Namun bagi Airin, Pandu tetaplah Pandu, lelaki manis yang selalu memperlakukannya dengan begitu spesial. "Kak, kenapa...