Hai, aku update lagi. Jangan lupa ramaikan setiap paragrafnya ya dan jangan lupa juga untuk share cerita ini ke teman-temannya.
Happy reading
***
Astra tadi bilang dia lagi di restauran korea, agak membutuhkan waktu yang lama dulu berkekeling mencari tempatnya, karena malnya juga mal baru, jadi Pandu dan Airin beberapa kali juga bertanya ke orang-orang. Akhirnya restauran yang mereka cari ketemu juga, tepatnya di lantai tiga. Mal ini sangat besar, arsitektur dari bangunannya juga megah, dari lantai tiga, pengunjung bisa menonton acara panggung yang diisi oleh anak SMA, sepertinya sedang ada acara pensi.
"Airin baru tahu ada mal baru," ucap Airin melihat sana kemari.
"Kakak juga," ucap Pandu.
"Kalau kakak sih wajar nggak tahu, orang Kak Pandu Cuma satu kali setahun ke luar dari rumah sakit," celetuk Airin terkekeh kecil.
"Dasar." Pandu memegang tangan Airin. "Ayo, mereka di restauran depan," kata Pandu dan Airin mengangguk.
Pandu dan Airin akhirnya menemukan mereka, kebetulan sekali Astra dan Laras duduknya dibagian luar, jadi Pandu langsung terlihat oleh mereka sedang berjalan menuju ke arah mereka.
"Pandu," panggil Astra melambaikan tangannya. "Sini," ajak Astra.
"Ini cewek lo Ndu?" tanya Laras ramah.
"Iya," jawab Pandu. "Airin kenalin ini teman-teman kakak yang di rumah sakit, kita satu tempat koas."
Airin tersenyum menyapa mereka. "Hai kak, aku Airin."
"Hai, gue Astra."
"Gue Laras," sapa Laras. "Cantik ya, pantasan Pandu sampai segitu sayangnya sama kamu."
"Sayang bukan karena hanya cantik aja Ras, kita sebagai cowok lihat cewek nggak hanya lihat parasnya doang, tapi dari cara dia memandang orang lain, intelektualnya dan yang paling penting itu apa Ndu?" Astra melempar pertanyaan kepada Pandu.
"Hati dan kitanya merasa nyaman, " jawab Pandu.
"Nah itu! Cewek cantik banyak,di mal ini, dari tadi gue juga lihat yang cantik-cantik kali. Tapi kalau dipikir, apa cantik itu yang buat kita nyaman? Nggak kan?"
"Masa sih, cowok lihat cewek nggak dari cantiknya doang? Gue masih berpikir itu sesuatu yang munafik kalau cowok nggak mandang fisik dari cewek," ucap Laras.
"Ini ya Ras, gue kasih tahu rahasia dari cowok. Jujur, setiap cowok pasti kalau ditanya, eh dia cantik kan? Ya pasti kalau cantik, dia jawab cantik. Tapi apa itu sudah bisa dijadikan tolak ukur cowok suka sama dia? Nggak kan?"
"Tapi kan good looking selalu jadi pusat perhatian," tutur Laras.
"That true, memang yang lebih cantik selalu menjadi pusat perhatian. Tapi Ras, kalau para cowok udah sering melakukan interaksi atau komunikasi dengan dia, dan merasa nih cewek nggak tahu apa-apa, diajak ngobrol tentang hal apapun nggak pernah nyambung, dan cara pandangnya ke seseorang terlalu sempit, kita pasti mikir, nih cewek dungu banget, seolah cantiknya ini cuma sebagai pajangan doang kata kasarnya. Cantik itu cuma sekali, yang kesekian kalinya udah nggak cantik lagi."
"Tapi Airin selalu cantik di mata gue," bantah Pandu.
"Ish lo memang udah bucin sama cewek lo, sialan!" umpat Astra.
"Kalau benar apa yang dikatakan Astra tadi, lalu apa yang buat lo suka dan bertahan lama sama Airin sih, Ndu?" tanya Laras. "Maaf mungkin gue lancang nanyain ini, tapi gue benar mau lihat, apa yang dikatakan Astra tadi memang benar. Siapa tahu, bisa ngubah cari pikir gue tentang cowok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Pandu (SEKUEL PACARKU PRESIDEN MAHASISWA 2)
Teen FictionPerjalanan hubungan yang juga belum usai. Waktu demi waktu, tingkatan demi tingkatan, masalah demi masalah sudah usai mereka lalui. Namun bagi Airin, Pandu tetaplah Pandu, lelaki manis yang selalu memperlakukannya dengan begitu spesial. "Kak, kenapa...