Tidak tahu kenapa, walaupun acara pertunangan ini tidak dibicarakan terlebih dulu kepadanya, Airin tidak mampu untuk menyembunyikan hamparan bunga yang sekarang berterbangan di dalam dadanya. Terlihat sekali, Airin ketika sampai di rumah dan masuk ke kamarnya masih senyam-senyum beberapa kali. Terlebih lagi Airin memandangi foto dirinya dengan Pandu saat mereka awal berpacaran. Airin tidak menyangka, kalau hubungannya dengan Pandu bisa bertahan sejauh ini.
Airin masih ingat betul, bagaimana dirinya dan Pandu ketika bisa jadian. Pandu ketika itu sampai meminta izin kepada kedua abangnya untuk menjadikannya pacara. Untung saja, karena abangnya sudah tahu bagaimana Pandu, jadi Abang Farrel dan Abang Raffael sudah sangat percaya sama Pandu, kalau dia akan menjaganya dengan baik.
Dulu Airin sering diajak pacaran sama kakak kelas saat baru menjadi siswa baru di sekolahnya, namu tidak satupun diantara mereka yang ia terima, karena pasti kedua abangnya nggak akan suka. Hanya saja, dulu Pandu cukup sabar menunggunya untuk memberika jawaban, iya atau nggak untuk ajakan pacaran dari Pandu. Sampai akhirnya Airin menerima Pandu saat bermain bersama-sama anak-anak jalanan di bawah hujan lebat.
"Kak Pandu," panggil Airin di tengah hujan yang membasahi tubuh mereka.
Karena dipanggil Airin, Pandu membuka matanya dan menata kedua mata Airin. "Iya Rin, kenapa?" tanya Pandu.
"Aku sudah punya jawaban untuk ajakan kakak yang kemarin." Airin menjeda ucapannya sejenak dan hal itu membuat detak jantung Pandu tiba-tiba tersentak. Pandu langsung mengerti kemana arah ucapan Airin yang barusan.
Pandu antara siap dan nggak siap sekarang ini menunggu jawaban Airin. Jujur saja, Pandu tidak siap jika Airin memberikan jawaban, kalau dia tidak bisa menerima ungkapan perasannya yang kemarin. Saking nggak siapnya, Pandu saat hujan yang mengguyur badannya, sampai lupa untuk bernapas dengan normal.
"Aku mau jadi pacarnya Kak Pandu," ungkap Airin yang langsung membuat Pandu terdiam seraya mencerna dengan baik apa yang dikatakan oleh Airin barusan.
Pandu harus memperjelasnya. Ia tidak ingin kalau apa yang disampaikan Airin, membuatnya malah salah paham. "Airin, tadi kamu bilang apa?" tanya Pandu.
Airin tersenyum dengan melangkahkan kakinya untuk mendekati Pandu, dan sekarang jarak keduanya hanya diperkiran tiga jengkal saja. "Aku suka sama Kak Pandu, suka banget, dan aku mau jadi pacarnya Kak Pandu."
Seketika perasaan Pandu langung legah selegah-legahnya, sampai iapun tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca. Pandu memegang wajah Airin dengan kedua tangannya menatap Airin dengan perasaan cinta yang tulus. "Jadi kita sekarang pacaran?" tanya Pandu dan Airin mengangguk. "Makasih Airin, makasih kamu sudah mau menerima perasaan kakak." Pandu sangat bahagia hari ini, saking bahagianya, Pandu benar tidak peduli dengan cuaca yang semakin memburuk. Langit yang hujan, tapi rasanya bagi Pandu, sekarang ini dia berada di bawah pelangi yang indah.
"Kak, kayaknya kita harus berteduh deh. Soalnya sudah petir," tutur Airin sambil terkekeh kecil.
Bisa dibilang, masa SMA cukup indah itu karena adanya Pandu, coba kalau nggak ada Pandu, pasti masa SMAnya Airin akan sama aja dengan dirinya waktu di SMP yang sering dibully, sampai prestasinyapun ikut menurun karena tekanan dari mereka yang membullynya waktu itu.
Di tengah Airin mengingat masa-masanya dengan Pandu, ada suara dari luar kamarnya yang mengetuk pintu. Karena nggak mau orang yang di luar menunggu, Airin segera beranjak dari kasurnya dan membukakan pintu. Dan ternyata, orang yang mengetuk pintu kamarnya dijam malam ini adalah Abangnya Raffael. "Iya bang, ada apa?" tanya Airin sambil memperhatikan pakaian yang digunakan Raffael yang masing memakai baju kantor. Airin lihat jam yang ada di dalam kamarnya, sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. "Abang baru pulang kerja?" tanya Airin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Pandu (SEKUEL PACARKU PRESIDEN MAHASISWA 2)
Teen FictionPerjalanan hubungan yang juga belum usai. Waktu demi waktu, tingkatan demi tingkatan, masalah demi masalah sudah usai mereka lalui. Namun bagi Airin, Pandu tetaplah Pandu, lelaki manis yang selalu memperlakukannya dengan begitu spesial. "Kak, kenapa...