Kota Tua

13.5K 1.7K 290
                                    

Halo semuanya, selamat malam Minggu. Malam ini Hai Pandu update ya.

Sebelum baca, pastikan kalian udah follow akun ini dan akun Instagram aku Mairisa elvia18, biar nggak kehilangan info.

*Selamat Membaca*

***

Aisyah memanggil Anin beberapa kali, namun tidak disahut sama sekali. "Bu," panggil Aisyah sambil memegang tangan Anin, barulah Anin tersadar.

"Iya bu?" respon Anin masih terlihat bingun.

"Ibu tidak apa-apa?" tanya Aisyah.

"Tidak apa-apa bu. Hanya saja saya teringat anak saya yang di kampung," alibi Anin, ia masih tidak percaya Pandu sudah mempunyai kekasih, tapi kenapa Alista tidak mengatakan apapun tentang hal ini? dan Pandu, dia terlihat sangat peduli kepada Alista, bahkan Pandu yang menjemputnya ke bandara dan waktu bapaknya Alista meninggal, Pandu juga ikut bersama Alista. Jadi hubungan mereka hanya sekedar teman biasa?

"Iya sih, saya mengerti, ibu pasti juga rindu dengan anak-anak ibu yang di rumah. Saya kalau jadi ibu nggak bakal tahan pisah lama-lama sama anak bu, dulu itu Pandu juga lulus loh kedokteran di korea, tapi Pandu nggak jadi ambil, padahal saya sudah kasih izin. Mungkin karena nggak tega ninggalin saya kali ya bu."

Padahal Pandu itu lelaki yang sempurna menjadi pendamping Alista, mereka sama-sama pintar dan juga sangat serasi, tapi bagaimana bisa Pandu malah menjalin hubungan dengan perempuan lain?

Di tengah obralan mereka, Pandu datang mengheningkan perbincangan mereka.

"Assalamualakum bunda," salam Pandu lalu menyalami tangan Aisyah, "udah lama nungguin Pandu ya bun?" tanya Pandu.

"Lumayan, tapi untunglah ada mamanya Alista yang nemanin bunda."

Pandu juga melihat kehadiran mamaknya Alista, ia juga menyalami Anin. "Assalamualaikum, Bu," ujar Pandu.

Anin tersenyum ramah. "Waalaikumsalam."

Pandu lalu mengambil duduk di dekat bundanya.

"Kamu hari ini bisa pulang kan?" tanya Aisyah.

"Bisa bun, sore nanti Pandu bisa pulang."

"Bagus sekali, berarti habis ini bunda harus pulang siapin makanan buat kamu. Nanti sekalian ajak Airin makan bersama ya, sudah lama sekali kita nggak makan bareng," ucap Aisyah.

"Nanti Pandu coba hubungin Airin bun," balas Pandu.

Perbincangan Aisyah dengan Pandu membuat Anin semakin penasaran dengan perempuan yang menjadi calon Pandu. Emang seperti apa perempuan itu? Apa lebih cantik dan lebih pintar dari putrinya?

"Bu Anin dan Alista juga boleh ikut gabung, kapan lagi kan main ke rumah kami, ya kan Ndu?" ajak Aisyah.

"Tidak usah bu, yang ado nanti merepotkan," ucap Anin berbasa-basi, sebenarnya ia juga tidak ingin menolak, ia penasaran dengan gadis bernama Airin itu. Dulu waktu wisudah Alista, ia pernah melihat sekilas gadis di dekat Pandu waktu itu, tapi ia tidak lihat jelas karena kondisinya terlalu ramai.

"Tidak merepotkan kok bu, Alista juga sudah tau rumah kami di mana."

"Nanti saya minta Vino untuk menjemput, Bu," ucap Pandu.

Jujur saja, Vino bukan tipe minantu idamannya, dia saja tidak bisa bertanggungjawab sama kuliahnya sendiri, bagaimana bisa ia akan mengambil tanggungjawab yang lebih nantinya. Lagian ia akan malu pada keluaga yang lain jika Vino saja belum wisudah, sedangkan Alista sudah menjadi dokter muda. Walaupun keluarga Vino berada, tapi tetap saja, itu bukan kekayaannya, tapi punya keluarganya. Sedangkan Pandu? Sudah jelas bibit dan bobotnya seperti apa.

Hai Pandu (SEKUEL PACARKU PRESIDEN MAHASISWA 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang